Sabtu, 08 JULI 2023 • 14:50 WIB

Mitos Danau Dendam Tak Sudah di Bengkulu, Kisah Cinta Tak Direstui hingga Munculnya Buaya Buntung

Author

Penampakan Danau Dendam Tak Sudah di Bengkulu yang penuh mitos

INDOZONE.ID - Nama Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) terdengar janggal di telinga, namun begitulah nama danau yang berlokasi di kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu ini.

Danau ini menjadi salah satu spot terbaik untuk melihat sunrise karena posisinya menghadap ke Timur. Tak heran bila pagi-pagi buta danau sudah mulai dipadati pengunjung, terlebih saat weekend.

Danau ini masuk dalam kawasan cagar alam. Luas keseluruhannya mencapsi 559 hektar, dengan luas permukaan 68 hektar. Air danau berwarna hitam, namun aman untuk dikonsumsi.

Sekeliling danau begitu asri ditumbuhi anggrek pensil yang merupakan tumbuhan endemik di DDTS. Selain itu ada pula pohon nipah, pandan air dan teratai.

Baca Juga: Bongkar Mitos Konsumsi Kangkung Bikin Ngantuk: Tak Ada Bukti Ilmiah yang Mendukung

Pada tepi danau terdapat pondok-pondok untuk wisatawan menatap keindahan danau atau sekedar duduk santai sambil menikmati kelapa muda. Sesekali kita juga akan melihat nelayan yang sedang mengayuh sampan melintasi danau.

Ada banyak kisah menarik terkait danau ini. Beberapa diantaranya kisah legenda dan mitos yang santer terdengar.

Cinta Terhalang Restu

Penampakan Danau Dendam Tak Sudah di Bengkulu yang penuh mitos

Penyebutan nama Danau Dendam Tak Sudah dilatari sejumlah kisah di masa lampau. Konon, dahulu kala ada sepasang kekasih yang tidak direstui orang tua.

Karena tidak ingin berpisah, keduanya memutuskan bunuh diri dengan loncat ke danau tersebut dan menjelma menjadi lintah penghuni danau. Mereka terus hidup dengan menyimpan rasa dendam lantaran cinta yang tak kesampaian.

Pengerjaan DAM yang tak rampung

Penampakan Danau Dendam Tak Sudah di Bengkulu yang penuh mitos

Versi lain menyebut asal-usul nama yang tak biasa itu berawal dari pembangunan dam saat Pemerintah Kolonial Belanda berkuasa di Bengkulu. Dam dalam bahasa Belanda berarti bendungan.

Baca Juga: Melihat Ritual Perang Pandan Lebih Dekat, Sebuah Tradisi yang Masih Lestari di Bumi Timur Bali

Pembangunannya untuk mengairi persawahan di sekitarnya. Namun pembangunan tersebut tidak selesai karena kedudukan Belanda digantikan Inggris. Oleh masyarakat setempat disebutlah "Dam Tak Sudah".

Munculnya buaya buntung

Warga sekitar danau yang pernah melihat kemunculan buaya dengan ekor buntung tersebut percaya, bahwa buaya buntung itu akan muncul menjelang perayaan hari besar.

Kemunculan buaya ke permukaan danau juga dikaitkan dengan pertanda akan terjadinya bencana. Konon, pada saat terjadi musibah gempa dahsyat di Bengkulu pada tahun 2000 dan 2007 lalu, beberapa hari sebelumnya buaya buntung dikabarkan muncul kepermukaan danau.

Oleh karena itu masyarakat setempat tiap tahunnya rutin melaksanakan kenduri.

Adanya makam keramat pintu air

Penampakan Danau Dendam Tak Sudah di Bengkulu yang penuh mitos

Menurut cerita masyakat Suku Lembak yang mayoritas berdomisili di sekitar danau, di sekitar danau juga terdapat makam keramat dalam bahasa setempat disebut "Keramat Pitu Ayo" yang berarti Keramat Pintu Air.

Baca Juga: Jalur Wangon-Lumbir Banyumas: Mitos Mistis di Balik Jalur Maut Seribu Tikungan

Sayangnya, nama penghuni keramat tersebut, belum diketahui dengan pasti. Namun diberi julukan "Keramat Sapu Jagat".

Diceritakan, pada zaman penjajahan Inggris, pasukan kolonial sempat gagal menyerbu warga Suku Lembak akibat dihalau oleh Keramat Sapu Jagat. Berdasarkan cerita nenek moyang terdahulu, penghuni keramat ketika itu menurunkan hujan abu sehingga menghalangi penyerbuan.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Z Creators