INDOZONE.ID - Kalau ngomongin soal budaya pernikahan di Indonesia, rasanya nggak ada habisnya. Tiap daerah punya caranya sendiri buat ngerayain momen sakral ini, salah satunya Sidoarjo dengan ritual Pengantin Putri Jenggolo. Tradisi ini bukan cuma soal adat aja, tapi penuh filosofi, nilai budaya, dan cerita menarik di balik setiap tahapannya.
Nah, kalau kamu penasaran sama upacara pernikahan khas Sidoarjo ini, yuk kita bahas lebih dalam. Siapa tahu bisa jadi ide seru buat kamu yang lagi mikir konsep nikahan yang unik dan beda!
Apa Itu Ritual Pengantin Putri Jenggolo?
Pengantin Putri Jenggolo itu sebenernya tradisi nikahan khas Sidoarjo yang punya gaya unik banget. Tradisi ini masih satu keluarga sama upacara Lara Pangkon atau Manten Pegon yang juga bisa ditemui di daerah-daerah sub-etnis Arek kayak Surabaya, Mojokerto, Pasuruan, sampe sebagian Malang. Tapi, dalam versi Putri Jenggolo, Lara Pangkon cuma jadi satu bagian aja dari keseluruhan ritual.
Lara Pangkon sendiri artinya “lara sak durunge kelakon”, yang kurang lebih bisa diartiin sebagai rasa sakit sebelum semuanya bener-bener kejadian. Filosofis banget, ya?
Akar Budaya yang Kaya dan Simbolis
Yang bikin tradisi ini makin unik, ternyata banyak unsur budaya lain yang ikut mempengaruhinya, seperti budaya Arab, Tionghoa, Belanda, sampai budaya pesisir. Contohnya aja ada simbol mayang rontek yang bentuknya mirip kayak tiang ondel-ondel dari Betawi. Hal-hal kayak gini bikin ritualnya makin kaya makna.
Dan kenapa dinamain “Pengantin Putri Jenggolo”? Karena Pemerintah Kabupaten Sidoarjo ingin menjadikan ini sebagai simbol pelestarian budaya yang berasal dari akar sejarah kerajaan Jenggala. Tradisi ini juga terus dijaga dan dikembangin sama Harpi Melati Sidoarjo.
Boneka Ayam Jago: Simbol Kehebatan Pengantin Pria
Salah satu elemen paling nyentrik dan menarik adalah hadirnya boneka ayam jago yang dibawa rombongan keluarga pengantin pria. Tapi ini bukan ayam biasa, dengan adanya boneka ini penuh pernak-pernik yang menggambarkan keunggulan calon mempelai pria. Tapi nggak semua bisa pakai tradisi ini, lho. Hanya diperuntukkan bagi pria yang belum pernah menikah alias perjaka. Begitu juga mempelai wanita.
Biasanya, pihak perempuan udah nyiapin wakil buat nerima ayam jago ini. Sebelum diserahin, ada sesi tanya-jawab yang kocak tapi tetap filosofis. Dialog ini menjelaskan kelebihan si “jagoan” sambil diselingi humor. Jadi, suasananya seru banget, kayak pertunjukan budaya mini.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Kawin Cai, Ritual Unik di Desa Babakan Mulya: Ada Kaitan dengan Pernikahan?
Perebutan Ayam dan Makna Perjuangan
Habis tanya-jawab, ritual lanjut ke bagian yang lebih seru: perebutan ayam jago lewat pencak silat. Nah, ini bukan cuma hiburan, tapi punya makna mendalam. Intinya, buat dapetin sesuatu yang berharga itu perlu usaha, kerja keras, dan perjuangan. Bahkan pihak perempuan pun tetap punya peran dan usaha buat “mendapatkan” pengantin laki-laki.
Sayangnya, bagian Lara Pangkon ini makin jarang dilakukan karena alasan tempat, biaya, dan ribetnya persiapan. Tapi di beberapa tempat, seperti Krian, tradisi lengkapnya masih dijalankan dan jadi tontonan yang luar biasa menarik.
Rangkaian Upacara Pengantin Putri Jenggolo
Ritual ini terdiri dari tiga bagian besar: Pranikah, Pernikahan, dan Pascapernikahan. Yuk, kita kulik satu-satu.
1. Upacara Pranikah
Nelisik itu mencari tahu tentang latar belakang calon pasangan tentang bibit, bobot, bebet.
Nakokno ini untuk keluarga pria datang menanyakan kesediaan keluarga perempuan sambil bawa simbol-simbol penuh makna kayak tebu wulung dan cengkir gading.
Mbalesi ini untuk balasan dari pihak perempuan, bawa gula, kopi, dan bumbu kinang lengkap. Penutupnya ada kue-kue ketan yang maknanya biar hubungan makin lengket dan nempel terus.
Lamaran (Peningsetan) yakni untuk pemberian barang-barang dari keluarga pria ke wanita.
Teges Gawe itu untuk menentukan hari baik pernikahan.
Pasang Terop itu kaya pemasangan tenda yang dihiasi janur, pisang, dan simbol lainnya.
Siraman yaitu ritual mandi suci buat calon pengantin wanita.
Melekan ini diadakan malam hari sebelum akad, kumpul bareng warga sambil makan sego golong.
2. Upacara Pernikahan
Akad Nikah
Panggih Manten (Temu Pengantin), nah di sinilah adegan Lara Pangkon dilakukan.
3. Pascapernikahan
Ngunduh Mantu yakni Pengantin wanita datang ke rumah pengantin pria, kalo ini diadakan 1 hari sesudah upacara pernikahan.Tinjo Manten itu saling bersilaturahmi ke keluarga masing-masing, tinjo manten ini di diadakan 5 hari sesudah upacara pernikahan.
Baca Juga: Inilah Tata Cara Pernikahan Pada Masyarakat Samin di Kabupaten Blora yang Perlu Kamu Ketahui
Tradisi yang Patut Dilestarikan
Banyak makna yang bisa diambil dari tradisi Pengantin Putri Jenggolo ini. Bukan cuma soal pernikahan, tapi juga soal menghargai perjuangan, menjaga kehormatan, dan menghormati leluhur. Tradisi ini menunjukkan kalau budaya Jawa khususnya Sidoarjo, kaya banget yang pasti ada pesan hidup lewat simbol atau upacara gitu.
Jadi, buat kamu yang pengen menikah dengan nuansa adat yang kental, mungkin tradisi ini bisa jadi pilihan. Bukan cuma bikin momen makin berkesan, tapi juga ikut melestarikan warisan budaya bangsa.
Ritual Pengantin Putri Jenggolo bukan cuma sekadar acara adat, tapi juga bentuk penghormatan pada nilai budaya dan sejarah Sidoarjo. Dari boneka ayam jago sampai sesi pencak silat, semuanya punya makna yang mendalam. Meski tantangan zaman bikin beberapa bagian mulai ditinggalkan, kita tetap bisa ikut andil menjaga tradisi ini tetap hidup. Yuk, bangga jadi orang Indonesia yang budayanya sekaya gini!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Referensi.data.kemdikbud.go.id