Bangsa kita memiliki sejarah yang panjang dibentuk dari peradaban yang cukup besar. Ini terbukti ditemukannya Situs Srigading yang terletak di Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Di atas Gundukan tanah yang dikeramatkan warga sekitar tersebut terdapat batu yoni dan sebaran bata kuno.
Pada bulan Februari hingga Maret 2022, gundukan tanah yang ada di tengah ladang tebu yang ada di pinggiran desa tersebut kemudian di ekskavasi oleh BPCB Jatim, Pemkab Malang, dan LPM Kaloka Malang.
Hasilnya sungguh mengejutkan. Ditemukan bagian pondasi kaki candi yang relatif utuh berukuran 10 m x 10 m, yang dilengkapi tangga di sisi timur.
Ternyata runtuhan bagian tubuh dan atap candi selama ini menutupi dan membentuk gundukan tanah tersebut selama berabad-abad.
Pada bagian tengah candi terdapat lubang seumuran sedalam 4 meter. Di Lubang sumuran tersebut ditemukan berbagai artefak logam dan batu di keempat sudut candi bagian dalam.
Temuan harta karun lainnya adalah ditemukannya arca agastya, nandiswara, dan mahakala dibawah runtuhan bata.
Berdasarkan bahan, gaya arsitektur, temuan artefak, dan Prasasti Linggasuntan yang ditemukan tidak jauh dari lokasi ini, maka situs srigading diduga kuat merupakan sebuah runtuhan candi yang berasal dari masa mataram Kuno abad 10 masehi.
Ditemukan Arca Durga dengan banyak tangan
Bagi warga setempat, Cegumuk yang berada di desa itu bukan hanya dianggap sebagai gundukan tanah biasa. Di atas gundukan tanah itu, ada sebuah yoni yang merupakan lambang kesuburan berukuran 0,8x0,8 meter dibentuk dari material batuan andesit.
Seperti yang dilansir Antara, keberadaan Cegumuk di Desa Srigading, Kecamatan Lawang tersebut sudah diketahui kurang lebih sejak 1985-1986. Saat itu, selain yoni, juga ditemukan sebuah lingga yang merupakan simbol kejantanan yang dikelilingi reruntuhan batu bata berukuran besar.
Kemudian, juga ditemukan tiga buah arca di atas gundukan itu. Tiga arca yang ditemukan saat itu adalah sebuah sebuah arca perempuan dengan banyak tangan atau yang dikenal sebagai Durga, arca sapi tanpa kepala atau Nandi dan arca yang membawa pentungan atau Dwarapala.
Di sekitar gundukan itu, berserakan batu bata dengan dimensi cukup besar dan berbeda dari batu bata pada umumnya yang dipergunakan untuk membangun rumah masa kini. Batu bata yang berserakan itu, merupakan reruntuhan dari bangunan dan membentuk sebuah gundukan.
Pada 1986, Suryadi yang kini berusia 64 tahun, tengah mencari ketenangan batin di sekitar wilayah Desa Srigading tersebut. Saat itu, tidak jauh dari gundukan tanah ada sebuah pohon nangka besar namun pendek yang diingatnya sebagai sebuah penanda.
Dalam proses mencari ketenangan batin itu, Suryadi melihat sebuah gundukan di dekat pohon nangka tersebut. Kemudian dia mendatangi gundukan tersebut dan melihat ada sejumlah prasasti yang ia perkirakan memiliki nilai sejarah tinggi.
"Dahulu, pada saat saya menemukan gundukan itu masih ada arca-arca termasuk lingga. Saya ingat, ada arca Durga, Nandi tanpa kepala dan Dwarapala," katanya.
Suryadi sejak muda memiliki ketertarikan dengan keberadaan situs-situs bersejarah khususnya di wilayah Kabupaten Malang. Saat itu, setelah menemukan gundukan beserta sejumlah arca tersebut, ia melaporkan kepada Dinas Purbakala yang ada di Mojokerto.
"Kebetulan saya memiliki teman yang menjaga Candi Singosari, kemudian melapor ke dinas. Setelah itu dari Dinas Purbakala melakukan peninjauan, namun setelahnya tidak ada tindak lanjut," ujarnya.
Setelah penemuan itu, Suryadi juga kerap menyambangi gundukan tanah itu untuk mencari ketenangan batin. Gundukan tanah tersebut, bagi warga setempat juga dianggap sebagai salah satu area yang dikeramatkan.
Bahkan, beredar juga sejumlah cerita-cerita rakyat yang menyebutkan bahwa di Cegumuk itu pada malam tertentu, terlihat ada sinar yang menyerupai lampu jika dilihat dari kejauhan. Tempat itu juga menjadi lokasi untuk melakukan ritual para pencari ketenangan batin.
Seiring dengan berjalannya waktu, arca-arca yang berada pada Cegumuk tersebut hilang. Bahkan, keberadaan yoni yang cukup besar tersebut juga hampir dicuri oleh orang tidak dikenal, namun warga setempat berhasil mengetahuinya dan mengembalikan yoni tersebut.
Keinginan Suryadi agar Cegumuk tersebut bisa diselamatkan tidak terhenti hingga puluhan tahun. Selama kurang lebih 37 tahun melakukan penantian, pada awal Februari 2022, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan ekskavasi situs tersebut.
"Baru-baru ini, saya bertemu dengan sejumlah tokoh, termasuk dari BPCB Jawa Timur. Akhirnya kami berkumpul dan terealisasi untuk ekskavasi," ujarnya.
Temuan Penting BPCB Jawa Timur
Pelaksanaan ekskavasi situs Srigading, dilakukan oleh BPCB Jawa Timur selama kurang lebih enam hari pada 7-12 Februari 2022. Tim dari BPCB Jawa Timur membuka sisi barat dari Cegumuk tersebut, dan memastikan bahwa bangunan tersebut merupakan sebuah candi.
Dari material yang dipergunakan untuk membangun candi tersebut yang berupa batu bata berukuran panjang 35 centimeter (cm), lebar 22cm dan ketebalan 10-11cm, serta temuan lain berupa relief berbentuk wajah, ditengarai candi tersebut berasal dari abad ke-10 Masehi.
Selain itu, juga ditemukan adanya ratna atau bentuk atap yang meruncing dan ambang bilik bangunan candi. Diperkirakan, candi tersebut memiliki bagian tubuh serta atap yang kemudian runtuh dan menutup seluruh profil kaki pada semua sisi.
Dengan temuan bukti fisik tersebut, diperkirakan bangunan candi tersebut memiliki gaya atau ciri-ciri berupa candi tua dari era Mataram Kuno. Temuan relief berbentuk wajah di situs Srigading, juga mirip dengan gaya relief yang ada di Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
BPCB Jawa Timur memperkirakan bangunan candi tersebut juga memiliki keterkaitan dengan prasasti Linggasutan yang berasal dari tahun 929 Masehi. Prasasti Linggasutan, ditemukan di Desa Lowokjati, kurang lebih dua kilometer dari Desa Srigading.
Bangunan candi tersebut tidak berorientasi pada arah utara sesuai kompas. Namun, diduga menghadap ke arah timur, atau berorientasi pada Gunung Semeru dan membelakangi Gunung Arjuno.
Artikel Menarik Lainnya:
- HUT ke-77 RI, Wapres Ma’ruf Amin Ajak Rakyat Penuhi Panggilan Bangun Tanah Air
- Disorot Kasus Sambo dan Kanjuruhan, Irjen Teddy Minahasa Ditangkap Coreng Wajah Polri
- Viral Wanita Bercadar Bersenpi Terobos Masuk Istana Negara, Langsung Diamankan Polisi
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: