Berdirinya Padvinders Muhammadiyah kemudian mengalami perkembangan yang pesat hingga mencapai seluruh wilayah di Indonesia.
Pada tahun 1920 atas usulan H. Hadjid, nama Padvinders Muhammadiyah diubah menjadi Hizbul Wathan yang artinya Pembela Tanah Air.
Baca Juga: Awal Puasa Berbeda, Mengapa Penetapan Lebaran Muhammadiyah dan NU Bisa Sama?
Perkembangan Hizbul Wathan masih dapat kita rasakan hingga saat ini, khususnya bagi kalian yang menuntut ilmu di sekolah milik Muhammadiyah.
Selain berdirinya berbagai amal usaha dan organisasi otonom, kebebasan Muhammadiyah dalam melakukan perluasan wilayah hingga ke seluruh Indonesia, terbukti memberikan dampak yang singnifikan.
Hal ini tampak dari pertumbuhan anggota aktif yang awalnya berjumlah 149 pada tahun 1917, kemudian menjadi 3.346 pada tahun 1922.
Pada tahun 1923, K.H Ahmad Dahlan wafat dan kiprahnya diteruskan oleh K.H Ibrahim.
Muhammadiyah di bawah kepemimpinan K.H Ibrahim juga mengalami perkembangan seperti adanya pertumbuhan jumlah anggota hingga total keseluruhannya menjadi 4.000 anggota aktif, serta berdirinya 55 sekolah di Surabaya dan Yogyakarta.
Pada tahun 1925, seorang tokoh dari Minang bernama Haji Rasul mendirikan cabang Muhammadiyah di Minangkabau, dan mengembangkannya hingga dapat menyebar ke wilayah-wilayah Sumatra, Sulawesi, Kalimantan dan sekitarnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: IQRA: Jurnal Ilmu Kependidikan Dan Keislaman