Selasa, 06 MEI 2025 • 09:30 WIB

Teror Sundel Bolong di Lereng Sindangsari: Misteri Kamboja dan Tangisan Tengah Malam

Author

Ilustrasi Sunndel Bolong.  

INDOZONE.ID - Sindangsari di sebuah desa terpencil yang terletak di lereng pegunungan dan dikelilingi hutan lebat, kabut tipis selalu datang saat senja yang penuh kisah mistis.

Bukan cuma bikin suasana makin dingin, tapi juga menghadirkan aura misterius yang nggak bisa dijelaskan dengan logika.

Desa Sindangsari hidup dari kebun teh milik juragan Danapati yang luasnya seperti nggak ada ujungnya.

Konon katanya sering diteror dan didatangi sundel bolong yang mengintai pemukiman.

Yuk simak kisah mistis sundel bolong dilansir dari YouTube @CERITA HOROR selengkapnya!

Baca Juga: Mengungkap Kebenaran Ritual Sapi Merah, Ternyata Ada Kaitannya dengan Konflik Israel dan Palestina

Pagi itu, sebuah kereta kuda sederhana muncul dari balik kabut. Di dalamnya ada sepasang suami istri yang baru pertama kali datang ke desa ini.

Sarpah dan istrinya, Imah. Imah adalah wanita muda yang wajahnya lembut, tapi tatapannya sayu.

Mereka pindah ke Desa Sindangsari karena masa lalu kelam dimana Imah difitnah dan kehilangan reputasinya sebagai penari ronggeng di desa asal.

Tapi ternyata, Sindangsari bukannya tempat yang damai. Kedatangan mereka malah disambut tatapan dingin warga.

Perempuan secantik Imah dianggap “berbahaya” bukan karena iri, tapi karena mereka takut. Ada sesuatu di balik wajah manis Imah yang bikin mereka waspada.

Tangisan Malam dan Bunga Kamboja

Beberapa malam setelah menetap, Imah mulai sering terbangun karena suara tangisan perempuan. Tangisan lirih dan menyayat hati yang entah datang dari mana.

Awalnya, Sarpah ngira itu cuma imajinasi istrinya. Tapi lama-lama, dia sendiri yang mendengarnya, tepat dari jendela sebelah ranjang mereka.

Tangisan itu bukan angin. Suaranya terlalu nyata, terlalu pilu. Saat pagi datang, Imah terlihat makin pucat dan lesu.

Ia cerita kalau dalam mimpinya ia bertemu perempuan berbaju putih yang berdiri membelakanginya di tengah hutan.

Anehnya, pagi itu di jendela rumah mereka muncul setangkai bunga kamboja. Padahal, nggak ada pohon kamboja di sekitar situ.

Baca Juga: Misteri Ritual Mangkok Merah, Konon Bisa Panggil Pasukan Suku Dayak Kalimantan

Ilustrasi Siluet Penampakan Wanita.

Menguak Misteri ke Mbah Kardi

Merasa ada yang nggak beres, Sarpah dan Imah langsung pergi ke rumah Mbah Kardi, dukun tua yang dikenal sebagai penjaga tradisi dan pengetahuan leluhur di desa. Mbah Kardi langsung tahu, “Kamu yang diganggu.”

Menurut Mbah Kardi, arwah perempuan bernama Ranti, penari ronggeng yang dulu diperkosa dan dibunuh secara keji masih bergentayangan.

Tubuhnya dikubur tanpa kepala, dan punggungnya bolong menganga.

Ia menjadi sundel bolong, makhluk penasaran yang menuntut balas dan Imah adalah targetnya.

“Sundel bolong itu nyari perempuan yang mirip dengannya, dan kamu, Imah Kamu penari ronggeng juga,” ujar Mbah Kardi.

Baca Juga: Kisah Mistis Gunung Ungaran: Pendakian yang Berujung Teror Sosok Hitam Bermata Merah

Puncak Teror: Dia Sudah Dipanggil

Sejak dari rumah Mbah Kardi, Imah makin sering melamun.

Malam itu, suara ketukan muncul dari jendela. Sarpah mencoba berpikir logis, mungkin ranting, mungkin angin.

Tapi ketukan itu berulang. Angin mendesir membawa bau busuk, dan bunga kamboja kembali muncul di jendela.

Imah tiba-tiba bangkit, seperti berjalan dalam tidur. Sarpah panik, mencoba menghentikannya.

Tapi tubuh Imah terasa dingin, seperti bukan manusia. Saat Sarpah menyentuh dahi istrinya, tangan Imah jatuh kering, pucat, dan terasa kehilangan jiwa.

Sarpah bergegas ke rumah Mbah Kardi, berharap masih ada yang bisa dilakukan.

Tapi terlambat. Saat kembali, kabut sudah makin tebal. Dari balik kabut, muncul bayangan perempuan berambut panjang dengan punggung berlubang.

Sundel bolong itu menunjuk ke arah Imah dan berkata, “Sekarang dia milikku.”

Imah menjerit dan memegangi perutnya. Tubuhnya mulai memudar, larut bersama kabut.

Sarpah mencoba meraihnya, tapi yang ia pegang cuma udara kosong yang tersisa hanyalah setangkai bunga kamboja.

Baca Juga: Mengenal Perempuan Bahu Laweyan, Sosok Mistis yang Bikin Takut Menikah

Ilustrasi Sunndel Bolong.  

Sejak malam itu, nama Imah nggak pernah disebut lagi oleh warga Sindangsari.

Nggak ada yang berani masuk hutan saat malam, dan nggak ada yang mau dekat-dekat rumah tua tempat Imah tinggal.

Bisik-bisik masih terdengar di antara kabut, tangisan lirih yang datang dari hutan. Sebagian orang bilang itu cuma suara angin.

Tapi buat yang pernah dengar langsung, mereka tahu  sundel bolong belum pergi. Dia masih mencari korban, menuntut balas atas nasib tragisnya.

Nah setiap kali bunga kamboja muncul di jendela rumah seseorang, warga tahu akan ada jiwa yang dipanggil lagi.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: YouTube