Sabtu, 18 FEBRUARI 2023 • 09:05 WIB

Tragedi Bintaro 2, Peristiwa Maut KRL yang Tabrak Truk Pengangkut BBM hingga 7 Orang Tewas

Author

Tragedi Bintaro 2. (ANTARA)

Kecelakaan maut antara kereta rel listrik (KRL) yang menabrak truk tangki Pertamina terjadi di perlintasan kereta api Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, 9 Desember 2013 lalu. Peristiwa itu biasa dikenal dengan Tragedi Bintaro 2 dan mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia.

Kecelakaan diduga terjadi karena truk bermuatan tangki menerobos saat palang pintu yang tidak berfungsi. Kemudian peristiwa tersebut dekat dengan lokasi tragedi Bintaro 1 yang sebelumnya terjadi pada tahun 1987.

Kronologi

Merangkum dari berbagai sumber, kecelakaan yang melibatkan antara KRL jurusan Serpong-Tanah Abang bernomor 1131 itu berangkat dari Stasiun Serpong pada pukul 11.01 WIB, tetapi sedikit terlambat dikarenakan ada perbaikan AC.

Setelah itu KRL berangkat menuju Stasiun Pondok Ranji, saat itu lah kesalahan terjadi. Truk tangki melewati perlintasan, tak jauh KRL datang.

Pada pukul 11.09 WIB, kereta berangkat dari Stasiun Pondok Ranji menuju Stasiun Kebayoran Lama.

Saat KRL berjalan ke arah Stasiun Kebayoran Lama, kemudian ada truk pengangkut BBM menyeberang di perlintasan kereta api Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan.

Tragedi Bintaro 2. (ANTARA)

Truk tersangkut lantaran tak bisa melewati perlintasan. Di sisi lain KRL melaju dengan kecepatan tinggi semakin mendekat. Petugas langsung mengibarkan bendera merah untuk memberikan informasi kepada masinis kereta.

Baca Juga: Tragedi Bintaro, Kecelakaan Berdarah yang Tak Terlupakan Sejarah

Namun, KRL tak bisa rem mendadak meskipun di depannya ada truk pengangkut BBM tak bisa melintas. Hingga akhirnya pukul 11.25 WIB terjadilah tabrakan karena tak bisa dihindarkan antara KRL dengan truk pengangkut BBM.

Sekitar pukul 11.30 terjadi tiga kali terjadi ledakan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kemudian listrik di atas kereta api dimatikan demi keselamatan.

Sebelum kejadian, asisten masinis sempat memberitahukan bahwa akan siap-siap menghadapi tabrakan, tetapi penumpang tidak menghiraukan. 

Penumpang langsung terjatuh dan miring ke kanan. Saksi mata menyebutkan bahwa KRL berhenti mendadak dan lampu kereta mati. Penumpang di gerbong 1 dan 2 berhamburan ke belakang karena di depan hawanya terasa panas.

7 Orang Tewas

Akibat terjadinya kecelakaan sebanyak tujuh orang meninggal dunia dan 73 orang mengalami luka-luka. Masinis, Asisten Masinis, Teknisi Kereta meninggal karena posisi terjepit. 

Sementara dua penumpang wanita yang bernama Rosa meninggal di Rumah Sakit Suyoto Veteran. 

Untuk gerbong masinis terbakar bersamaan dengan truk muatan BBM yang tertabrak. Kemudian gerbong pertama yang khusus untuk kereta wanita hingga gerbong ketiga anjlok dan terguling ke kanan.

Tragedi Bintaro 2. (ANTARA)

Hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), ada beberapa faktor yang menyebabkan kecelakaan antara KRL dan truk tangki BBM itu. 

Salah satu penyebabnya adalah pintu perlintasan yang telat menutup. Kondisi rambu, termasuk warna yang sudah buram, jarak, fungsi, dan penempatan rambu yang tidak tepat juga menjadi faktor penyebab kecelakaan. 

Selain itu ranting pohon dan padatnya bangunan, juga menghalangi pandangan pengemudi terhadap datangnya kereta. Jalan yang ada di perlintasan juga tidak rata mengakibatkan laju kendaraan yang melintas menjadi terhambat. Apalagi, lokasi di sekitar lokasi kejadian bisa dibilang padat.

Imbas Kecelakaan

Kecelakaan ini membuat lalu lintas kereta api antara Kebayoran dan Pondok Ranji terganggu, sehingga kereta dari arah Merak maupun Tanah Abang tidak bisa melintas.

Butuh beberapa waktu sampai jalur bisa dilewati, dan kereta api yang pertama melewati jalur ini pasca-kecelakaan adalah kereta api Krakatau Express dari arah Kediri pada dini hari esok harinya. Tapi KRL belum bisa melintas karena aliran Listrik Aliran Atas (LAA) belum selesai diperbaiki.

Baca Juga: Merinding! Cerita Gang Beksi, Saksi Bisu Kecelataan Maut Tragedi Bintaro 35 Tahun Lalu

Setelah beberapa hari, akhirnya KRL pun bisa melintas. Pasca beberapa hari pasca-kecelakaan, kecepatan di tempat kejadian perkara dibatasi 5 km/jam.

PT KAI Commuter Jabodetabek melakukan pembenahan, seperti penambahan petunjuk keadaan darurat pada KRL, mengingat pada saat kejadian, banyak penumpang yang kebingungan untuk membuka pintu saat darurat, juga jalan keluar lewat jendela.

Lintasan di Tempat Kecelakaan Ditutup

Pasca insiden kecelakaan KRL dengan truk pengangkut BBM perlintasan sebidang tempat terjadinya kecelakaan telah ditutup. Agar jalanan tetap terhubung, pemerintah provinsi DKI Jakarta, kemudian membangun jalan layang  guna mencegah kecelakaan serupa terulang.

Flyover diresmikan di tahun 2018 lalu oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan setelah dibangun di tahun 2017. Fly Over Bintaro ini memiliki panjang 391 meter dan lebar 9 meter.

3 Petugas KRL yang Gugur di Tragedi Bintaro II Diabadikan

Guna mengingat pengabdian para petugas KRL yang gugur akibat kecelakaan di tragedi Bintaro II, PT Kereta Api Indonesia mengabadikan dengan membuat prasasti di Stasiun Tanahabang untuk mengenang kejadian tersebut.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: