Rabu, 18 DESEMBER 2024 • 16:40 WIB

Kisah Hokusai, Seniman Jepang yang Hadapi Transisi pada Abad ke-19

Author

Lukisan Under the Wave of Kanagawa dari seniman bernama Katsushika Hokusai

INDOZONE.ID - Katsushika Hokusai, seniman cetak kayu dan pelukis asal Jepang, dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah seni Jepang.

Lahir pada 31 Oktober 1760 di Edo (sekarang Tokyo), Hokusai dikenal luas di dunia Barat berkat karyanya yang ikonik, Under the Wave off Kanagawa, yang lebih populer dengan sebutan The Great Wave.

Karya ini menjadi simbol penting dalam seni Jepang dan membawa nama Hokusai ke kancah internasional.

Hokusai memulai karier seni sejak usia muda, dengan belajar di bawah bimbingan berbagai pelukis dan ahli cetak kayu.

Namanya mulai dikenal setelah ia menghasilkan karya-karya cetakan kayu yang menggambarkan pemandangan alam, kehidupan sehari-hari, serta cerita-cerita legenda.

Selama hidupnya, Hokusai mengganti nama pena beberapa kali dan diperkirakan telah menghasilkan lebih dari 30.000 karya seni.

Meskipun banyak karyanya tersebar dalam berbagai tema, The Great Wave yang dibuat pada 1831, sebagai bagian dari seri Thirty-Six Views of Mount Fuji, menjadi karya paling monumental yang mengukuhkan nama Hokusai di dunia.

Baca Juga: Interpretasi Lukisan Rejtan, The Fall of Poland dalam Rekonstruksi Sejarah Eropa

Pada abad ke-19, Jepang tengah menghadapi perubahan besar. Selama periode Edo (1603-1868), Jepang mengadopsi kebijakan isolasi diri atau sakoku, yang membatasi interaksi dengan dunia luar.

Namun, pada awal abad ke-19, tekanan dari negara-negara Barat memaksa Jepang membuka diri, yang puncaknya ditandai dengan kedatangan Komodor Perry dari Amerika pada 1853.

Kebijakan baru yang dikenal dengan Restorasi Meiji ini mengakhiri isolasi Jepang dan membuka negara tersebut terhadap pengaruh luar.

Di tengah perubahan besar tersebut, karya-karya Hokusai, terutama yang menggambarkan laut, sering kali dipandang sebagai simbol ketegangan dan kecemasan Jepang menghadapi ancaman dari luar.

Sebelum The Great Wave, Hokusai telah menghasilkan berbagai lukisan yang menggambarkan laut dan gelombang ombak dengan nuansa damai.

Namun, dalam The Great Wave, gelombang yang besar dan menakutkan melambangkan ketidakpastian yang dialami Jepang pada masa itu.

Lukisan ini menampilkan gelombang laut yang menggulung, hampir mengancam kapal-kapal yang ada di depannya, sementara Gunung Fuji yang jauh di latar belakang terlihat sebagai simbol identitas nasional Jepang yang terancam.

Gelombang besar yang tampaknya siap menghantam, menggambarkan ketidakpastian dan kecemasan Jepang terhadap kekuatan asing yang mulai memasuki negeri mereka.

Karya ini juga menyoroti kreativitas Hokusai dalam seni cetakan kayu. Di tengah tradisi cetak kayu Jepang yang konservatif, Hokusai memperkenalkan gaya baru yang terpengaruh oleh teknik-teknik Barat, menjadikan karyanya lebih dinamis dan dramatis.

Baca Juga: Alami Kejadian Mistis, Pelukis Ini Dihantui hingga Miliki Karya Luar Biasa

Gelombang yang menggulung dalam The Great Wave menjadi simbol dari ketegangan sosial dan politik yang melanda Jepang pada akhir era Edo, saat negara itu perlahan membuka diri terhadap dunia luar.

Selain The Great Wave, Hokusai juga menghasilkan berbagai karya lain yang menggambarkan ombak dan laut, seperti Rowing Boats in Waves at Oshioki dan View of Honmoku of Kanagawa.

Setiap karya menampilkan kemampuannya menangkap hubungan antara alam dan perasaan manusia terhadap ancaman, serta harapan terhadap dunia luar yang terhubung melalui perdagangan dan eksplorasi.

Hokusai meninggal pada 1849 dalam usia 89 tahun, meninggalkan warisan seni yang tak ternilai.

Karya-karyanya, terutama The Great Wave, tetap menjadi salah satu ikon penting dalam seni Jepang dan terus menginspirasi seniman di seluruh dunia.

Hokusai tidak hanya dikenal sebagai pelukis dan ahli cetak kayu, tetapi juga sebagai seorang seniman yang mampu merekam momen-momen penting dalam sejarah Jepang dengan cara yang unik, penuh makna, dan selalu relevan hingga saat ini.

Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: JSTOR