Selasa, 30 JULI 2024 • 10:40 WIB

Airblue Flight 202, Kecelakaan Pesawat Paling Mematikan di Pakistan yang Disebabkan oleh Kesombongan Sang Co-Pilot

Author

Pesawat yang digunakan saat kejadian

INDOZONE.ID - Pada 28 Juli 2010 silam, terjadi sebuah kecelakaan pesawat di Lembah Margalla, Islamabad, Pakistan. Pesawat yang digunakan berjenis Airbus A321-231, milik maskapai penerbangan domestik, yaitu Airblue.

Pesawat bernomor penerbangan 202 itu dengan rute Karachi-Pakistan dan membawa 146 orang penumpang dan 7 orang kru.

Pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Internasional Jinnah, Karachi pada pukul 07.41 waktu setempat. Selang 2 jam kemudian, pesawat tersebut kehilangan kontak dengan pihak pemandu lalu lintas setempat.

Proses pencarian pun segera dilangsungkan setelahnya. Ternyata, pesawat tersebut ditemukan terjatuh di kawasan Lembah Margalla.

Baca Juga: Misteri Jalan Tjampuhan Ubud Bali, Konon Sering Terjadi Kecelakaan Maut!

Menurut penuturan sejumlah saksi mata, pesawat tersebut terlihat kehilangan keseimbangan di udara. Kemudian, pesawat tersebut terbang terlalu rendah dari ketinggian yang seharusnya.

Tim militer setempat tiba di lokasi sekitar pukul 10.30 waktu setempat usai mendapat laporan tentang adanya kepulan asap tebal di kawasan Lembah Margalla.

Mereka datang menggunakan helikopter, namun mereka tidak dapat mendarat di lokasi TKP.

Dari penelusuran udara, tim militer tidak menemukan adanya penumpang yang selamat dari kejadian itu. Untuk mengonfirmasi hasil penelusuran mereka, tim penyelamat dikerahkan lewat jalur darat.

Baca Juga: Lenin Peak Disaster, Kecelakaan Pendakian Gunung Paling Mematikan dalam Sejarah

Ternyata benar, semua penumpang pesawat ditemukan tewas dengan kondisi yang mengenaskan, ada yang tubuhnya terpotong-potong dan ada yang tubuhnya hangus terbakar.

Bangkai pesawat pun ditemukan dalam kondisi hancur berkeping-keping. Beberapa bagian pesawat ada yang masih dalam kondisi terbakar, membuat lahan hijau di sekitar lembah ikut terbakar dan menimbulkan kepulan asap tebal.

Dokumentasi kejadian

Proses evakuasi korban sangat sulit, menurut pihak penyelamat yang datang ke lokasi. Hal itu karena kondisi cuaca saat itu sedang turun hujan, menambah tingkat kesulitan dari lokasi kejadian untuk bisa dicapai oleh tim penyelamat.

 

Para kru pesawat

Pengaruh cuaca buruk saat kejadian diduga menjadi penyebab utama dari kecelakaan tersebut. Tapi penyebab utama yang sebenarnya dijamin akan membuat kalian emosi.

Co-Pilot Sombong

Penerbangan ini dikepalai oleh Kapten Pervez-Iqbal Chaudhry sebagai pilotnya. Bersama Kapten Chaudhry dan co-pilot Muntajibuddin Ahmed. Secara pengalaman, Kapten Chaudhry memiliki jam terbang yang lebih banyak dibandingkan co-pilot Ahmed.

Dalam penerbangan tersebut, Kapten Chaudhry menyuruh co-pilot Ahmed untuk membawa pesawat tersebut dengan maksud untuk mengajari sang co-pilot. Tapi tanpa sepengetahuan sang kapten, itu adalah kesalahan paling fatal yang telah ia perbuat.

Baca Juga: Tragedi 'Genthin Rail Disaster': Kecelakaan Kereta Api Terparah di Jerman, Ratusan Orang Meninggal

Sebetulnya, pesawat tersebut sudah hampir sampai di tujuan, yakni Bandara Internasional Benazir Bhutto.

Hanya saja karena faktor cuaca, pihak pemandu lalu lintas di Islamabad memberikan sejumlah instruksi untuk diikuti oleh pilot pesawat tersebut, yang mana co-pilot Ahmed yang bertugas sebagai pilot utamanya.

Akan tetapi, co-pilot Ahmed malah berbuat seenaknya, ia mengacuhkan semua instruksi yang diberikan pihak pemandu lalu lintas.

Parahnya lagi, co-pilot Ahmed malah menertawakan petugas pemandu lalu lintas yang memberikan instruksi kepadanya, kemudian Ia berkata, "Silakan berbicara sesuka hatimu".

Setelah itu, co-pilot Ahmed memilih diam seribu bahasa. Meskipun pihak pemandu lalu lintas sudah memperingatkannya, ia tetap tidak peduli.

Baca Juga: Tragedi 'Genthin Rail Disaster': Kecelakaan Kereta Api Terparah di Jerman, Ratusan Orang Meninggal

Mengetahui sikap congkak dari juniornya, Kapten Chaudhry pun emosi dan mulai bertengkar dengan co-pilot Ahmed. Pertengkaran antara senior dan junior itu berlangsung selama 1 jam, sebelum akhirnya pesawat itu terjatuh di Lembah Margalla.

Beruntung, semua yang terjadi di dalam kokpit pesawat terekam lewat black box yang ditemukan 3 hari setelah kejadian. Dengan bukti tersebut, semua dugaan pihak maskapai yang menduga kalau kecelakaan tersebut disebabkan oleh faktor cuaca, akhirnya bisa dipatahkan.

Pihak maskapai memberikan uang santunan kepada para korban sebesar 3,9 juta Rupee Pakistan atau sekitar $14.000 per orang. Kemudian, pihak pemerintah memberikan tambahan santunan untuk para korban sebesar 2 juta Rupee Pakistan atau sekitar $7.200.

Baca Juga: Mengenang The Great Wreck of 1918, Kecelakaan Kereta Api Paling Mematikan di AS

Dengan total korban yang mencapai angka 153 orang, kejadian ini resmi dinobatkan sebagai kecelakaan pesawat paling mematikan di Pakistan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Wikipedia, Facebook @Islamabad We Love You