Boleh percaya atau enggak, warga dua Dukuh di Desa Soropaten, dilarang menikah. Apabila dilanggar, akibatnya bisa fatal. Betulkah demikian?
Z Creator Edelweis Ratushima mencoba menelusuri mitos tersebut kepada sesepuh di Dukuh Nglumbang Dungik, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah.
Menurut legenda, di Kampung Nglumbang Dungik, dulunya ada tokoh pengikut Pangeran Diponegoro. Namanya Mbah Suro Dinonggo.
Tokoh besar ini, sampai sekarang makamnya masih ada dan tergolong unik serta awet.
Nisan atau kijingnya terbuat dari kayu jati yang mempunyai beberapa sulur, mirip belalai gajah. Sehingga masyarakat sekitar memberi nama makam Mbah Gajah. Nisan Mbah Gajah kini bercampur menjadi satu di permakaman umum kampung setempat. Berada sangat dekat dengan permukiman warga.
Fakta lainnya,dalam hari-hari tertentu makam ini banyak dikunjungi orang. Biasanya orang-orang yang ingin hajatnya terkabul. Misalnya ketika ingin mencalonkan diri sebagai kepala desa, masuk ASN (PNS), melamar pekerjaan, dan lain-lain. Kepercayaan seperti ini masih ada.
Tapi enggak ada ritual lainnya di sini. Warga hanya datang dan berdoa sekedarnya. Tidak terlalu lama, apalagi sampai menginap.
Warga dua desa dilarang saling mencinta
Menurut sesepuh setempat, Mbah Waidi Darmo Mulyono (75) yang ia dapatkan dari cerita turun temurun, Mbah Suro Dinonggo adalah pelarian dari Yogyakarta bersama Pangeran Diponegoro.
Mbah Suro Dinonggo akhirnya tinggal di kampung ini beserta keturunannya. Mitos yang masih dipegang teguh oleh masyarakat sekitar adalah dilarangnya warga Dukuh Nglumbang Dungik besanan dengan warga Karanglo. Besanan itu adalah istilah orang Jawa, yang artinya anak kedua belah pihak menjadi pasangan suami istri (pasutri).
Baca Juga: Ini Sosok Dua Siswa SMPN 1 Ciawi Dibully karena Dansa di Sekolah, Prestasinya Mentereng!
Sebagai tokoh yang hebat dan ampuh, Mbah Suro Dinonggo enggak sembarangan mencari besan. Dulunya Mbah Dinonggo mau besanan dengan piyayi (orang) kampung Karanglo.
"Mbah Dinonggo ngendiko, yen kowe isoh nampani pusokoku, kowe lulus dadi besanku (Mbah Dinonggo bilang, kalau kamu bisa menerima senjataku, kamu lulus jadi besanku)," kata Mbah Waidi Darmo Mulyono yang biasa disapa Mbah Darmo, memperagakan.
Kedua tokoh itu bertanding di sebelah timur kampung Randubowo. Ternyata, priyayi Kampung Karanglo itu enggak sanggup menerima pusoko yang berbentuk tombak tersebut. Akhirnya Mbah Dinonggo berkata bahwa sampai kapanpun orang warga Nglumbang Dungik enggak boleh menikah dengan warga Karanglo.
Apabila nekat melangsungkan pernikahan, rumah tangganya akan ditimpa malang dan sial.
Nampaknya sabda Mbah Dinonggo dituruti warga. Sampai sekarang, menurut Mbah Darmo, enggak ada warga yang berani besanan. Tapi mereka tetap bergaul dan berteman.
Letak Kampung Karanglo
Lalu, di mana letak kampung Karanglo? Ternyata jaraknya sangat dekat dari kampung Nglumbang Dungik, hanya bersisihan saja, terpisah jalan raya kampung sekarang. Kampung Karanglo masih satu area dengan Desa Soropaten.
"Mbah Dinonggo lalu besanan dengan Mbah saya yang bernama Mbah Sanadi. Saya keturunan yang ke empat dari Mbah Sanadi," beber Mbah Darmo.
Makam paling unik
Fakta lainnya, makam yang terbuat dari kayu bersulur ini, tergolong langka. Di Klaten, baru satu-satunya yang dimiliki Mbah Gajah ini. Dalam cungkup (rumah kecil untuk menaungi kuburan) ada dua makam yaitu Mbah Dinonggo Kakung dan Mbah Dinonggo Putri.
Dari kacamata Komunitas Pegiat Cagar Budaya (KPCB) Kabupaten Klaten, nisan dari kayu di Dukuh Nglumbang Dungik termasuk kategori yang bermotif unik.
Bila dilihat dari bentuk motifnya, menurut Humas KPCB Hari Wahyudi, nisan Mbah Gajah ini masuk era Mataram Islam di abad 18-19 SM.
"Kalau di Klaten, nisan kayu bersulur jarang baru di Nglumbang Dungik ini. Kalau hanya nisan kayu ditumpuk tetapi enggak bersulur, banyak kami jumpai di Ngabeyan, Bawan, dan Jemawan. Kalau nisan kayu bersulur banyak kami jumpai di wilayah Gunung Kidul, seperti di daerah Ngrawan, Karangmojo, dan Ponjong," kata Hari.
Selain mempunyai makam Mbah Gajah, di Dukuh Nglumbang Dungik juga sering ditemukan benda-benda cagar budaya saat penggalian tanah.
Artikel Menarik Lainnya:
Bangga! Bocah dari Kabupaten Termiskin di NTT Juara Dunia Matematika, Geser Amerika
Video Ferry Irawan Berbaju Tahanan, Bacakan Surat untuk Venna: Abi Cinta dan Sayang Mena
Ferry Irawan Ngaku Semua Penghasilannya Masuk ke Rekening Venna Melinda, Meski Tak Besar
5 Rekomendasi Makanan Khas Blora yang Menggugah Selera, Semua Pakai Daun Jati
4 Fakta Emak-emak Tega Jual Bayi Orang Lain di Medsos, Terciduk Saat COD di Hotel Melati
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: