Minggu, 25 FEBRUARI 2024 • 09:07 WIB

4 Kegiatan Tradisi Nyadran Jelang Ramadan yang Sering Dilakukan

Author

  Mengupas 4 Kegiatan Tradisi Nyadran Jelang Ramadan

INDOZONE.ID - Tradisi nyadran sebelum bulan ramadan di setiap wilayah di Pulau Jawa memiliki ciri khas yang unik sesuai dengan kearifan lokalnya.

Berikut empat kegiatan dalam tradisi nyadran yang wajib kamu ketahui:

 Baca Juga: Tradisi Unik Bulan Ramadan di India, Berbuka dengan Garam Sebelum Makan yang Lainnya

1. Ziarah Kubur: Mempererat Keharmonisan Antargenerasi

Ilustrasi ziarah kubur. (DDHK News)

Tradisi nyadran dimulai dengan ziarah kubur, di mana masyarakat Jawa mengunjungi makam leluhur untuk membersihkan dan merapikan, serta mendoakan arwah para leluhur. 

Ini bukan sekadar kewajiban, tetapi juga simbol bakti dan penghormatan kepada orang-orang yang telah tiada. 

Melalui ziarah kubur, generasi muda diajarkan untuk mengenali sejarah dan warisan leluhur, sehingga tercipta keharmonisan antargenerasi yang kuat.

2. Mandi di Sungai (Padusan): Ritual Pembersihan Spiritual dan Jasmani

  Mandi di Sungai (Padusan): Ritual Pembersihan Spiritual dan Jasmani

Setelah ziarah kubur, masyarakat melanjutkan tradisi dengan mandi di sungai atau padusan. 

Mandi tidak sekadar membersihkan tubuh secara fisik, tetapi juga merupakan pembersihan spiritual. 

Aktivitas ini melambangkan kesucian diri menjelang bulan Ramadan, di mana umat Islam berusaha membersihkan diri dari dosa dan kotoran spiritual. 

Mandi di sungai juga menciptakan ikatan batin dengan alam dan sumber-sumber air, sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah yang diberikan oleh Sang Pencipta.

Baca Juga: Tradisi Berziarah ke Makam Mbah Priok saat Bulan Ramadan, Ada Kisah Keramat di Baliknya

 

3. Membersihkan Lingkungan: Gotong Royong Menjaga Kebersihan Bersama

Membersihkan Lingkungan: Gotong Royong Menjaga Kebersihan Bersama

Tradisi nyadran juga mencakup membersihkan lingkungan sekitar. Masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong untuk membersihkan desa atau kampung mereka. 

Ini bukan hanya sekadar membersihkan sampah atau memperbaiki infrastruktur, tetapi juga sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan tempat tinggal. 

Dengan bersama-sama membersihkan lingkungan, terjalin kerjasama dan solidaritas antarwarga, menciptakan suasana yang lebih harmonis dan bersih.

4. Kenduri: Bersatu dalam Kebersamaan dan Syukur

  Kenduri: Bersatu dalam Kebersamaan dan Syukur

Puncak dari tradisi nyadran adalah kenduri, di mana masyarakat berkumpul untuk makan bersama dan berdoa. Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari pembacaan doa bersama, ceramah agama, hingga berbagi hidangan. 

Kenduri bukan hanya sebagai ajang silaturahmi, tetapi juga sebagai momen untuk bersyukur atas segala anugerah yang diberikan oleh Tuhan. 

Dalam suasana yang penuh kehangatan, masyarakat saling bertukar cerita dan pengalaman, memperkuat rasa persaudaraan dan kebersamaan di antara mereka.

Tradisi nyadran bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan bagian dari identitas dan kearifan lokal masyarakat Jawa. 

Meskipun zaman terus berubah, tradisi ini tetap terjaga dan dilestarikan, sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Sang Pencipta.


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Biro