Siti Nurbaya adalah novel klasik Indonesia yang ditulis oleh Marah Rusli pada tahun 1922. Novel ini menceritakan kisah tragis seorang gadis Minangkabau bernama Siti Nurbaya dan kisah cintanya dengan seorang pemuda bernama Samsul Bahri.
Siti Nurbaya adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama pamannya dan bibinya. Ayahnya adalah seorang pedagang kaya yang meninggal ketika ia masih kecil, dan ibunya meninggal beberapa tahun kemudian.
Samsulbahri adalah seorang pemuda dari keluarga miskin yang bekerja sebagai buruh di tambang batu bara milik keluarga Siti Nurbaya.
Baca Juga: 5 Serial Netflix Bertema Makhluk Mitologi dari Berbagai Budaya di Dunia
Siti Nurbaya jatuh cinta pada Samsulbahri, tetapi kisah cinta mereka tidak direstui oleh keluarga Siti Nurbaya karena Samsulbahri dianggap sebagai pria yang tidak pantas bagi keluarga yang terhormat seperti mereka.
Siti Nurbaya akhirnya dijodohkan dengan seorang pedagang kaya yang bernama Datuk Maringgih, meskipun ia tidak mencintainya.
Namun, pernikahan Siti Nurbaya dengan Datuk Maringgih tidak bahagia. Datuk Maringgih ternyata seorang yang kejam dan kasar terhadap Siti Nurbaya. Siti Nurbaya menjadi semakin tertekan dan merana, dan pada akhirnya meninggal karena sakit yang dideritanya.
Novel "Siti Nurbaya" memiliki pesan yang kuat tentang keadilan sosial dan kesetaraan, serta perjuangan seorang perempuan dalam menghadapi patriarki dan diskriminasi kelas.
Novel ini menjadi salah satu karya sastra Indonesia yang paling terkenal dan telah diadaptasi menjadi berbagai bentuk media, termasuk film dan drama.
Baca Juga: Mitos Guci Tegal: Bikin Awet Muda, Penyembuh Sakit, Pembawa Berkah tapi Ada Kutukan Cinta!
Kisah Siti Nurbaya kini jadi satu cerita legenda yang terkenal di Sumatera Barat. Cerita ini bercerita tentang seorang gadis Minangkabau bernama Siti Nurbaya yang hidup pada zaman penjajahan Belanda.
Makam Siti Nurbaya terletak di atas bukit kota Padang dan menjadi salah satu wisata sejarah yang populer di Sumatera Barat.
Di tempat ini, wisatawan dapat menyaksikan makam Siti Nurbaya dan mendengarkan kisah lengkap tentang kisah tragis cinta Siti Nurbaya dan Samsul Bahri dari pemandu wisata lokal.
Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati pemandangan indah Kota Padang dari atas bukit.
Namun makam ini masih diragukan menjadi peristirahatan terakhir Siti Nurbaya, pasalnya kisah Novel 'Siti Nurbaya' merupakan rekaan dari sang penulis berdasarkan pengalaman pribadinya.
Ia pernah mengalami kisah percintaan yang tidak berakhir bahagia karena perbedaan status sosial. Selain itu, Marah Rusli juga terinspirasi dari kehidupan sekitar dan kondisi sosial pada masanya di Padang, Sumatera Barat.
Novel Siti Nurbaya dianggap sebagai cerminan masyarakat Minangkabau pada saat itu, yang sangat menghargai adat dan memiliki aturan yang ketat mengenai pernikahan.
Melalui kisah tragis Siti Nurbaya, Marah Rusli ingin menyampaikan pesan mengenai kesetiaan, perjuangan, serta ketidakadilan dalam masyarakat.
Artikel Menarik Lainnya:
- Cerita Dokter Forensik Didatangi Mayat Saat Hendak Tidur: Ingin Berterima Kasih
- Kengerian Gerbong Maut Kereta Api Kuno di Museum Brawijaya, Ada Hantu Tahanan Penjajah?
- Mitos Bendungan Karangkates: Penampakan Wanita Berbaju Putih Pembantaian PKI di Malang
- Mitos Jembatan Cirahong, Konon Sepasang Pengantin Dikubur Hidup-hidup untuk Jadi Tumbal
- Misteri Kapal Hantu Mary Celeste yang Awaknya Menghilang, Benarkah karena Monster Laut?
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: