Minggu, 26 NOVEMBER 2023 • 07:50 WIB

Sejarah Pabrik Gula di Klaten yang Telah Berdiri Sejak Zaman Belanda, Tempat Kumpul Makhluk Halus

Author

Pabrik Gula di Klaten. (Istimewa)

INDOZONE.ID - Pada tahun 1860, saat Indonesia masih dijajah oleh Belanda, sebuah perusahaan dagang swasta yang berkedudukan di Amsterdam (Belanda), yaitu NV Klattensche Cultuur Maatschappij mendirikan sebuah pabrik gula berskala besar di Klaten, Jawa Tengah.

Pabrik inilah yang kemudian dikenal oleh masyarakat luas sebagai Pabrik Gula (PG) Gondang. Pabrik gula yang dulunya bernama Suikerfabriek Gondang Winangoen ini menjadi salah satu tanda akan pentingnya peran Klaten dalam industri gula nasional sejak masa kolonial.

Pabrik Gula Gondang Winangoen mencapai masa kejayaannya antara tahun 1889 hingga 1925. Dimana pada masa-masa tersebut luas lahan perkebunan tebu yang dimiliki menjadi semakin luas hingga 4 kali lipat, yaitu dari yang awalnya hanya sekitar 207 hektar menjadi 852 hektar.

Pada periode 1942 – 1945, ketika Jepang menjajah Indonesia, PG Gondang menjadi salah satu aset rampasan yang berhasil diambil alih oleh orang-orang Jepang.

Baca Juga: Fakta Nama Jatinegara, Simbol Perlawanan Terhadap Belanda dan Kisah Rawa Bangke Bikin Merinding

Setelah Indonesia resmi merdeka, pengelolaan pabrik ini diambil alih oleh Badan Penyelenggara Perusahaan Gula Negara (BPPGN).

Pada Desember 1957, PG Gondang Winangoen resmi berganti nama menjadi PG Gondang Baru, dimana pada saat itu pabrik tersebut juga berubah bentuk menjadi Perseroan Terbatas (PT).

Akan tetapi, kejayaan pabrik gula yang menjadi salah satu saksi bersejarah perkembangan perekonomian dan industri Indonesia tersebut harus berhenti beroperasi pada tahun 2017 karena kalah saing dengan industri gula yang lain.

Museum Gula, Menyimpan Cerita Perjalanan Pabrik Kebanggaan Klaten

Pabrik Gula di Klaten yang kini jadi Museum. (instagram/@museum_gula_jawa_tengah)

Meski tidak lagi beroperasi untuk memproduksi gula, sebagai sebuah museum kompleks PG Gondang Baru tetap berfungsi sebagai mestinya.

Museum bergaya arsitektur Eropa klasik ini bernama Museum Gula Jawa Tengah. Museum ini didirikan pada 11 September 1982 atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah yang menjabat saat itu, yaitu Soepardjo Roestam.

Baca Juga: Tradisi Jamasan di Bhumi Koripan Klaten: Memandikan Puluhan Pusaka Nusantara, Dari Keris hingga Tombak

Museum yang didirikan di atas area tanah seluas 1.261 meter persegi ini akhirnya diresmikan pada tanggal 22 Agustus 1986. Peresmian ini bertepatan dengan Kongres International Society of Sugar Cane Technologist di Pasuruan, Jawa Timur yang kala itu dihadiri para ahli, praktisi, dan pemerhati gula seluruh dunia.

Dengan menggabungkan konsep wisata rekreasi dan edukasi, Museum Gula Jawa Tengah menjadi pilihan utama destinasi wisata keluarga khususnya anak-anak.

Sembari berwisata, pengunjung akan diajak untuk menjelajahi sejarah perkebunan tebu dan pengelolaan gula, mulai dari cara menanam tebu hingga cara mengetahui kualitas tebu yang baik dan cocok untuk produksi gula.

Foto-foto yang menampilkan sejarah perkembangan pabrik gula terpajang rapi menghiasi dinding museum satu ini. Selain itu, mesin uap kuno yang berasal dari abad ke-19 juga masih terawat dengan baik.

Tak ketinggalan, ada pula pula berbagai koleksi lokomotif kuno yang berasal dari tahun 1889 dan 1901. Tak cuma di bagian dalam museum saja, di bagian luar museum juga terdapat lokomotif kuno yang oleh warga sekitar disebut dengan Montit. Montit ini merupakan kereta uap berukuran mini yang dioperasikan dengan bahan bakar kayu dan digunakan sebagai transportasi pengangkut tebu.

Untuk lebih memanjakan pengunjung, Museum Gula Jawa Tengah ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas hiburan seperti water park, water slide, flying fox, spider web, kids zone, jembatan gantung, adventure area, agro therapy, marine bridge dan wall climbing.

Baca Juga: Hiii..Kisah Penampakan Noni Belanda Berwajah Murung di Dalam Bunker Misterius Klaten

Tak hanya fokus sebagai tempat wisata, kompleks PG Gondang Baru juga menyediakan rest area yang dilengkapi dengan resto serta penginapan dengan mengusung konsep asli rumah dinas para pekerja administrasi pabrik gula pada zaman penjajahan Belanda. Dengan suasana sejuk dan nyaman, rest area ini berusaha menyajikan pelayanan terbaiknya bagi para pengguna jalan yang melewati kawasan Jl. Jogja – Solo untuk melepas penat usai menempuh perjalanan panjang.

Di luar museum dan rest area, kompleks PG Gondang Baru juga menyediakan ruang pertemuan, ruang pesta, ruang rapat, area pre-wedding dan gedung pernikahan yang dapat disewa oleh masyarakat umum.

Misteri Bekas Pabrik Gula Gondang

Pabrik Gula di Klaten yang kini jadi Museum. (instagram/@museum_gula_jawa_tengah)

Tak hanya dikenal dengan sejarah panjangnya, Pabrik Gula Gondang yang kini telah beralih fungsi sepenuhnya menjadi museum gula juga menyimpan kisah-kisah mistis yang mampu membuat bulu kuduk berdiri.

Kisah-kisah misteri yang menyeramkan ini berasal dari pengakuan orang-orang di sekitar kompleks museum gula tersebut yang konon katanya pernah mengalami kejadian mistis secara langsung.

Baca Juga: Kisah Horor Kota Lama Semarang, Ada Hantu Wanita Bergaun Merah Berdiri di Gedung Marba

Kejadian mistis yang pernah dialami orang-orang tersebut diantaranya adalah sering melihat penampakan makhluk halus seperti sosok pria berseragam Belanda, noni-noni Belanda, sosok manusia dengan anggota tubuh tidak utuh hingga sosok tinggi besar hitam seperti genderuwo.

Kejadian di luar nalar lain yang pernah terjadi adalah mesin penggiling tebu yang tiba-tiba bergerak sendiri dan sering terdengar suara-suara aneh dari dalam bangunan pabrik gula yang sudah tak terpakai.

Suara-suara yang terdengar ini biasanya berupa suara mesin dan pekerja di malam hari. Terkadang terdengar juga suara orang menangis, suara orang minta tolong dan suara orang yang merintih kesakitan.


 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Z Creators