Tradisi tari buluh di Afrika Selatan (Reuters/SIPHIWE SIBEKO)
Di Afrika Selatan, ada tradisi unik yang melibatkan sebagian besar wanita muda Zulu dan Swaziland. Tradisi tersebut dikenal sebagai Reed Dance atau Tari Buluh.
Para wanita muda yang mengikuti upacara Tari Buluh ini wajib masih perawan. Mereka nantinya harus memperlihatkan kemampuan menari dengan busana adat di depan raja.
Tradisi ini diperkenalkan oleh Raja Zulu, Goodwill Zwelithini pada tahun 1991. Buluh dipilih karena mitosnya nenek moyang bangsa Zulu muncul dari tempat tidur yang terbuat dari alang-alang.
Wanita muda yang belum menikah dan lolos tes keperawanan, nantinya akan membawa buluh alang-alang itu saat menari dengan bertelanjang dada di hadapan raja.
Jika buluh itu patah ketika dia menari di depan raja, berarti wanita itu berbohong dan sebenarnya dia sudah tidak perawan.
Sebelum upacara diadakan, para gadis itu harus mengikuti acara perkemahan, di mana seorang wanita tua akan memeriksa apakah mereka masih perawan atau tidak.
Indikatornya seperti selaput dara yang belum robek, bokong dan dada yang kencang, perut rata, tatapan polos, dan cara berjalannya.
Upacara Tari Buluh diklaim sebagai upaya agar para gadis muda menjaga keperawanan sebelum akhirnya menikah. Raja Zulu juga memanfaatkan upacara ini untuk mengenalkan pentingnya melawan HIV/AIDS.
Upacara ini juga menjadi sarana mempererat persatuan para gadis muda dan memamerkan budaya kerajaan Swaziland. Karena keunikannya, upacara ini selalu menarik minat turis asing mendatangi daerah tersebut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: