Selasa, 27 JULI 2021 • 13:44 WIB

Ilmuwan Berpikir Bahwa Karunia Api Berasal dari 400.000 Tahun Lalu dari Manusia Purba!

Author

Api. (photo/Ilustrasi/Pexels/moein moradi)

Begitu manusia purba menemukan cara untuk menjinakkan api liar yang berguna untuk memasak makanan, menghangkatkan perkemahan dan hal lainnya, beberapa ilmuwan pun berpikir bahwa keterampilan itu menyebar seperti api. Jika mereka benar, maka berarti populasi manusia purba tepat di seluruh Afrika, Eropa dan Asia perdagangkan pengetahuan setidaknya 400.000 tahun yang lalu. 

Itu jauh sebelum manusia modern mulai sebar keluar dari Afrika dan contoh pertama dari 'difusi budaya' dalam catatan arkeologi. Melihat hal itu, arkeolog Katharine MacDonald dari Universitas Leiden di Belanda memberikan komentarnya. 

“Sampai saat ini, selalu ada anggapan bahwa difusi budaya sebenarnya dimulai hanya 70.000 tahun yang lalu ketika manusia modern, Homo sapiens , mulai bubar,” ungkapnya. 

"Tetapi catatan penggunaan api sekarang tampaknya menunjukkan bahwa ini terjadi jauh lebih awal." jelasnya. 

Analisis baru sendiri telah membandingkan jejak api yang dibuat oleh hominin di situs arkeologi di seluruh Eropa, Israel, Asia dan Afrika Utara, berdasarkan data dari studi selama beberapa dekade. Sebelum 400.000 tahun yang lalu, penulis mengatakan hampir semua lokasi yang diperiksa menunjukkan sangat sedikit bukti penggunaan api. 

Tetapi, sejak saat itu, semakin banyak situs ditemukan dengan arang, tulang yang hangus, dan sedimen yang diubah panas. Meskipun mungkin semua budaya hominin ini menemukan api secara mandiri, penyebaran yang relatif cepat ke seluruh Dunia Lama sangatlah menunjukkan bahwa keterampilan ini tersebar secara budaya. 

"Karena beberapa subpopulasi hominin bertahan dan meninggalkan bukti penggunaan api, tidak mungkin praktik yang terkait dengan penggunaan api diangkut oleh satu subpopulasi hominin yang menyebar," tulis para penulis .

Kurangnya bukti kebakaran sebelum 400.000 tahun yang lalu karenanya harus ditafsirkan 'dengan hati-hati'. Bahkan setelah 400.000 tahun lalu, data saat ini tidaklah merata, terutama pada Afrika dan Eurasia, dimana mengenai H. naledi , H. sapiens , Neanderthal , Denisovans , dan H. erectus  sangatlah kurang.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: