Kamis, 17 OKTOBER 2024 • 06:45 WIB

Kisah Nyata Soto Daging Manusia di Terminal Kampung Rambutan yang Menggegerkan

Author

Kisah Benget Situmorang yang mejadikan tubuh istri jadi soto Lamongan (x/ mwv_mystic)

INDOZONE.ID - Kasus Benget Situmorang dan kisah soto daging manusia di Terminal Kampung Rambutan menjadi salah satu cerita horor yang mengerikan.

Benget melakukan tindakan yang sulit dipercaya. Ia membunuh istrinya, memotong tubuhnya, dan menjual dagingnya sebagai soto di Terminal Kampung Rambutan.

Awal Mula Kasus Benget Situmorang

Benget Situmorang

Benget Situmorang, seorang perantau asal Desa Ambarita, Samosir, Sumatera Utara. Awal mula ia bekerja sebagai supir kopaja, disitulah Benget bertemu dengan istri pertamanya yang bernama Roini. 

Roini bekerja di terminal Kampung Rambutan. Pada tahun 2000 keduanya menikah, namun kehidupan rumah tangganya penuh dengan konflik. Karena Benget sering melakukan kdrt dan emosional. 

Baca Juga: Gunung Pegat Ponorogo: Keangkeran dan Mitos Pengantin yang Selalu Cerai Jika Melintas

Akhirnya keduanya diusir oleh RT setempat. Disitulah awal mula Benget berselingkuh dengan Astuti. Pada 2011 Roini diceraikan dan tahun yang sama Benget dan Astuti resmi menikah. 

Benget beralih bekerja menjadi pedagang soto Lamongan di belakang Terminal Kampung Rambutan. Warung sotonya cukup ramai, apalagi ada minuman miras yang disediakan sebagai daya tarik. 

Namun, Benget berselingkuh lagi dengan seorang wanita yang bahkan juga sudah memiliki suami dan anak. Agar bisa lebih dekat dengan Tini, Benget mengajak Tini untuk bekerja di warung soto miliknya. 

Baca Juga: Misteri di Pegunungan Ural Rusia: Insiden Dyatlov Pass yang Tak Terpecahkan

Tetapi Astuti menyadari perselingkuhan tersebut, hal itu membuat marah. Bukannya membujuk sang istri, ia justru melakukan kdrt pada Astuti. 

Soto Daging Manusia di Terminal Kampung Rambutan 

Benget dan Tini (x/ mwv_mystic)

Pada 1 Maret 2013, Benget Situmorang, yang ingin menjalin hubungan dengan Tini, merencanakan sesuatu yang sangat kejam untuk menghabisi istrinya, Astuti. 

Benget mencekoki miras ke Astuti hingga mabuk, lalu berhubungan badan. Saat Astuti lengah, Benget memukul Astuti dengan balok, kemudian ia menyeret tubuh Astuti ke wc dan kemaluannya dimasukkan botol berisi air panas hingga Astuti menjerit. 

Benget menuduh Astuti sudah berselingkuh sehingga ia dengan tega melakukan perbuatan kejam tersebut. 

Baca Juga: Misteri Firaun Tutankhamun: Dimumikan dengan Kondisi Penis Ereksi!

Setelah Astuti meninggal, Benget kebingungan bagaimana cara menghilangkan jejak. Ia memutuskan untuk memutilasi tubuh istrinya. Hati, isi perut, dan beberapa potong daging disimpannya di dalam kulkas warung. 

Untuk menghilangkan bukti, Benget membakar kasur yang penuh noda darah. Tak berhenti di situ, ia menyewa angkot untuk membuang potongan tubuh Astuti di beberapa titik di sepanjang jalan tol Cikampek.

Sepulang dari tol, ia mengolah daging Astuti menjadi bahan soto dan menghidangkan secara gratis untuk disantap oleh rekan rekanya di terminal. 

Kejahatan ini terbongkar setelah ada saksi mata yang melaporkan melihat angkot merah mencurigakan membuang kantong plastik di pinggir tol. Setelah dilakukan penyelidikan, polisi akhirnya menemukan potongan tubuh Astuti.

Baca Juga: 4 Desa Misterius di Indonesia yang Terkenal Angker

Benget pun ditangkap dan dihukum mati, sementara Tini, yang turut terlibat dalam rencana ini, dijatuhi hukuman 14 tahun penjara. Namun, pada 3 November, Benget meninggal dunia dikarenakan ia mempunyai penyakit TBC akut. 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: X/ @mwv_mystic