Kategori Berita
Media Network
Jumat, 07 APRIL 2023 • 10:01 WIB

Fenomena Alam Langka Bulan Ramadan: Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023 Mendatang

ilustrasi gerhana matahari hibrida. (Freepik/nick7634)

Bulan Ramadan tahun ini bakal dihiasi fenomena alam langka, gerhana matahari hidrida. Peristiwa astronomi ini akan mewarnai langit Indonesia menjelang Lebaran dalam hitungan 14 hari ke depan, tepatnya pada Kamis, 20 April 2023 mendatang.

Menurut Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) Premana W. Premadi, fenomena matahari ini sangat jarang terjadi. Terakhir diketahui muncul pada tahun 1807 silam. 

"Peristiwa yang jarang dan tentunya Indonesia beruntung sekali bisa mendapatkan gerhana matahari total," ujarnya dalam konferensi pers di Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ), seperti dikutip dari ANTARA, Jumat (7/4/2023).

Premana yang juga merupakan Kepala Observatorium Bosscha itu menjelaskan, fenomena gerhana matahari total berikutnya akan kembali melintasi Indonesia pada 2042.

Menurutnya, gerhana matahari total menarik dari berbagai aspek sebab fenomena itu tak hanya unik tetapi juga indah dan sudah dikenali masyarakat di dunia dalam berbagai peradaban.

"Kita pun secara astronomi bisa menghitung ke depan maupun ke belakang kapan saja pernah terjadi gerhana dan kapan lagi akan terjadi gerhana," sambung Premana.

Lebih lanjut dia menerangkan bahwa peristiwa gerhana penting untuk dipelajari sebagai bagian dari sains, terutama gerhana matahari total sebab ketepatan waktu dan ketepatan posisi dapat dihitung dengan sangat seksama.

"Itu merupakan kesempatan untuk belajar sains, belajar matematika yang sangat unik," ungkap Premana.

Gerhana Matahari

Ilustrasi gerhana matahari. (Freepik/flashmovie)

Adapun gerhana matahari sendiri terjadi saat bulan melintas di antara matahari dan bumi, sehingga cahaya matahari terhalang sebagian atau seluruhnya oleh piringan bulan.

Terdapat beberapa jenis gerhana matahari, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari cincin, gerhana matahari parsial, dan gerhana matahari hibrida.

Gerhana matahari hibrida terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana ada daerah yang mengalami gerhana matahari total dan ada pula yang mengalami gerhana matahari cincin.

Penampakannya tergantung dari lokasi pengamat yang dipengaruhi oleh lengkungan bumi. Terjadinya gerhana disertai pula oleh peristiwa pasang surut laut maksimum akibat letak matahari, bulan, dan bumi yang praktis segaris.

Selain itu, perilaku makhluk hidup yang berubah seperti hewan malam ikut terpengaruh atau berlaku sebaliknya, makhluk siang seketika bersembunyi karena siang yang cerah mendadak gelap layaknya malam.

Baca juga: Siap-siap! Bakal Ada Fenomena Alam Langka: Gerhana Matahari Hibrid, Terakhir Muncul 1807

Gerhana ke-52

Ilustrasi gerhana matahari hibrida. (Freepik/archangel808892)

Gak hanya itu, fakta unik lainnya, gerhana matahari hibrida pada 20 April 2023 mendatang merupakan gerhana ke-52 dari total 80 gerhana dalam kategori siklus soros 129.

Wilayah yang dapat menikmati gerhana matahari cincin berasa di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Di mana sentral gerhana matahari hibrid berada di Laut Timor pada 9,6 derajat Lintang Selatan dan 125,8 derajat Bujur Timur.

Sedangkan, wilayah yang mengalami gerhana matahari total berada di Australia Barat berada di Ningaloo, Taman Nasional Cape Range, Learmonth hingga Exmouth; Timor Leste ada di Viqueque, Uma Uain Leten, Uani Uma, Alawa Craik, Lacoliu, Tirilolo, Lospalos, Fuiloro, Com, Mehara, dan Tutuala.

Di Indonesia, gerhana matahari total akan terjadi di Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, tepatnya di Pulau Kisar, Pulau Maopora, Pulau Damar Desa Batumerah, Kabupaten Seram.

Kemudian, Kabupaten Seram di Maluku tepatnya di Pulau Oeta Kepulauan Watubela.

Selanjutnya, Kabupaten Fakfak di Papua Barat yang berada di Pulau Antalisa, Pulau Faur, Pulau Karas, dan Pulau Rowatte.

Gerhana matahari total bisa juga bisa dilihat di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, tepatnya di Soetoeri, Ritoware dan Aramasa.

Lalu, Kabupaten Teluk Wondama di Papua Barat yang berada di Idore, Wendehsi, Bur,  Pulau Mois Waar, Pulau Rouw, Pulau Iwer, Pulau Rumarakom, Pulau Maransabadi , Pulau Mapimonu dan Pulau Yensguandi.

Kemudian, Kepulauan Yapen di Papua tepatnya di Pulau Num, Pulau Japen (Wooi, Gesauer, Saribi).

Selain itu, gerhana matahari total juga bisa disaksikan di Kabupaten Biak Numfor di Papua, yakni Pulau Biak (Marjen, Waroi, Parieri, Oerfoe, Jendidori, Mokmer, Mandon, Saba, Arires, Akraak, Saoeaba, Menoerwar, Pulau Ow

Baca juga: Fakta Tentang Gerhana Matahari Cincin 10 Juni 2021, Ada Link Live Streaming!

Tutupan Piringan Matahari

Gerhana matahari total, sebagian, dan cincin. (Timeanddate)

Persentase tutupan piringan matahari saat puncak gerhana di Biak sebesar 100 persen, Jakarta (Planetarium dan Observatorium Jakarta) sebanyak 38,9 persen, dan Anyer (Komplek Mercusuar Cikoneng) sebesar 36,2 persen.

Gerhana matahari di Biak, Provinsi Papua, berlangsung selama 3 jam 5 menit dengan durasi gerhana matahari total hanya 58 detik.
Sedangkan di Jakarta, durasi kontak awal sampai akhir berlangsung selama 2 jam 37 menit.

Sementara di Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, durasi gerhana berlangsung selama 2 jam 33 menit.

Secara global terjadinya gerhana maksimal, yaitu saat sumbu bayangan bulan melintas paling dekat dengan pusat bumi yang berlangsung pada 20 April 2023 pukul 04:16 UT atau 11:16 WIB atau 12:16 WITA atau 13:16 WIT.

Adapun latar belakang rasi bintang saat gerhana matahari tersebut adalah rasi bintang Aries.

 

Artikel Menarik Lainnya: 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Fenomena Alam Langka Bulan Ramadan: Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023 Mendatang

Link berhasil disalin!