Mitos Kutukan Presiden RI di Kediri: Benarkah Membawa Sial?

Ilustrasi kota kediri (foto: U-Report)

INDOZONE.ID - Kota Kediri, Jawa Timur, terkenal dengan berbagai kekayaan sejarah dan budayanya. Di balik pesonanya, kota ini menyimpan sebuah mitos yang cukup menarik perhatian, yaitu mitos tentang kutukan bagi para presiden Indonesia yang berkunjung ke Kediri.

Konon, presiden yang menginjakkan kaki di Kediri akan mengalami kemunduran dalam masa jabatannya, bahkan lengser sebelum masa jabatannya berakhir.

Asal Mula Mitos Kutukan 

Mitos ini konon berawal dari kisah kerajaan Kalingga, Kartikea Singha, suami Ratu Shima, yang menyusun kitab yang terdiri 119 pasal.

Salah satunya berisi kutukan yang menyatakan bahwa siapapun pemimpin yang tidak suci benar dan memasuki wilayah Kediri akan kehilangan tahtanya. Sejak saat itu, mitos ini terus berkembang dan dikaitkan dengan para presiden Indonesia.

Baca Juga: Mitos Kota Kediri yang Keramat Bagi Presiden RI

Mitos ini kemudian dikaitkan dengan beberapa peristiwa di mana presiden Indonesia yang berkunjung ke Kediri, tak lama kemudian harus lengser dari jabatannya, seperti Presiden Soekarno, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Namun, hal ini dikaitkan dengan berbagai faktor politik dan ekonomi yang kompleks, bukan hanya karena mitos kutukan.

Fakta dan Spekulasi

Hingga saat ini, tidak ada bukti kuat yang secara ilmiah menunjukkan kebenaran mitos ini. Faktanya, beberapa presiden Indonesia pernah mengunjungi Kediri tanpa mengalami kemunduran dalam masa jabatannya.

Contohnya, Presiden Soeharto dan Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah berkunjung ke Kediri dan menyelesaikan masa jabatannya dengan penuh.

Baca Juga: Angkernya Kota Kediri, Bikin Presiden Enggan Berkunjung Karena Takut Kutukan!

Mitos kutukan presiden di Kediri adalah sebuah cerita rakyat yang menarik, namun tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Perlu diingat bahwa masa jabatan seorang presiden dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks, bukan hanya karena mitos atau kutukan.

Kutukan ini diyakini masih berlaku hingga saat ini, dan Kediri dianggap sebagai wilayah yang "terlarang" bagi para presiden.