Faktor lainnya adalah persoalan air yang juga menjadi masalah bagi petani. Pencemaran lingkungan yang terjadi akibat limbah industri, limbah hotel, dan limbah pemukiman menyebabkan kualitas air menurun. Selain itu, ketersediaan air pun menjadi terbatas.
Alasan lain yang turut menyumbang munculnya persoalan air adalah karena pembangunan yang dilakukan untuk menunjang industri pariwisata di Bali, sehingga air sebagai sumber daya yang sangat penting menjadi terbatas, bahkan langka keberadaannya. Hal ini pun dapat menimbulkan konflik akibat persaingan dalam pemanfaatan air bagi bidang pertanian atau non-pertanian.
Tiga situs Indonesia yang disebut akan punah. (Istimewa)
Tambang Batubara Ombilin di Sawahlunto, Sumatera Barat, ini menjadi tambang batubara yang tertua di Indonesia. Operasional terancam terhenti dan keberadaannya terancam punah karena lokasinya rentan terhadap banjir.
Baca Juga: Marcinelle Mining Disaster, Kecelakaan Tambang Paling Mematikan dalam Sejarah Belgia
Selain itu, ketika cuaca panas ekstrem terjadi di lokasi operasionalnya, kekeringan pun menjadi risiko yang mengakibatkan kepunahan tambang tersebut.
Akan tetapi, keberadaan tambang batubara ini sebagai warisan dunia pun kerap kali mendapat kritik dari media-media pengamat lingkungan. WALHI, misalnya, menyatakan situs tambang ini telah menghasilkan perbudakan dalam proses pengelolannya. Dan aktivitas batubara telah mengakibatkan munculnya perubahan iklim.
Ada pula LBH Padang yang turut mengkritisi keberadaan Tambang Batubara Ombilin karena dalam sejarahnya tercatat ribuan pekerja, baik laki-laki dan perempuan, telah diperbudak menjadi buruh paksa untuk mengoperasikan industri tersebut. Perbudakan buruh tersebut tercermin dalam beberapa kegiatan, seperti jam kerja yang panjang, jumlah hari kerja yang tinggi, dan upah yang minim.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Forestdigest