Kategori Berita
Media Network
Rabu, 26 APRIL 2023 • 13:30 WIB

Filosofi Perahu Sesaji Larungan Kepala Kerbau, Tempat Persembahan saat Ritual Pesta Lomban

Miniatur kapal larung kepala kerbau. (Z Creator/Dedy Setyawan)

Pesta lomban merupakan acara puncak dari pekan syawalan masyarakat Jepara. Kegiatan ini diselenggarakan pada 8 Syawal atau satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Berbagai serangkaian acara bakal digelar, salah satunya adalah larungan kepala kerbau ke tengah lautan.

Pesta lomban juga sering disebut dengan Bodo Kupat lantaran kupat lepet selalu menjadi hidangan yang memeriahkan acara ini. Biasanya, kupat lepet juga disandingkan dengan opor dan sambel goreng sebagai kuliner khas saat lebaran.

Hal menarik lainnya saat pesta lomban, adalah adanya miniatur perahu sesaji yang sudah disiapkan nelayan untuk membawa kepala kerbau dan segala “ubo rampe”.

Tentunya ini bukan sembarang perahu, butuh waktu dan tenaga untuk menyiapkan “miniatur perahu-perahuan” tersebut dengan baik dan penuh filosofi.

Pesanan Leluhur

Miniatur kapal larung kepala kerbau. (Z Creator/Dedy Setyawan)

Miniatur kapal tempat sesaji tersebut mulai disiapkan sejak sebulan terakhir. Ternyata ada makna dan filosofi yang terkandung dalam proses pembuatannya.

Saat tim Z Creators mengunjungi lokasi pembuatannya di Ujungbatu, pada Selasa (25/4/2023), terlihat miniatur kapal sudah hampir jadi. Pembuat kapal pun tengah membersihkannya, dan mempersiapkan sentuhan akhirnya.

Baca juga: Tak Hanya di New York, Ternyata Patung Liberty Juga Ada di Prancis, Ini Fakta Menariknya!

Pembuat miniatur kapal sesaji, Agus Mardika (49) mengatakan pembuatan miniatur tempat sesaji dikerjakan sejak akhir Ramadhan lalu. Miniatur dibuat dengan ukuran panjang 5 meter dan lebar 1 meter.

“Sejak Ramadhan kami sudah mulai merangkainya, beberapa bahan utamanya ada kain putih, bambu apus, sama batang pisang raja, itu wajib. Untuk yang lain hanya pelengkap yang penting tiga unsur itu harus ada di perahu,” kata Agus.

Filosofi Perahu Larungan

Miniatur kapal larung kepala kerbau. (Z Creator/Dedy Setyawan)

Menurutnya, sejak puluhan tahun membuatnya ada tiga bahan pokok yang wajib disediakan untuk miniatur kapal. Tiga bahan ini antaranya kain putih, bambu apus, dan batang pisang raja.

“Saya membuat miniatur kapal ini kurang lebih sudah 20 tahun, memang syarat-syarat tersebut sudah dipesan oleh para leluhur nelayan disini,” imbuhnya.

Agus mengatakan tiga bahan ini memiliki makna tertentu. Seperti kain putih melambangkan ketulusan masyarakat Jepara atas rasa syukur kepada Allah.

Baca juga: Sejarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, Saksi Penyebaran Islam di Indonesia

Kain tersebut ditempatkan menjadi lapisan dasar perahu, yang bermakna bahwa niatan tulus didasarkan pada rasa syukur kepada Allah SWT.

“Ada juga 3 gedebog (red=batang pisang) raja itu diibaratkan rajanya setan, istilahnya makhluk gaib penghuni laut. Lha terus bambu apus itu ibaratnya untuk “nyunduk” batang pisang raja agar “apes” (red=takluk). Intinya agar para penghuni laut bisa tunduk, saat masyarakat nelayan pergi ke laut dan tidak mengganggu manusia saat mengais rejeki,” ungkap Agus.

Agus bercerita sebelum membuat miniatur kapal ini pun pembuat harus melakukan puasa selama tiga hari. Setelah jadi, miniatur ini pun dibawa ke rumah tokoh masyarakat setempat.

Miniatur kapal larung kepala kerbau. (Z Creator/Dedy Setyawan)

Untuk ditempati sesaji dan diarak oleh nelayan ke TPI Ujungbatu, Kecamatan Jepara.

“Biar tidak mengganggu nelayan pada saat melaut. Intinya bukan arti masyarakat Jepara menyekutukan Tuhan itu tidak, tujuan intinya ikut syukur dan menyerahkannya pada laut,” sambung dia.

Adapun serangkaian kegiatan pesta lomban bakal digelar mulai 28-29 April 2023. Kegiatan dimulai dari Ziarah Makam Leluhur dan Pagelaran Wayang Kulit pada Jum’at 28 April, sedangkan pada Sabtu 29 April merupakan puncak acara yakni Larungan Kepala kerbau dan Festival Kupat Lepet.

Pemkab Jepara juga menghimbau kepada seluruh pengunjung pesta lomban yang turut serta saat prosesi larungan untuk memperhatikan kelaikan dan kapasitas penumpang. Pastikan dalam perahu tersedia pelampung, ban atau jerigen untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

 

 

Artikel Menarik Lainnya: 

Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Filosofi Perahu Sesaji Larungan Kepala Kerbau, Tempat Persembahan saat Ritual Pesta Lomban

Link berhasil disalin!