INDOZONE.ID - Sungai Brantas memiliki sejarah dan kekayaan alam yang menakjubkan di Pulau Jawa. Dengan panjang mencapai 320 kilometer, Sungai Brantas dikenal sebagai sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo.
Sungai ini mengalir melintasi beberapa kota di Jawa Timur, seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, dan Mojokerto. Sungai ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam kehidupan masyarakat setempat.
Dinamakan Sungai Brantas karena sungai ini berhulu di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Airnya bersumber dari simpanan Gunung Arjuno.
Dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 11.800 km2, setara dengan seperempat dari luas Provinsi Jawa Timur, Sungai Brantas memiliki peran penting dalam sektor pertanian dan transportasi di wilayah tersebut.
Kawasan DAS ini telah dimanfaatkan sebagai area pertanian sejak abad ke-8 dan menjadi sumber mata pencaharian bagi ribuan petani di sekitarnya.
Sejarah Sungai Brantas
Selama era kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Jawa, Sungai Brantas menjadi jalur perdagangan yang sibuk dan dinamis. Sungai ini menjadi lalu lintas perdagangan dunia, memfasilitasi pengiriman barang-barang dari daerah pedalaman ke pelabuhan di sepanjang aliran sungai.
Banyak pelabuhan berdiri di tepian sungai untuk mengakomodir kapal-kapal saudagar dari luar Pulau Jawa. Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, Sungai Brantas juga menjadi saksi peperangan dan konflik.
Misalnya, Mataram dan VOC pernah sekali menyerang Istana Trunojoyo di Kediri melalui jalur air yang berakibat pada karamnya salah satu kapal di Sungai Brantas.
Mitos Sungai Brantas
Selain sejarahnya yang kaya, Sungai Brantas juga dikenal dengan kisah-kisah mistis yang menghiasi sepanjang alirannya. Sejak zaman Kerajaan Kediri, cerita tentang keberadaan buaya putih yang menghuni sungai ini sudah menjadi bagian dari cerita rakyat yang tersebar luas.
Konon, buaya putih ini sering meminta tumbal nyawa manusia, dan cerita tenggelamnya orang-orang di sungai ini menjadi semakin menakutkan. Kisah-kisah tentang buaya putih ini juga banyak ditemukan dalam tulisan Pemerintah Belanda pada rentang tahun 1836 hingga 1876.
"Sungai Brantas ini dipercayai oleh warga sekitar sungai mistis, soalnya banyak kejadian orang-orang yang melihat buaya putih di sungai, selang beberapa lama pasti ada kejadian tragis, entah orang tenggelam atau hilang," tutur Heru, warga.
Salah satu kisah mistis yang terkenal terjadi pada saat pembangunan jembatan lama di Kota Kediri. Proyek tersebut selalu mengalami kendala yang tak terduga. Hingga suatu ketika, tumbal harus dijatuhkan untuk kelancaran pembangunan, dan tanpa diduga proyek tersebut dapat dilanjutkan tanpa kendala yang berarti hingga selesai.
Cerita ini menjadi bagian dari cerita rakyat yang turun-temurun dan menambah misteri Sungai Brantas. Bagi masyarakat yang tinggal di kota-kota yang dilewati Sungai Brantas, sungai ini bukan hanya sumber penghidupan dan sarana transportasi, tetapi juga memiliki makna spiritual dan keberadaan yang kuat dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita-cerita mistis yang berkembang seputar sungai ini menciptakan nuansa magis dan misterius yang selalu memikat hati setiap orang yang mengenalnya.
Sungai Brantas dengan segala keindahannya, sejarahnya yang kaya, dan kisah mistisnya, merupakan warisan alam yang tak ternilai bagi masyarakat Jawa Timur.
Sungai ini adalah bukti hidup akan keajaiban alam yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang. Melalui pengelolaan yang baik dan upaya pelestarian yang berkelanjutan, Sungai Brantas akan terus mengalir dan menjadi saksi bisu dari perjalanan waktu dan kehidupan manusia di Pulau Jawa.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators