Senin, 23 MEI 2022 • 09:24 WIB

Asal Usul Nenek Moyang Manusia: dari Ikan Purba, Kera, atau Nabi Adam dan Hawa?

Author

Pengunjung mengamati koleksi manusia purba pada Pameran Museum Manusia Purba Sangiran di Medan, Sumatera Utara, Rabu (18/10). (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Di dunia ini, ada begitu banyak hal yang tak pernah benar-benar kita ketahui secara pasti kebenarannya. Apalagi jika kebenaran tersebut disandarkan pada bukti empiris atau saintifik. Salah satunya adalah perihal asal usul atau nenek moyang manusia (homo sapiens). 

Secara garis besar, ada dua pandangan mengenai asal usul manusia, yakni 1) pandangan yang berpijak pada fakta sejarah dan sains; dan 2) pandangan yang mengacu pada penjelasan biblikal (kitab suci) atau keyakinan agama-agama.

Untuk pandangan yang berpijak pada sejarah dan sains, ada beberapa teori yang mengemuka. Salah satunya adalah teori evolusi, yang kemukakan oleh beberapa tokoh, mulai dari Aristoteles, Jean-Baptiste Pierre Antoine de Monet (chevalier de Lamarck), August Friedrich Leopold Weismann, hingga Charles Darwin.

Teori evolusi selaras dengan teori-teori yang melatarinya, yakni dentuman besar (Big Bang), teori keadaan tetap (Steady State), teori mengembang dan memampat (The Oscillating), teori alam semesta kuantum, dan teori berayun.

Pada teori ini, secara garis besar diyakini bahwa manusia memiliki nenek moyang yang sama dengan hewan-hewan lainnya (universal common descent).

Gambaran spekulatif sosok Neanderthal. (Antaranews)

Teori universal common descent didasarkan pada prinsip-prinsip evolusi yang diajukan oleh Charles Darwin pada bukunya On the Origin of Species.

Dikutip dari Wikipedia, menurut teori evolusi, setiap spesies hidup berasal dari satu nenek moyang, spesies yang ada sebelumnya lambat laun berubah menjadi spesies lain, dan semua spesies lain muncul dengan cara itu. Perubahan yang terjadi berlangsung sedikit demi sedikit dalam jangka waktu jutaan tahun sehingga memungkinkan adanya banyak spesies dalam bentuk peralihan selama periode perubahan tersebut.

Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi, dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang.

Studi dari evolusi manusia meliputi berbagai ilmu pengetahuan, terutama fisik antropologi, linguistik dan genetika. Beberapa tipologi spesies Homo telah berkembang, termasuk Homo erectus yang menghuni Asia dan Homo neanderthalensis yang menghuni Eropa.

Beberapa tipologi spesies Homo telah berkembang, termasuk Homo erectus yang menghuni Asia dan Homo neanderthalensis yang menghuni Eropa. Archaic Homo sapiens berevolusi antara 400.000 dan 250.000 tahun yang lalu.

Studi genetik menunjukkan bahwa primata bercabang (memisahkan diri) dari mamalia lain sekitar 85 juta tahun yang lalu pada periode Kapur Akhir, dan fosil paling awal muncul pada era Paleosen, sekitar 55 juta tahun yang lalu.

Keluarga Hominidae bercabang (memisahkan diri) dari keluarga Hylobatidae (Ungka) 15 sampai dengan 20 juta tahun yang lalu, dan sekitar 14 juta tahun yang lalu, Ponginae (orangutan), bercabang (memisahkan diri) dari keluarga Hominidae.

Bipedalisme adalah adaptasi dasar dari garis suku hominini, bipedal awal hominin diduga salah satu Sahelanthropus atau Orrorin, bersama Ardipithecus, bipedal penuh muncul kemudian. 

Gorila dan simpanse memisahkan diri sekitar waktu yang sama, sekitar 4-6 juta tahun yang lalu, Sahelanthropus atau Orrorin mungkin nenek moyang terakhir manusia dengan dengan mereka (gorila dan simpanse). Bipedal awal akhirnya berkembang menjadi australopithecine dan kemudian berkembang lagi menjadi genus Homo.

Selama jutaan tahun berikutnya proses ensefalisasi dimulai, dimasukkannya Homo Erectus dalam catatan fosil, kapasitas tengkorak telah dua kali lipat menjadi 850 cm3.

Homo erectus dan Homo ergaster adalah homininae awal yang meninggalkan Afrika, dan spesies ini menyebar melalui Afrika, Asia, dan Eropa antara 1,3 juta – 1,8 juta tahun yang lalu. Diperkirakan bahwa spesies ini adalah yang pertama yang menggunakan api dan alat-alat yang kompleks.

Berdasarkan teori asal usul manusia modern dari Afrika terbaru, manusia modern mungkin berevolusi di Afrika dari Homo heidelbergensis, Homo rhodesiensis, atau Homo antecessor dan bermigrasi keluar benua Afrika sekitar 50.000 sampai 100.000 tahun yang lalu, menggantikan populasi lokal Homo erectus, Homo Denisova, Homo floresiensis, dan Homo neanderthalensis.

Jika ditarik lebih jauh lagi, ada pula yang menyebut bahwa nenek moyang manusia yang lebih tua adalah hewan air. Disebutkan bahwa ratusan juta tahun yang lalu, organisme air terlontar dari air ke daratan, termasuk ikan-ikan purba. Spesies yang bertahan saat itu kemudian menjadi pioner yang melanjutkan tahapan evolusi vertebrata selanjutnya.

Di sisi lain, agama menyuguhkan pandangan simplistik bahwa nenek moyang manusia adalah Nabi Adam dan kekasihnya, Hawa. 

Jadi, kamu mau percaya yang mana, Guys?

Artikel Menarik Lainnya:

Sejarah Buku 'The Origin of Species', Teori Charles Darwin soal Evolusi Manusia dari Kera

3 Fenomena Evolusi yang Cukup Aneh, Salah Satunya Aposematisme Kupu-kupu

Ternyata, Bumi Berevolusi Jauh Lebih Lama dari Perkiraan Sebelumnya, Ini Buktinya!
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: