Jumat, 05 JULI 2024 • 08:00 WIB

Kisah Joey, Beruang Paling Sial di Dunia yang Sering Dianggap Beruang Kutub

Author

Joey, beruang Grizzly Albino.

INDOZONE.ID - Joey, seekor beruang Grizzly albino, diberi gelar "beruang paling sial di dunia" setelah mengalami beberapa peristiwa tragis. Karena warna bulunya yang seputih salju, identitas Joey sering disalahartikan.

Selama berbagai waktu, Joey dikirim ke Kutub Utara karena ahli konservasi dan aktivis satwa liar berulang kali salah menafsirkannya sebagai beruang kutub.

Kisah Joey dimulai di hutan lebat Kanada, di mana sekelompok pegiat lingkungan hidup pertama kali melihatnya pada tahun 2021.

Baca Juga: Kelahiran Bintang-Bintang di Konstelasi Beruang Besar

Begitu mereka melihat bulu putihnya yang mencolok, mereka salah mengira dia adalah beruang kutub yang entah bagaimana melarikan diri dari habitat aslinya.

Karena mereka khawatir tentang keselamatannya, mereka memindahkan dia ke Kutub Utara, yang mereka anggap sebagai rumah yang sah baginya. Setelah Joey ditenangkan, dia dikirim ke hutan belantara es di Kutub Utara.

Joey menemukan dirinya berada di tempat yang sama sekali baru ketika dia tiba di sana. Medan Arktik yang keras dan dingin sangat berbeda dengan hutan di mana mereka biasa hidup.

Joey menghadapi kesulitan untuk beradaptasi dengan tempat barunya, termasuk kesulitan berburu dan memancing di perairan es. Namun, meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, ia berhasil bertahan.

Tidak lama kemudian, para ahli satwa liar setempat di wilayah Arktik menyadari bahwa Joey bukanlah beruang kutub. Perilaku dan bentuk tubuhnya sangat berbeda dengan beruang kutub asli.

Bulunya berwarna kekuningan dibandingkan beruang kutub yang berwarna putih salju, dan meskipun sudah dewasa, ia lebih kecil daripada raksasa Arktik yang lebih besar.

Mereka menemukan bahwa Joey sebenarnya adalah seekor beruang grizzly albino dari Kanada setelah memeriksa database mereka.

Upaya dilakukan untuk membawa Joey kembali ke tempat dia tinggal sebelumnya, dan dia dengan hati-hati diangkut kembali dengan helikopter.

Meskipun demikian, masalah Joey masih jauh dari selesai. Kelompok pelestari lingkungan lain menganggapnya beruang kutub pada tahun 2022.

Dia sekarang ditemukan berkeliaran di sekitar kota kecil di Alaska. Penduduk setempat, yang belum terbiasa dengan istilah beruang Grizzly albino, percaya bahwa itu adalah beruang kutub yang hilang dan memberi tahu petugas satwa liar. Joey dikembalikan ke Arktik setelah ditenangkan.

Selama beberapa tahun berikutnya, siklus kesalahan identitas dan relokasi berlanjut, dengan Joey dikirim ke Arktik lima kali dan kembali lagi.

Setiap kali dia kembali ke Arktik, dia menghadapi masalah yang sama dalam beradaptasi dengan lingkungan yang bukan miliknya.

Joey menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa meskipun dia telah mengalami gangguan berulang kali dalam hidupnya. Ia dijuluki sebagai "beruang paling sial di dunia", dan kisahnya menjadi populer.

Penderitaan Joey pada tahun 2024 menarik perhatian dunia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang keberadaan beruang Grizzly albino dan pentingnya mengidentifikasi satwa liar dengan benar sebelum mengambil tindakan setelah kesalahan identifikasi yang sering terjadi.

Meskipun kehidupan Joey penuh dengan kesulitan tak terduga, ada juga perubahan positif. Kisah-kisahnya meningkatkan kesadaran tentang masalah khusus yang dihadapi hewan albino dan pentingnya pengelolaan satwa liar yang baik.

Baca Juga: Kisah Timothy Treadwell dan Pacarnya yang Tewas Diterkam Beruang, Jeritannya Bikin Syok!

Joey, beruang grizzly albino yang sering dianggap beruang kutub, menjadi simbol kekuatan dan kebutuhan akan pemahaman yang lebih besar tentang perawatan satwa liar.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Indiatimes