Sabtu, 09 NOVEMBER 2024 • 10:00 WIB

Mengangkat Tradisi Menandu Cinta, Perjalanan Mamahea Niowalu dalam Pernikahan Nias

Author

Tradisi Mamahea Niowalu dalam Pernikahan Nias

INDOZONE.ID - Mamahea Niowalu, merupakan tradisi di wilayah Nias yang merupakan prosesi menandu pengantin wanita sebagai bentuk penghormatan dan kehormatan, simbolis penerimaan pengantin wanita ke dalam keluarga suaminya setelah menikah.

Dalam ritual pengusungan ini, pengantin wanita diusung dari rumahnya hingga mencapai titik transportasi yang akan membawanya ke rumah keluarga mempelai laki-laki.

Upacara ini melambangkan kehormatan bagi pengantin wanita yang dinilai telah menjaga martabatnya, serta menunjukkan bahwa ia layak menjadi bagian dari keluarga suaminya.

Mamahea Niowalu dilakukan setelah semua rangkaian acara pernikahan selesai, tepat sebelum pengantin wanita diserahkan kepada keluarga mempelai pria.

Tradisi ini telah berlangsung sejak zaman leluhur dan diwariskan turun-temurun, meskipun beberapa elemen seperti pakaian adat dan alat yang digunakan telah berubah seiring waktu.

Mamahea Niowalu dilaksanakan oleh keluarga kedua mempelai, terutama paman kandung dari pihak ibu pengantin wanita, yang mengusung pengantin wanita sebagai tanda kasih dan restu dari keluarga mempelai wanita kepada mempelai pria.

Para tokoh adat desa juga ikut berperan dalam mengawasi jalannya prosesi ini, dan akan memberikan sanksi jika tradisi ini tidak dipatuhi.

Baca Juga: Mitos Tahun Duda dan Pengaruhnya dalam Tradisi Pernikahan Jawa, Benarkah Tahun yang Tak Dianjurkan Menikah?

Jika tahapan Mamahea Niowalu tidak dilakukan sesuai prosedur adat atau jika mempelai wanita melanggar adat (seperti berzina atau menikah kembali), maka keluarga mempelai pria dapat dikenakan sanksi berupa denda.

Prosesi Mamahea Niowalu diawali dengan pidato dan doa dari keluarga mempelai wanita kepada keluarga mempelai pria, diikuti dengan tahapan serah terima pengantin wanita yang dalam pelaksanaannya disertai harapan dan restu untuk kehidupan baru pasangan tersebut.

Setelah itu, pengantin wanita ditandu oleh pamannya hingga ke batas rumah atau menuju kendaraan yang akan membawanya, diiringi nyanyian dan doa sebagai penutup.

Dalam prosesi ini, berbagai simbol adat digunakan, termasuk tandu dan pakaian adat khas berwarna merah, hitam, dan kuning yang melambangkan persaudaraan, keberanian, serta keteguhan.

Manik-manik emas turut menghiasi pakaian adat tersebut sebagai simbol kemuliaan dan kebesaran dalam pelaksanaan Mamahea Niowalu.

Baca Juga: Mengenal Upacara Pernikahan Mayat dalam Budaya Suku Toraja, Tradisi Unik Rayakan Kematian

Tradisi Mamahea Niowalu dilakukan sebagai bentuk penghormatan tertinggi kepada mempelai wanita yang dianggap telah menjaga martabat dan kehormatan diri serta keluarganya hingga hari pernikahan.

Dalam hal ini, prosesi tersebut mengangkat pengantin perempuan bak "ratu" sebagai tanda kemuliaan.

Penghargaan ini juga mencerminkan bahwa pernikahan tersebut telah dilaksanakan secara sah, sesuai adat dan agama, serta didukung penuh oleh keluarga besar kedua belah pihak.

Selain itu, ritual ini melambangkan keagungan yang hanya diberikan pada pernikahan yang memenuhi standar adat dan agama yang berlaku.

 


Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Skripsi Universitas Nias Raya