Kisah Toyohiko Kagawa, Pendeta Jepang Peduli Kaum Miskin hingga Rela Tinggal di Tempat Kumuh
INDOZONE.ID - Sebelum menjadi negara maju, Jepang punya sejarah panjang. Toyohiko Kagawa adalah salah satu tokoh penting bagi sejarah Negeri Matahari Terbit tersebut. Ia adalah pendeta yang sangat peduli terhadap keadilan sosial di Jepang.
Toyohiko Kagawa lahir pada 10 April 1888 di Kobe, Jepang. Ia berasal dari keluarga yang tidak mampu. Ayahnya meninggal saat ia masih kecil membuat keadaan ekonomi keluarganya sulit.
Kagawa tumbuh di tengah kemiskinan dan melihat langsung penderitaan yang dialami oleh banyak keluarga miskin di Jepang pada masa itu. Pengalaman hidup yang keras itulah yang mendorongnya untuk berjuang bagi kaum tertindas dan membela keadilan sosial.
Meski sempat menghadapi kesulitan, terutama di masa muda, ia akhirnya menemukan jalan hidupnya melalui ajaran Kristen. Ajaran itu juga yang menjadi fondasi dari gerakan sosial yang dilakukannya.
Setelah memutuskan untuk menjadi seorang pendeta Kristen, Kagawa mendalami teologi dan sosialisme, memadukan nilai-nilai agama dengan keprihatinan mendalam terhadap ketidakadilan sosial. Ia sangat terpengaruh oleh ajaran Yesus tentang kasih kepada sesama dan keadilan bagi orang-orang yang menderita.
Namun, Kagawa tidak hanya berhenti pada dakwah gereja, melainkan juga aktif terjun ke masyarakat dan langsung menghadapi persoalan-persoalan sosial yang ada di Jepang. Perjuangannya mencakup berbagai aspek kehidupan sosial, mulai dari buruh, pendidikan, kesehatan, hingga keadilan ekonomi.
Tinggal di Daerah Kumuh
Pada awal 1920-an, Kagawa memilih untuk tinggal di daerah kumuh di Kobe, tempat ia merasakan langsung kesulitan hidup kaum miskin dan buruh yang tinggal di sana. Di tengah kesulitan mereka, Kagawa bergabung dan berusaha memahami permasalahan sosial yang ada.
Ia berfokus pada kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat yang selama ini terabaikan oleh sistem sosial dan ekonomi Jepang pada waktu itu. Kagawa tidak hanya berbicara sekedar berbicara tentang kasih, tetapi juga beraksi untuk memperbaiki kehidupan mereka terpinggirkan.
Salah satu kontribusi besar Kagawa adalah mendirikan Kagawa Christian Workers' Club, sebuah organisasi yang memberikan akses pendidikan, pelatihan keterampilan, serta pelayanan sosial bagi kaum buruh dan miskin.
Kagawa juga mengembangkan program-program kesehatan, menyediakan perawatan medis yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang tidak mampu. Tidak hanya berbicara soal agama dan moralitas, Kagawa memberikan solusi nyata bagi mereka yang membutuhkan.
BACA JUGA: Kisah Oda Nobunaga, Si Bodoh dari Owari yang Jadi Pemersatu Jepang
Kagawa Mendirikan Sekolah untuk Kaum Miskin
Kagawa sangat memperhatikan kondisi anak-anak yang terpinggirkan. Ia mendirikan sekolah-sekolah yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin. Melalui pendidikan, Kagawa berharap generasi penerus ini bisa keluar dari kemiskinan dan memperoleh kesempatan yang lebih baik di masa depan.
Kagawa juga dikenal sebagai seorang pejuang hak-hak buruh. Pada masa itu, kondisi kerja di Jepang sangat buruk, dengan upah yang rendah, jam kerja yang panjang, serta tidak adanya jaminan sosial bagi pekerja.
Kagawa sangat mendukung gerakan buruh dan sering terlibat dalam negosiasi untuk memperjuangkan hak-hak pekerja, termasuk memperjuangkan upah yang layak dan jam kerja yang manusiawi.
Selama Perang Dunia II, Kagawa menentang kebijakan agresif Jepang yang mengarah pada peperangan. Ia mengampanyekan perdamaian dan menyerukan agar negara tidak mengejar ambisi kekuasaan dengan mengorbankan kehidupan banyak orang. Kagawa percaya bahwa perdamaian adalah nilai yang lebih penting daripada kemenangan dalam perang.
Tidak hanya berhenti pada perjuangan sosial, Kagawa juga mengembangkan konsep ekonomi sosial Kristen yang berfokus pada kesejahteraan bersama, mengurangi kesenjangan sosial, dan mendorong keseimbangan antara kekayaan dan kemiskinan. Dalam karyanya, ia menekankan perlunya reformasi ekonomi untuk menciptakan sistem yang lebih adil bagi semua orang.
Toyohiko Kagawa meninggal pada 23 Mei 1960, namun pengaruhnya masih bisa dirasakan hingga hari ini. Ia dikenal sebagai seorang pendeta yang tidak hanya mengajarkan kasih dan keadilan, tetapi juga mewujudkannya melalui tindakan nyata. Kagawa adalah contoh hidup bagaimana ajaran agama bisa diterjemahkan menjadi aksi nyata yang membawa perubahan besar bagi masyarakat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jstor.org