Senin, 24 JANUARI 2022 • 12:20 WIB

Jelang Imlek, Inilah Asal Usul Shio di Penanggalan China yang Konon dari Balapan Hewan 

Author

Lambang shio di Qingyanggong temple, Chengdu, Sichuan, China. (Wikipedia).

Dalam hitungan jari, warga keturunan Tionghoa akan merayakan Tahun Baru China atau yang sering disebut Imlek. Secara otomatis, tahun ini sendiri akan memasuki shio baru bernama Shio Macan Air

Meski kita mengenal shio, namun banyak hal yang masih gagal paham soal shio tersebut. Salah satunya adalah kesalahpahaman umum bahwa lambang hewan shio hanya ditetapkan berdasarkan tahun. Nyatanya, penetapan lambang hewan shio ini juga didasarkan atas bulan, hari, dan jam.

Tak hanya itu, masih banyak yang belum tahun tentang asal usul shio dan cerita mitologi China sendiri. Berikut ada beberapa pengetahuan tentang shio tersebut.

12 binatang menjadi shio yang dikombinasikan lima elemen alam.

Mengutip The Handbook of Chinese Horoscop, shio terdiri dari dua belas lambang hewan shio yang secara tadisi dimulai dari shio tikus. Masing-masing dengan Cabang Bumi terkait secara berurutan dan sifatnya, yaitu Kayu, Api, Tanah, Logam, dan Air sebagai lima elemen alam.

Secara tradisi, shio dimulai dari lambang hewan tikus dan terakhir babi. 

Tabel data shio di kalander china. Tangkapan Layar/Wikipedia).

Terbentuk shio dari legenda China Kaisar Giok.

Mengutip situs mva.gov, dua belas binatang dalam shio terbentuk pada masa awal peradaban Tiongkok, sehingga sangat sulit menelusur asal-muasalnya. Banyak kisah dan cerita yang menceritakan mengenai penetapan dua belas hewan ini menjadi bagian dari shio.

Salah satu legenda mengisahkan bahwa Kaisar Giok menitahkan bahwa tahun-tahun dalam penanggalan akan dinamai dengan nama-nama hewan berdasar urutan mereka sampai ke kediamannya. 

Kisah balapan para hewan shio menuju tempat Kaisar Giok.

Hewan dalam shio di kalndar China. (Quora).

Untuk mencapai tempat tujuan, hewan-hewan tersebut harus menyeberang sebuah sungai. Kucing dan tikus tidak bisa berenang, tetapi mereka pandai, dan meminta tumpangan pada kerbau. Kerbau yang baik hati dan naif mempersilakan mereka naik di punggungnya. 

Dalam legenda lain dikatakan bahwa kerbau bersedia memberi tumpangan agar bisa mendengar nyanyian tikus. Saat kerbau sudah hampir sampai ke tepi, tikus mendorong kucing hingga jatuh ke sungai, kemudian segera turun dari punggung kerbau dan mendahuluinya menemui Kaisar Giok. 

Hal ini menjadikan tikus menjadi hewan pertama dalam shio, diikuti kerbau. Meski kuat, macan sempat terseret arus ke hilir sehingga dia datang di urutan ketiga.

Hewan keempat yang datang adalah kelinci yang menyeberang dengan melompati batu-batu yang ada. Dia sempat kehilangan pijakan di tengah jalan, tetapi beruntung menemukan kayu yang mengapung untuk pegangan yang mengantarkan kelinci ke tepi. 

Meski dapat terbang dengan cepat, naga baru tiba setelah kelinci lantaran harus menurunkan hujan terlebih dulu di suatu desa, juga membantu kelinci yang saat itu berpegangan di kayu dengan menghembuskan napas sehingga kelinci dapat terdorong ke tepi.

Hewan-hewan urutan terakhir.

Hewan dalam shio di kalndar China. (Wikipedia).

Kuda tiba setelah naga, tetapi dia terkejut melihat ular yang bersembunyi di tapal kuda tiba-tiba muncul, menjadikannya jatuh dan memberi ular tempat keenam. Kuda sendiri berada di urutan ketujuh. 

Setelahnya, kambing, monyet, dan ayam tiba bersama-sama. Ayam menemukan rakit untuk menyeberang, sedangkan monyet dan kambing menyeret dan menarik rakitnya, berusaha menyingkirkan semua rumput liar. 

Kaisar Giok berkenan atas kerja sama mereka, kemudian menyatakan kambing sebagai hewan kedelapan, monyet sebagai hewan kesembilan, dan ayam sebagai hewan kesepuluh. Hewan kesebelas yang datang adalah anjing. Meski pelari dan perenang yang baik, anjing menghabiskan waktunya untuk bermain di air. 

Babi tiba di urutan kedua belas yang sebelumnya dia makan terlebih dahulu dan jatuh tertidur di tengah perjalanan. Kucing yang sudah tenggelam tidak dimasukkan menjadi anggota dua belas shio, dan dikatakan ini menjadi alasan kucing selalu memburu tikus.

Legenda lain menyebutkan tentang jamuan makan dan kebohongan tikus.

Sebuah legenda lain mengisahkan bahwa pada suatu hari, dewa mengumumkan akan mengadakan jamuan yang dilangsungkan esok hari. Namun tikus membohongi kucing dan mengatakan bahwa jamuan dilangsungkan lusa. 

Pada hari yang ditetapkan, dua belas hewan mendatangi jamuan dewa, tidak termasuk kucing yang mengira bahwa jamuan masih dilangsungkan besok. 

Shio. (Freepik).

Dalam kisah Buddha.

Dalam Buddha, dikisahkan bahwa Gautama Buddha mengundang semua hewan di dunia untuk menemuinya sebelum dia pergi dari bumi, tetapi hanya dua belas binatang yang mendatangi undangannya. 

Untuk menghargai kedatangan mereka, Buddha menamakan tahun dengan nama mereka sesuai urutan kedatangan dua belas binatang tadi.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: