Kamis, 15 AGUSTUS 2024 • 12:39 WIB

Kisah Dibalik Peristiwa Rengasdengklok: Momen Penculikan Soekarno-Hatta Menuju Kemerdekaan RI

Author

Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16 Agustus 1945 ini dikenal sebagai momen penculikan Soekarno dan Hatta oleh golongan muda.

INDOZONE.ID - Peristiwa Rengasdengklok menjadi salah satu momen penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama pada peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Peristiwa Rengasdengklok yang terjadi pada 16 Agustus 1945, ini dikenal sebagai momen penculikan Soekarno dan Hatta oleh golongan muda.

Aksi ini bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Mengungkap Kisah Tragis di Balik Dahsyatnya Bom Hiroshima dan Nagasaki

Kronologi Peristiwa Rengasdengklok 

Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16 Agustus 1945 ini dikenal sebagai momen penculikan Soekarno dan Hatta oleh golongan muda.

Sebelum penculikan terjadi, terdapat perbedaan pendapat yang tajam antara golongan muda dan golongan tua mengenai waktu yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Pada 15 Agustus 1945, terjadi rapat di rumah Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.

Golongan muda, yang diwakili oleh tokoh-tokoh seperti Wikana, Sukarni, Chaerul Saleh, dan Asmarahadi, mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Namun, Soekarno dan Hatta, yang cenderung lebih berhati-hati, tidak ingin terburu-buru tanpa adanya pernyataan resmi mengenai kekalahan Jepang dari Sekutu dalam Perang Dunia II.

Baca Juga: Mengungkap 16 Kata-kata Bijak Soekarno yang Terbukti Jadi Kenyataan!

Momen Penculikan Soekarno-Hatta

Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16 Agustus 1945 ini dikenal sebagai momen penculikan Soekarno dan Hatta oleh golongan muda.

Ketidaksepakatan ini memicu tindakan drastis dari golongan muda.

Pada dini hari 16 Agustus 1945, mereka memutuskan untuk menculik Soekarno dan Hatta dengan tujuan membawa mereka ke Rengasdengklok, sebuah daerah yang telah dikuasai sepenuhnya oleh Pembela Tanah Air (PETA).

Daerah ini dipilih karena dianggap aman dan jauh dari pengaruh Jepang.

Baca Juga: Rumor Presiden Soekarno Masih Hidup, Benarkah? Ini Fakta-Faktanya!

Pukul 04.00 WIB, Soekarno dan Hatta dijemput dari rumah masing-masing oleh golongan muda.

Fatmawati, istri Soekarno, menggambarkan para pemuda tersebut sebagai sosok yang berpakaian seram, lengkap dengan pistol dan pisau.

Mereka mendesak Soekarno untuk segera berpakaian dan ikut bersama mereka.

Baca Juga: Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia: Dari Kepanduan Hingga Jadi Ekstrakurikuler Wajib

Dalam perjalanan menuju Rengasdengklok, terjadi insiden kecil ketika mobil yang membawa Soekarno harus kembali ke Jakarta untuk mengambil susu bagi Guntur, anak Soekarno yang masih kecil.

Setelah itu, Soekarno dan Hatta dipindahkan ke sebuah truk yang disopiri oleh seorang pemuda bernama Iding.

Pada pukul 07.00 WIB, mereka tiba di Rengasdengklok dan dibawa ke rumah milik Djiaw Kie Siong, seorang pemimpin PETA di daerah tersebut.

Baca Juga: Mengenal Kiprah Tiga Tokoh Perumus Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Indonesia

Kesepakatan dan Proklamasi

Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16 Agustus 1945 ini dikenal sebagai momen penculikan Soekarno dan Hatta oleh golongan muda.

Kabar hilangnya Soekarno-Hatta membuat Sekretaris Ahmad Soebardjo khawatir. Pada pukul 08.00 WIB, Soebardjo mendapat informasi dari sekretarisnya bahwa Soekarno dan Hatta hilang dari Jakarta.

Ia segera menghubungi Laksamana Muda Tadashi Maeda, perwira angkatan laut Jepang, untuk mencari tahu keberadaan mereka.

Maeda, yang bersimpati terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia, memerintahkan anak buahnya, Nishijima, untuk mencari informasi lebih lanjut.

Baca Juga: Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia: Simak Kisah di Balik Penetapannya

Akhirnya, melalui serangkaian negosiasi, Soebardjo berhasil meyakinkan golongan muda untuk membawa kembali Soekarno dan Hatta ke Jakarta dengan jaminan bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 paling lambat pukul 12.00 WIB.

Dengan kesepakatan ini, Soekarno dan Hatta diizinkan kembali ke Jakarta.

Baca Juga: Kisah Tragis Marsinah: Pahlawan Buruh Indonesia yang Pembunuhannya Belum Terungkap Hingga Kini

Proklamasi Kemerdekaan

Ir. Soekarno saat membacakan naskah Proklamasi (Wikipedia)

Setelah kembali ke Jakarta, Soekarno dan Hatta bersama para pemimpin lainnya mempersiapkan teks proklamasi kemerdekaan.

Tepat pada Jumat, 17 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan Indonesia akhirnya dikumandangkan oleh Soekarno, dengan didampingi oleh Hatta, di depan rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah yang menandai berdirinya negara Indonesia yang merdeka.

Baca Juga: Sejarah 14 Maret: Meninggalnya Dua Orang Terkenal, Mohammad Hatta dan Stephen Hawking

Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16 Agustus 1945 ini dikenal sebagai momen penculikan Soekarno dan Hatta oleh golongan muda.

Peristiwa Rengasdengklok tidak hanya menunjukkan tekad kuat para pemuda untuk meraih kemerdekaan, tetapi juga menggambarkan dinamika dan tantangan yang dihadapi oleh para pemimpin bangsa dalam menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian.

Meski terjadi perbedaan pendapat, semangat persatuan dan keinginan untuk merdeka akhirnya menjadi pendorong utama dalam mencapai tujuan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: YouTube @CERITA SEJARAH