Senin, 12 FEBRUARI 2024 • 20:15 WIB

Fakta-fakta Pemakaman Ekstrem Orang Tibet, Jenazah Dipotong untuk Disantap Burung Nasar

Author

Ilustrasi tradisi pemakaman orang langit Tibet.

INDOZONE.ID - Pemakaman di langit Tibet menghadirkan tradisi pemakaman yang mencolok dan agak mengejutkan. Sebab, orang yang meninggal dipersembahkan kepada burung nasar.

Praktik ini, yang telah tertanam kuat dalam budaya Tibet, juga dikenal sebagai 'penguburan surgawi'. Meskipun mungkin tampak mengkhawatirkan bagi mereka yang belum terbiasa, ritual ini memiliki nilai filosofis dan lingkungan yang signifikan bagi masyarakat Tibet.

Fakta-fakta Pemakaman Orang Tibet

Berikut beberapa fakta terkait tradisi pemakaman orang langit Tibet, berdasar Ancient Origins.

Baca Juga: Seorang Dukun Tancapkan Paku ke Kepala Wanita Hamil Pakistan, Biar Punya Anak Laki-laki

1. Ritual dan Eksekusi

Inti dari pemakaman langit Tibet terletak pada kesederhanaan dan keterusterangannya. Mayatnya dibedah oleh Ahli Pemakaman dan kemudian dibiarkan terbuka di tempat yang tinggi, di mana burung nasar berjanggut, atau 'Dakini' (artinya 'penari langit') memakannya.

Tindakan ini merupakan solusi praktis terhadap tantangan menguburkan jenazah di medan Tibet yang keras dan merupakan pilihan filosofis, yang melambangkan kembalinya jenazah ke alam.

Persiapan dilakukan dengan sangat teliti. Sebelum dimakamkan, jenazah akan dipotong menjadi beberapa bagian dan diremukkan tulangnya, sehingga memudahkan burung nasar untuk memakannya.

Pemilihan lokasi juga sangat penting, karena lokasi di dataran tinggi dipilih untuk menarik perhatian burung nasar dan karena ketidakpraktisan menggali kuburan di tanah yang sering kali membeku.

2. Keyakinan Budaya dan Perspektif tentang Kematian

Inti dari praktik ini adalah kepercayaan Buddha Tibet terhadap reinkarnasi. Tubuh dianggap sebagai wadah kosong setelah kematian dan mempersembahkannya kepada burung nasar, yang dipandang sebagai tindakan amal. Orang Tibet tidak takut mati, sebaliknya, mereka melihatnya sebagai transisi menuju kehidupan baru.

Aspek menarik dari ritual ini adalah kepercayaan bahwa jika burung nasar menolak jenazah, itu pertanda buruk, menandakan dosa orang yang meninggal atau kegagalan keluarga dalam melakukan ritual yang diwajibkan.

Sebelum penguburan, jenazah disimpan di rumah selama beberapa hari, di mana para biksu melakukan pembacaan untuk membantu kepergian jiwa.

Baca Juga: Melacak Jejak Sejarah Barongsai: Simbolisme dan Makna dalam Perayaan Imlek

3. Tradisi yang Sudah Berlangsung Sejak Lama

Meskipun akarnya kuno, asal muasal penguburan langit di Tibet sulit dilacak karena sifat praktiknya, yang hanya menyisakan sedikit bukti arkeologis. Catatan paling awal yang diketahui di Tibet berasal dari abad ke-14, meskipun praktiknya sendiri diyakini jauh lebih tua.

Pemakaman langit Tibet adalah praktik yang pada awalnya mengejutkan karena konfrontasi langsungnya dengan kematian, namun jika diteliti lebih dekat, praktik ini mengungkapkan rasa hormat yang mendalam terhadap alam dan siklus kehidupan.

Ini adalah contoh unik tentang bagaimana praktik budaya dapat menawarkan perspektif berbeda tentang kehidupan, kematian, dan hubungan kita dengan alam.

Writer: Putri Octavia Saragih


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Ancient Origins