Kata Guru Gembul Cowok di Dunia Bakal Punah karena Kromosomnya, Masa Iya?

Kromosom Y (medical.net)

Sosok Guru Gembul belakangan banyak diperbincangkan setelah dirinya hadir di podcast ‘Close The Door’ Deddy Corbuzier. 

Di podcast tersebut Guru Gembul yang merupakan youtuber sekaligus pengajar membahas berbagai persoalan menarik, salah satunya soal ancaman kepunahan kaum adam.

Menurutnya, laki-laki atau cowok di dunia tak lama lagi akan punah lantaran kromosomnya.

“Kan cewek itu XX kromosomnya, kalau cowok itukan XY. Kalau cewek itu X nya rusak ya bisa ditambal sama X lainnya. Kalau Y nya cowok gak bisa ditambal sama yang lain. Jadi ditambal sama X, makin lama kromosom cowok makin sedikit,” ucapanya dalam potongan podcast yang dilihat di akun TikTok @bcuindonesia, Kamis (8/9/2022). 

Oleh karena itulah, Guru Gembul menyebut cowok di dunia bakal punah dan maskulinitasnya makin menurun. 

“Karena itu dalam rentang waktu tertentu laki-laki itu bakal punah dan mungkin sayang gak tau sebenarnya korelasinya, semakin sedikit kromosom laki-laki itulah yang buat laki-laki jadi lembek. Tapi apa iya, saya juga pribadi gak meneliti dibuang itu, tapi pengalaman pribadi ya begitu,” ungakpanya.

Lalu benarkah demikian ? 

Dikutip dari Theconversation, kromosom Y memang menjadi simbol maskulinitas. Akan tetapi kromosom ini tidak kuat dan tahan lama.

Kromosom Y dapat mengalami degenerasi alias kemerosotan dengan cepat, sehingga perempuan memiliki dua kromosom X yang sepenuhnya normal, sementara laki-laki punya satu kromosom X dan satu kromosom Y yang mengerut.

Jika laju degenerasi yang sama berlanjut, kromosom Y hanya punya sisa waktu 4,6 juta tahun sebelum lenyap sama sekali.

Kendati begitu, penelitian mutakhir menunjukkan bahwa kromosom Y dapat mengembangkan beberapa mekanisme  untuk ‘menghentikan’ atau ‘melambatkan’ laju hilangnya gen sampai berhenti.

Selain itu, Jenny Graves dari La Trobe University di Australia menyebut  jika kromosom Y pada manusia memang lenyap, tidak mesti berarti bahwa laki-laki sedang berada dalam proses menuju kepunahan.

Bahkan pada spesies-spesies yang benar-benar kehilangan kromosom Y, jantan dan betina masih sama-sama diperlukan untuk reproduksi.

Dalam kasus-kasus tersebut, gen “master switch” SRY yang menentukan sifat jantan genetis sudah pindah ke kromosom berbeda. 
Artinya, spesies-spesies itu memproduksi jantan tanpa perlu kromosom Y. 

Bagaimana pun juga, kromosom penentu jenis kelamin baru itu—yang dipindahkan Gen SRY atau Sex-determining Region pasti mulai mengalami proses degenerasi lagi karena tidak adanya rekombinasi yang sama yang memusnahkan kromosom Y mereka sebelumnya.

Namun yang menarik, meski kromosom Y diperlukan bagi reproduksi manusia normal, banyak dari gen yang dibawanya tidak diperlukan jika seseorang menggunakan teknik reproduksi dengan bantuan.

Ini berarti bahwa rekayasa genetis tak lama lagi bisa menggantikan fungsi gen kromosom Y, memungkinkan pasangan sejenis perempuan atau laki-laki tidak subur untuk hamil.

Namun tetap saja, sekalipun semua orang mungkin hamil dengan cara ini, manusia yang subur tidak akan berhenti bereproduksi secara alami.

Artikel Menarik Lainnya:

• Sebelum Sungai Yangtze, Afrika Selatan Sempat Alami Kekeringan Terburuk Sepanjang Sejarah

• Sungai Terbesar Ketiga di Dunia Surut, Apakah Dunia Bakal Dilanda Kekeringan Hebat?

• Atasi Kekeringan, China Manfaatkan Teknologi Hujan Buatan, Bukan Jasa Pawang Hujan