Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
INDOZONE.ID - Kekeringan terburuk yang pernah tercatat telah menurunkan permukaan air sungai-sungai di Lembah Amazon ke tingkat terendah yang pernah ada, bahkan dalam beberapa kasus mengeringkan dasar sungai yang sebelumnya dapat dilayari.
Solimoes, salah satu anak sungai utama Sungai Amazon yang bersumber dari pegunungan Andes di Peru, telah mencapai titik terendah yang pernah tercatat di Tabatinga, kota Brasil yang berbatasan dengan Kolombia.
Lebih jauh ke hilir di Tefé, cabang Sungai Solimoes telah mengering sepenuhnya, seperti yang dilaporkan oleh seorang reporter Reuters yang melakukan pengamatan udara di atas sungai tersebut pada hari Selasa (5/11/2024).
Danau Tefé di dekatnya, yang tahun lalu menyaksikan lebih dari 200 lumba-lumba air tawar mati akibat kekeringan, juga telah mengering, mengakibatkan lumba-lumba merah muda yang terancam punah kehilangan habitat favorit mereka.
Di Samudra Pasifik Ekuator, terdapat arus udara dari timur ke barat yang memengaruhi Hutan Hujan Amazon. Faktor lainnya adalah pemanasan air di Samudra Atlantik tropis utara, yang menciptakan angin dari utara ke selatan di seluruh bioma. Arus udara ini menghambat pembentukan awan hujan.
Perubahan iklim dan peningkatan penggundulan hutan menjadi faktor utama penyebab kekeringan. Selain itu, pola cuaca El Niño, yang menyebabkan pemanasan perairan Samudra Pasifik di lepas pantai Amerika Selatan, kali ini berlangsung lebih kuat dan lebih lama, sehingga meningkatkan suhu di wilayah Amazon.
Kekeringan kritis yang terjadi untuk tahun kedua berturut-turut telah mengeringkan sebagian besar vegetasi di Brasil dan memicu kebakaran hutan di sejumlah negara Amerika Selatan, menyelimuti kota-kota dengan awan asap.
Di Tefé, ketinggian sungai berada 2,92 meter di bawah rata-rata pada periode yang sama tahun lalu dan diperkirakan akan terus menurun hingga mencapai titik terendah yang pernah ada.
Di Manaus, kota terbesar di Amazon dan tempat bertemunya Sungai Solimoes dengan Rio Negro yang membentuk Sungai Amazon, permukaan air Rio Negro mendekati rekor terendah yang tercapai pada Oktober tahun lalu.
“Tahun lalu, situasi ini terjadi pada bulan Oktober,” ujar seorang pemimpin adat Kambeba. “Tahun ini, kekeringan semakin parah.”
Renato Senna, seorang ahli iklim di Institut Nasional Penelitian Amazon Brasil, menyatakan bahwa kekeringan yang belum pernah terjadi selama dua tahun berturut-turut ini akan sulit diatasi hanya dalam satu musim hujan.
"Kami pikir tahun 2023 adalah tahun yang buruk, tetapi tahun 2024 jauh lebih buruk," katanya.
Menurut keterangan warga setempat, kekeringan ini berdampak pada aktivitas sehari-hari mereka sehingga mereka tidak bisa menjalankan kegiatan seperti biasa. Kini, perjalanan ke kota membutuhkan waktu 20 hingga 30 menit: pertama menyeberangi pantai yang baru terlihat, kemudian melalui jalan setapak yang kering dan rusak, berkelok-kelok melewati pepohonan tinggi yang hampir tenggelam oleh sungai.
Akibat minimnya curah hujan, pantai-pantai besar dan gundukan pasir muncul di Sungai Amazon dan anak-anak sungainya.
Di negara bagian Amazonas, yang hanya memiliki sedikit jalan raya utama, sungai merupakan jalur penting untuk mengangkut makanan, air minum segar, dan berbagai kebutuhan perdagangan. Lebih dari 60 kotamadya telah mengumumkan keadaan darurat akibat kekeringan ini.
Kekeringan ini juga berdampak buruk pada harga pangan. Di pasar ikan terbesar di Manaus, seorang pedagang bernama Dantas Abreu menjual salah satu ikan terbesar di Amazon, pirarucu.
Ia menyebutkan bahwa biaya produksinya melonjak sekitar 25%, dan memperkirakan telah kehilangan sekitar setengah dari pelanggannya.
Ketinggian air di Amazon Brasil memang selalu naik dan turun pada musim hujan dan kemarau, tetapi musim kemarau tahun ini jauh lebih parah dari biasanya.
Baca Juga: Penemuan Spesies Baru Anaconda Hijau di Sungai Amazon, Benarkah Beratnya Lebih Besar dari Manusia?
Semua sungai utama di lembah Amazon kini berada pada tingkat kritis, termasuk Sungai Madeira, anak sungai terpanjang di Sungai Amazon.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters