INDOZONE.ID - Namanya Ian Craig Leslie, seorang jurnalis Australia yang lahir di kota Bandung, Jawa Barat di masa kolonial Jepang. Ian terlahir bersama saudara kembarnya, selain itu, Ia juga mempunyai 2 orang Kakak.
Ian adalah putra dari pasangan Leslie dan Lydia. Ayahnya adalah orang Skotlandia, sementara Ibunya adalah orang Ukraina. Mereka bermigrasi dari Eropa ke Indonesia untuk mengungsi dari kekuasaan kolonialisme dan komunisme di negaranya masing-masing. Tanpa mereka ketahui, bahwa Indonesia juga sedang dijajah oleh bangsa Jepang saat Ian dilahirkan. Ian dan saudara kembarnya lahir di tanggal 6 Juli 1942.
Saat di Bandung, kolonial Jepang memisahkan William dan keluarganya. Mereka terpisah sampai Jepang akhirnya pergi dari Indonesia selepas kekalahannya di Perang Dunia kedua dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Misteri Hilangnya Pedang Legendaris Perancis yang Menancap di Batu selama 1.300 Tahun
Pasca kemerdekaan Indonesia, William membawa kembali keluarganya ke Skotlandia. Selang 2 tahun kemudian pada 1947, William dan keluarganya kembali ke Indonesia dengan maksud untuk melanjutkan hidup dan kariernya. Dan lagi-lagi, William datang di saat yang tidak tepat.
Seperti yang kita tahu, selepas kemerdekaan Indonesia, kolonial Belanda yang masih belum terima dengan kemerdekaan bangsa kita, kembali melakukan serangan di tanah air yang kita kenal sebagai Agresi Militer Belanda. Perseteruan Indo-Belanda ini baru berakhir di penghujung tahun 1949. Dan dari situlah bangsa kita mulai membangun ulang negaranya yang sempat dirusak oleh kaum penjajah.
Di tahun 1950, keluarga Leslie memutuskan untuk pindah ke Toowoomba, Queensland, Australia. Di sanalah kehidupan keluarga mereka yang sesungguhnya dimulai. Ian sempat mengenyam pendidikan di Church of England Boys Prep dan Toowoomba State High sebelum memulai karier jurnalisnya.
Baca Juga: Legenda Kiai Layung, Ikan Kancra Raksasa Penjaga Sungai Citarum
Ian memulai kariernya sebagai jurnalis di usianya yang ke-20 dengan bergabung bersama stasiun TV RTQ. Kariernya terus melejit sampai dirinya ditarik ke posisi editor berita.
Setelah 10 tahun bekerja di RTQ, Ian memilih untuk hijrah ke Sydney untuk bekerja di stasiun TV Network 10 sebagai jurnalis senior. Berselang 5 tahun kemudian, Ian dimutasi ke stasiun TV Nine Network untuk menjadi pembawa berita di acara "A Current Affair".
Barulah di tahun 1979, Ian bergabung sebagai salah satu reporter di acara "60 Minutes Australia" bersama 2 rekan jurnalisnya, Ray Martin dan George Negus. Berkat acara inilah nama Ian mulai dikenal masyarakat Australia karena pembawaan jurnalistiknya yang khas.
Baca Juga: 11 Weton Tulang Wangi dan Hubungan dengan Satu Suro
Selama menjadi reporternya "60 Minutes Australia", Ian sempat berkunjung ke beberapa negara yang saat itu sedang memiliki konflik baik di dalam maupun di luar negeri. Beberapa diantaranya ada Uganda, Zimbabwe, Mozambik, Lebanon, Thailand, Kamboja, Filipina, Myanmar, Korea, Afghanistan, Irlandia Utara sampai Indonesia.
Satu waktu saat melakukan reportase di Filipina, Ian sempat nyaris kehilangan nyawanya. Saat itu, Ia dengan berani mewawancarai kelompok gerilya Bangsamoro.
Di tengah wawancara, Ian tiba-tiba ditodong oleh pistol milik salah satu anggota gerilya. Dia mengarahkan pistolnya tepat ke kepalanya Ian dan langsung menembakkannya. Beruntung, pistol tersebut tidak memiliki peluru, bayangkan jika pistol tersebut terisi pelurunya, maka itulah saat terakhir dalam hidupnya Ian.
Dalam kunjungannya ke beberapa negara konflik, Ian juga mewawancarai para petinggi dari negara tersebut, sebut saja Presiden Filipina saat itu, Ferdinand Marcos dan beberapa petinggi negara di Uganda, seperti Godfrey Beniza, Milton Obote dan Yoweri Muzeweri.
Baca Juga: Kisah Joey, Beruang Paling Sial di Dunia yang Sering Dianggap Beruang Kutub
Ian juga pernah mewawancarai Perdana Menteri India dan Pakistan saat itu, Moraji Desai dan Benazir Bhutto. Fun fact, Ian menjadi satu-satunya jurnalis Australia yang mewawancarai Presiden Mesir saat itu, Anwar Sadat.
Setelah 1 dekade bersama "60 Minute Australia", Ian kembali ke stasiun TV Network 10 untuk menjadi produser di acara dokumenter malam dan beberapa proyek siaran khusus. Selain itu, Ian juga menjadi pembawa berita petang hari di acara "10 News First".
Di tahun 1990, Ian mencoba bisnis barunya sebagai corporate communication untuk beberapa perusahaan di Australia, ini adalah sebuah profesi yang bertugas untuk menjalankan dan membangun strategi perusahaan baik secara internal maupun eksternal.
Baca Juga: Kisah Jonathan, Youtuber Belanda yang Dituntut karena Jadi Ayah 1.000 Anak dari Donor Sperma
Bisnis ini Ia tekuni selama 12 tahun lamanya. Terakhir, di tahun 2005, Ian kembali sebagai pembawa berita di stasiun TV Fox dalam acara "Running On Empty".
Sepanjang karier jurnalistiknya, Ian telah memenangkan sejumlah penghargaan. Ia memenangkan 3 penghargaan Logie Award untuk kategori "Best News Report 1973", "Outstanding Public Affairs Report 1981" dan "Reporter of the Year 1985". Ian juga pernah memenangkan Walkley Award di kategori "Best Current Affairs Report" tahun 1979.
Di tahun 2009, Ian mendapat Medali Kehormatan Australia atas dedikasinya di bidang jurnalisme. Medali tersebut diberikan saat peringatan hari ulang tahun Ratu Elizabeth II yang ke-83.
Baca Juga: 6 Arti Mimpi Jatuh dari Ketinggian Menurut Primbon Jawa yang Perlu Kamu Tahu
Sedikit informasi tentang kehidupan pribadinya Ian, Dia menikah dengan Jan Penhaligon, seorang wanita yang pernah menuntut ilmu di PGC College, Warwick, Inggris dan memilik gelar sarjana musik. Dari pernikahannya ini, Ian dan Jan dikaruniai 2 orang anak, Jayne dan Peter. Hingga kini, Ian dan Jayne sudah memiliki 3 orang cucu, Zavia, Tahlia dan Sienna.
Jayne Leslie, putri dari Ian dan Jan adalah seorang alumni West Australian Academy of Dramatic Arts. Usai lulus kuliah, Jayne membuka sekolah seni dramanya sendiri.
Sementara putranya yang bernama Peter Leslie, mengikuti jejak sang Ayah dengan menjadi kameramen berita di stasiun TV Australia. Ia pernah meliput pentas olahraga ternama dunia, seperti Olimpiade Sydney 2000, Olimpiade Athena 2004 dan Olimpiade Beijing 2008.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wikipedia, Facebook @The Ian News, Claxtonspeakers.com.au, Celebrity Speakers