INDOZONE.ID - Sungai Kuning atau Huang He, sering dijuluki sebagai "ibu sungai" dari peradaban Tiongkok.
Dengan panjang sekitar 6.300 kilometer, sungai ini tidak hanya menjadi sumber kehidupan, tetapi juga saksi bisu perjalanan panjang kebudayaan yang telah membentuk sejarah bangsa Tiongkok.
Sejak ribuan tahun lalu, Sungai Kuning telah menjadi pusat pertumbuhan pertanian, perdagangan, dan perkembangan masyarakat yang membentuk fondasi peradaban Tiongkok kuno.
Peradaban di sekitar Sungai Kuning mulai berkembang sekitar 2100 SM, ketika masyarakat mulai membangun pemukiman permanen dan mengembangkan teknik pertanian yang inovatif.
Tanah subur di sepanjang lembah sungai memungkinkan pertanian padi dan gandum tumbuh subur, mendukung populasi yang terus meningkat.
Penggalian arkeologis di situs-situs seperti Banpo dan Erlitou menunjukkan adanya kehidupan terorganisir dengan struktur sosial kompleks serta kerajinan tangan yang tinggi.
Sungai Kuning juga berfungsi sebagai penghubung antara berbagai suku dan budaya di wilayah tersebut. Melalui perdagangan dan interaksi, ide-ide baru dan teknologi mulai menyebar, menciptakan pertukaran budaya yang kaya.
Pengaruh awal peradaban ini tampak dalam pengembangan sistem tulisan, seni, dan filsafat yang menjadi ciri khas Tiongkok.
Filsuf-filsuf besar seperti Konfusius dan Laozi, yang muncul di masa berikutnya, tidak lepas dari pengaruh peradaban yang berpusat di sekitar Sungai Kuning.
Baca Juga: Asal Mula Perayaan Lampion dalam Budaya Cina, Ternyata dari Gadis yang Depresi
Namun, perjalanan Sungai Kuning tidak selalu berisi kemakmuran. Sungai ini juga dikenal karena banjir yang sering terjadi, yang dapat menghancurkan lahan pertanian dan pemukiman.
Kejadian ini memicu munculnya berbagai mitos dan legenda, termasuk kisah Dijiang, dewa yang dipercaya melindungi sungai dan rakyatnya.
Ketidakpastian akibat banjir mendorong masyarakat untuk mengembangkan teknologi pengendalian air, yang menjadi dasar bagi teknik irigasi yang lebih canggih di masa depan.
Saat ini, para peneliti dan arkeolog terus menggali informasi lebih dalam untuk memahami peradaban di sekitar Sungai Kuning.
Penemuan terbaru di situs-situs arkeologi menyoroti kompleksitas masyarakat yang telah ada, termasuk sistem pemerintahan awal dan praktik sosial yang beragam.
Penelitian ini menunjukkan bahwa peradaban Tiongkok tidak muncul begitu saja, melainkan merupakan hasil dari proses panjang interaksi, inovasi, dan adaptasi.
Sungai Kuning bukan hanya sekadar sungai, ia adalah simbol perjalanan panjang kebudayaan Tiongkok yang terus hidup dalam kesadaran kolektif masyarakatnya.
Memahami asal usul kebudayaan ini memberikan wawasan tentang bagaimana tradisi dan nilai-nilai yang ada saat ini terbentuk selama ribuan tahun.
Baca Juga: Janjang Koto Gadang, Tembok Cina Ala Bukittingg
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: GeEmGe History Channel