INDOZONE.ID - Masyarakat Indonesia hidup dengan beragam kepercayaan, salah satunya adalah kepercayaan terhadap mitos, ritual, benda keramat, larangan-larangan, serta ilmu hitam yang masih memiliki pengaruh yang kuat.
Praktik-praktik seperti larangan memotong kuku pada malam hari, kepercayaan akan kekuatan magis hantu dan makhluk jadi-jadian seperti babi ngepet, serta perempuan duduk di depan pintu, sering dipercayai oleh masyarakat.
Di era modern ini, walaupun telah banyak perkembangan, pola pikir mempercayai mitos dan hal ghaib masih tetap eksis di kalangan masyarakat Indonesia.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa hal tersebut masih terjadi:
Baca Juga: 8 Bau Aneh yang Konon Jadi Tanda Kehadiran Hantu, Mitos atau Fakta?
1. Faktor Ajaran Agama
Masyarakat Indonesia secara umum memiliki keyakinan agama yang kuat. Dalam berbagai agama, kepercayaan pada hal-hal gaib dan tak kasat mata diajarkan dan ditanamkan.
Ini memberikan pembenaran bagi keberlangsungan mitos-mitos tersebut dalam masyarakat.
2. Alternatif Instan dalam Menyelesaikan Masalah
Pola pikir yang belum sepenuhnya maju membuat masyarakat cenderung mencari jawaban instan ketika dihadapkan pada fenomena yang sulit dipahami.
Baca Juga: 5 Kisah Mistis Jembatan Suramadu, Gerbang Tol Ternyata Dibangun di Atas Makam
Hal mistis seringkali menjadi jawaban yang mudah diterima dalam situasi seperti ini.
3. Rasa Ingin Tahu akan Dunia Mistis
Ketidakpastian dan ketidakbisaan untuk membuktikan secara ilmiah membuat dunia mistis selalu menarik bagi sebagian orang.
Karena tidak dapat dijelaskan secara ilmiah, rasa ingin tahu akan hal-hal gaib ini seringkali mempertahankan kepercayaan akan mitos.
4. Eksposur Media
Media massa, seperti acara televisi yang menampilkan hal-hal mistis, turut mempengaruhi kepercayaan masyarakat.
Acara-acara seperti Masih Dunia Lain dan Mister Tukul Jalan-Jalan mempertahankan minat dan kepercayaan akan hal-hal gaib.
Baca Juga: Misteri Dibalik Mitos Angka 4 dan 13, Benarkah Bisa Bawa Sial?
Meskipun demikian, kebenaran dari mitos-mitos tersebut masih menjadi perdebatan. Setiap individu memiliki hak untuk mempercayai atau tidak mempercayai hal tersebut.
Yang terpenting adalah menjaga sikap bijak dalam berpikir dan menghargai pandangan orang lain.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Quora