Festival Lemuria, Hallowen ala orang Romawi (Thoughtco)
Di zaman modern, orang-orang akan mengenakan kostum bernuansa seram saat merayakan Halloween.
Festival ini dirayakan sejak zaman Celtic kuno Samhain. Perayaannya dilakukan setiap tanggal 31 Oktober, ketika orang menyalakan api unggun dan mengenakan kostum untuk mengenang mereka yang sudah meninggal dunia.
Uniknya bangsa Romawi kuno ternyata juga melakukan tradisi serupa, yang dikenal dengan Lemuria.
Dikutip dari Thoughtco, festival Lemuria adalah Halloween ala bangsa Romawi untuk mengenang orang mati. Lemuria berlangsung pada tiga hari berbeda di bulan Mei.
Pada tanggal 9, 11, dan 13 bulan itu, keluarga Romawi memberikan persembahan kepada leluhur mereka yang telah meninggal.
Hal itu dilakukan untuk memastikan agar para leluhur tidak menghantui mereka yang masih hidup.
Penyair besar Ovid berpendapat bahwa festival Lemuria, mendapatkan namanya dari Remuria, festival yang dipersembahkan untuk Remus, saudara kembar Romulus.
Konon Romulus membunuh saudara kembarnya itu setelah mendirikan Kota Roma. Remus muncul sebagai hantu setelah kematiannya dan meminta teman saudaranya untuk membuat generasi mendatang menghormatinya.
Baca juga: Termasuk di Itaewon, Inilah 3 Tragedi Mengerikan Pesta Halloween yang Bikin Nyawa Melayang
Kata Ovid, “Romulus memenuhinya. Remuria dilakukan pada hari di mana pemujaan diberikan kepada leluhur yang dikuburkan.”
Akhirnya Remuria menjadi Lemuria. Namun, para sarjana meragukan etimologi itu. Sebagian berpendapat bahwa Lemuria berasal dari kata lemures, salah satu roh yang melindungi rumah tangga Romawi kuno.
Selama upacara, orang Romawi menghindari adanya simpul. Beberapa ahli berteori bahwa simpul dilarang untuk memungkinkan kekuatan alam mengalir dengan baik.
Pada tengah malam pada hari terakhir Lemuria, paterfamilia Romawi—kepala keluarga—akan bangun dan mengenakan pakaian khusus. Tidak ada gesper, peniti, atau barang lain yang diizinkan dan dia harus bertelanjang kaki.
Paterfamilia akan membuat tanda manus fico (kepalan dengan ibu jari di antara jari pertama dan kedua, yang dianggap sebagai tanda kesuburan dan keberuntungan karena dimaksudkan untuk mewakili lingga).
Baca juga: Sejarah Kelam Halloween, 'Umpan' Bangsa Celtic untuk Memanggil Roh Penentu Masa Depan
Dia kemudian akan memasukkan sembilan kacang fava hitam mentah ke dalam mulutnya dan meludahkannya satu-satu. Sambil berjalan di sekitar rumah sambil berkata, ia berkata "Dengan kacang ini, saya menebus saya dan milik saya."
“Lemur atau roh akan membungkuk untuk mengambilnya, karena kacang itu dianggap mengandung jiwa orang mati,” ungkap Kristina Killgrove di laman Forbes.
Ketika semua kacang telah dimuntahkan, paterfamilia membersihkan tangannya dan berkata, sembilan kali, "Hantu ayahku, pergilah."
Dengan membuang kacang, orang Romawi kuno percaya bahwa mereka menghilangkan roh berbahaya dari rumah.
“Menurut Ovid, arwah akan mengikuti kacang dan meninggalkan makhluk hidup,” Silver menambahkan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: