Momentum Grebeg Suro selalu ditunggu oleh warga Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Termasuk menunggu kirab Pusaka dan Buceng Purak. Kirab Pusaka dan Buceng Purak merupakan tradisi untuk menyambut datangnya bulan Muharam di Bumi Reog.
Kirab pusaka dan buceng purak atau berebut tumpeng menjadi tradisi yang terus dilaksanakan di Ponorogo. Lautan manusia berkumpul pada Jumat, 29 Juli 2022 sore. Pasalnya acara kirab pusaka dan Buceng Purak merupakan puncak gelaran Grebeg Suro tahun ini.
Kirab pusaka merupakan kegiatan kilas balik sejarah Ponorogo. Warga melihat proses pemindahan pusat pemerintahannya. Perpindahan ini terjadi pada abad ke-15 lalu.
Perpindahan dimulai dari pusat pemerintahan kota lama yaitu Kota Timur atau Kutho Wetan yang kini merupakan Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan menuju Kota Tengah atau Kutho Tengah yang merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Ponorogo saat ini.
Perpindahan ini dilaksanakan pada 1 Suro atau 1 Muharam tepatnya setelah matahari berangsur jatuh ke barat atau masuk 1 Suro. Perpindahan pusat pemerintahan Kadipaten Ponorogo ini ditandai dengan sebuah prosesi penuh nuansa mistis dan religi, kirab pusaka.
Kirab pemerintahan ini memboyong tiga pusaka kebanggaan Ponorogo, yaitu Angkin Cinde Puspito, Songsong Tunggul Wulung dan Tumbak Tunggul Nogo. Tidak hanya melihat sejarah tentang prosesi perpindahan ibu kota kabupaten. Namun juga memperebutkan Buceng Porak, dimana diyakini bahwa ada sederet kerbekahan dalam Buceng itu.
Sebenarnya isi dari Buceng purak tidak istimewa. Hanya berisi, sayuran berupa kacang panjang, jagung, terong. Juga buah seperti apel, salak, belimbing, jeruk. Yang paling atas ayam.
Buceng Purak diperebutkan setelah jemasan atau pencucian tiga pusaka, Angkin Cinde Puspito, Songsong Tunggul Wulung dan Tumbak Tunggul Nogo. Warga yang telah menunggu sejak siang hari tampak begitu antusias memperebutkan makanan yang disediakan.
Mereka percaya, dengan memperoleh sekelumit makanan saja, bisa membuat hidup mereka setahun ke depan lebih berkah.
"Saya percaya. Makanya kalau kirab gini nunggu bucengnya. Alhamdulillah sayur. Saya jauh-jauh cuma biar bisa dapat ini. Biar dapat berkah," pungkas Anof, salah satu warga.
Sementara, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko berharap kirab pusaka ini mampu mengingat leluhur.
"Mudah-mudahan Ponorogo lebih baik semoga tidak sekedar happy-happy saja, tapi kami punya pesan hijrah lebih baik. Oonorogo hebat, Ponorogo lebih baik, bersama-sama bergandeng erat," pungkasnya.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: