INDOZONE.ID - Jarang diketahui, bahwa di balik pegunungan rindang dan hutan hijau yang ada di Kabupaten Pangandaran – Jawa Barat, tersembunyi sebuah warisan bersejarah yang menyimpan kisah panjang peradaban.
Dinobatkan sebagai terowongan terpanjang, Terowongan Wilhelmina merupakan saksi bisu perkembangan infrastruktur pada masa kolonial Belanda yang terletak di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran – Jawa Barat.
Sebuah terowongan yang dibangun pada tahun 1914 kemudian diresmikan pada tahun 1924, Terowongan Wilhelmina merupakan bagian penting dari jalur kereta api Banjar-Cijulang.
Nama Wilhelmina ini diambil dari nama Ratu Belanda yaitu Ratu Wilhelmina Helena Pauline Maria, sebagai bentuk penghormatan atas dukungannya terhadap proyek pembangunan terowongan ini.
Proses pembangunan terowongan ini tentu saja tidak mudah, mengingat lokasi Terowongan Wilhelmina tidak cukup jauh dari lokasi pantai. Para pekerja harus menggali melalui bebatuan yang keras, menghadapi tantangan alam yang ekstrim bahkan mengatasi berbagai kendala teknis.
Namun, dengan semangat yang tinggi, proyek pembangunan terowongan ini akhirnya berhasil diselesaikan. Terowongan Wilhelmina tidak hanya memiliki nilai sejarah yang tinggi, tetapi juga memiliki fungsi strategis.
Pada masanya, terowongan ini berperan penting dalam menghubungkan berbagai wilayah di Jawa Barat, memudahkan transportasi barang dan manusia, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun seiring berjalannya waktu, jalur kereta api Banjar-Cijulang semakin ditinggalkan dan akhirnya ditutup pada tahun 1982.
Penutupan jalur ini otomatis membuat Terowongan Wilhelmina kehilangan fungsinya sebagai sarana transformasi. Meskipun begitu, keindahan dan keunikan terowongan ini tetap menarik minat para penjelajah sejarah dan fotografer.
Baca Juga: Tradisi Lamaran Unik di Turki, Kopi Asin jadi Ujian Cinta
Sebelum ditutupnya Terowongan Wilhelmina ini, banyak keindahan alam yang memukau ditawarkan. Dengan dinding-dinding terowongan yang terbuat dari batu alam menciptakan suasana yang sejuk dan teduh.
Ditambah lagi dengan suara gemericik air yang mengalir di celah-celah batu menambah nuansa alami. Sayangnya setelah lama ditinggalkan, terowongan ini dinilai angker dan mistis.
Dengan suara gemericik menambah suasana tampak seram, apalagi dengan banyaknya hewan-hewan seperti kelelawar bahkan ular yang ada di dalamnya, bahkan dengan suasana dalam terowongan yang lembab dan cukup becek .
Di bagian depan Terowongan Wilhelmina hanya terlihat setitik cahaya yang ada di bagian ujungnya. Terowongan Wilhelmina adalah warisan budaya yang cukup berharga.
Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab untuk melestarikan keberadaan terowongan ini.
Dengan merawat dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar, dapat dipastikan bahwa keindahan Terowongan Wilhelmina dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Berani Mencoba?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wikipedia