Senin, 11 NOVEMBER 2024 • 08:00 WIB

Memahami Tradisi Wiwitan atas Hasil Panen Melimpah dalan Masyarakat Jawa

Author

Upacara Wiwitan.

INDOZONE.ID - Indonesia merupakan negara yang memiliki tradisi dan kebudayaan yang kompleks. Dilatarbelakangi oleh berbagai suku dan etnis, kebudayaan dapat lahir di Indonesia dengan keberagamannya tersendiri.

Salah satu kebudayaan atau tradisi yang saat ini masih eksis ialah tradisi wiwitan, yang masih dilakukan oleh masyarakat Jawa.

Secara umum, tradisi wiwitan merupakan bentuk penghormatan kepada Dewi Sri atau dewi padi, sebagai bentuk rasa syukur atas kesuburan.

Kata wiwitan berasal dari kata 'wiwit' yang berarti yang berarti 'awalan' atau 'permulaan'.

Upacara wiwitan merupakan upacara pemotongan padi yang biasanya dilakukan sebelum dimulainya proses panen. 

Baca Juga: Grebeg Onje Mrebet, Purbalingga: Sambut Ramadhan dengan Tradisi Syukur dan Kebersamaan

Upacara ini digelar dengan maksud sebagai permohonan keberkahan agar hasil yang dihasilkan melimpah dan menjadi keberkahan bagi masyarakat.

Pelaksanaan Upacara Wiwitan

Dalam pelaksanaannya, sebelum dimulainya upacara, terdapat berbagai hal yang harus disiapkan sebagai syarat.

Salah satu hal yang harus disiapkan dalam pelaksanaannya ialah sesaji, karena sesaji merupakan simbol rasa syukur dan keselamatan.

Selain itu, sesaji juga dapat diartikan sebagai wujud penghormatan terhadap alam dan leluhur yang diyakini sebagai penjaga tanaman.

Dalam penyajiannya, terdapat beberapa isi yang dihidangkan sebagai sesaji dalam upacara wiwitan, salah satunya yakni sego wiwit atau tumpengan yang terbuat dari nasi yang dibentuk seperti kerucut.

Selain nasi, terdapat juga berbagai makan yang ada di sekitarnya seperti ayam panggang, telur ayam, cabai, ikan asin, dan sambal.

Sesaji tersebut biasanya diletakkan di sebuah wadah yang biasa disebut dengan kemarang.

Setelah semua sesaji siap, lalu dibawa ke sawah dan kemudian diserahkan kepada pemimpin upacara setempat.

Selanjutnya dilakukan pembakaran kemenyan di atas kulit kelapa, berlanjut pada pembacaan doa yang dipimpin oleh pemimpin upacara.

Baca Juga: Tradisi Rampogan Macan: Sajikan Pertarungan hingga Pembunuhan Harimau 

Setelah dilakukan pembacaan doa, kemudian padi disiram dengan air kendi lalu dipotong sebanyak 32 jumlah batang dengan ani ani (alat pemotong padi sederhana).

Padi yang telah dipotong kemudian diserahkan kepada pemilik sawah dan dibawa pulang ke rumah.

Meskipun upacara wiwitan masih kerap kali dilakukan oleh masyarakat Jawa, tetapi seiring perkembangan zaman, tradisi ini semakin memudar dengan hadirnya kebudayaan-kebudayaan baru.

Oleh karena itu, masyarakat harus terus melestarikan dan mengedukasi generasi-generasi mendatang agar tradisi dan kebudayaan ini tetap eksis dan lestari.

Sebab, upacara wiwitan merupakan kearifan lokal dan filosofi yang mengandung nilai-nilai positif seperti pesan moral agar selalu tetap bersyukur, menjalin kebersamaan antara masyarakat desa, dan menjaga lingkungan agar tetap lestari

Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah