Sabtu, 07 JUNI 2025 • 18:10 WIB

Kisah Mistis Pasar Terkutuk di Malang: Rezeki Berdarah dan Kutukan yang Minta Tumbal

Author

Ilustrasi Pasar Terkutuk.

INDOZONE.ID - Di pinggiran Kota Malang, tepatnya di Desa Alas Tua, ada sebuah pasar yang kelihatannya biasa-biasa aja.

Di pagi hari ramai banget, penuh tawa-tawa ibu-ibu, suara tawar-menawar, dan aroma jajanan pasar yang menggoda.

Tapi kalau malam tiba, suasananya berubah jadi sunyi dan dingin. Nggak ada yang berani lewat, apalagi nongkrong.

Kamu mungkin mikir ini cuma pasar kecil biasa, tapi tunggu dulu ada kisah mistis yang ngumpet di balik lapak-lapak itu.

Kisah mistis tentang kutukan tua, ritual gelap, dan tumbal nyawa yang bikin merinding.

Yuk, simak kisah mistis pasar terkutuk di Malang dilansir dari YouTube/Tumbal Cerita selengkapnya!

Baca Juga: Kisah Mistis Pasar Bubrah Gunung Merapi: Pusat Jualan Para Makhluk Halus!

Kedatangan Bu Sri yang Bikin Merinding

Awal mula kisah horor ini dimulai pas awal bulan Suro. Seorang perempuan tua muncul di pasar, namanya Bu Sri.

Ia buka lapak di sudut barat pasar, tempat yang katanya angker dan nggak pernah ada yang mau jualan di sana. Anehnya, dagangan Bu Sri selalu laris manis.

Dalam waktu dua jam, semua apem, lupis, dan sayurnya langsung ludes. Padahal orang-orang nggak pernah lihat dia bawa stok barang dari mana.

Nah lebih creepy, pelanggan yang belanja ke lapaknya Bu Sri jadi aneh. Mereka nggak nawar, mukanya datar, dan langsung pergi seperti zombie.

Bu Marni, salah satu pedagang lama, mulai curiga. “Ini bukan cuma soal rezeki, ada yang nggak beres,” gitu kata hatinya.

Gamelan Tengah Malam dan Bau Bunga Kantil

Pak Amin, penjaga malam pasar, suatu malam denger suara gamelan dari arah lapak Bu Sri. Tapi pas dicek, kosong.

Cuma ada bau dupa dan jejak kaki yang muter-muter kayak orang nari. Ini bukan kejadian biasa, gengs.

Bu Marni yang makin kepo akhirnya dateng lebih pagi. Dia lihat Bu Sri lagi duduk, matanya merem, mulutnya komat-kamit, seperti lagi ritual. Angin dingin berhembus, bau bunga kantil menyengat.

Waktu Bu Marni pura-pura nggak lihat, Bu Sri tiba-tiba berdiri dan menatap langsung. Matanya hitam legam tanpa bola mata. 

Bunga Kantil dan Petunjuk Ritual Mengerikan

Besok paginya, Bu Marni nemu bunga kantil segar dan sisa kemenyan di depan lapak Bu Sri. Waktu bunga itu diendus, badannya langsung menggigil. Dia simpan bunganya di toples kaca.

Tapi malamnya, dia mimpi buruk. Dalam mimpinya, Bu Sri duduk di lapak dengan kebaya putih, nyisir rambut sambil ngomong, “Marni… ganti tumbalku.”

Waktu bangun, toples kaca yang isinya bunga kantil udah berubah jadi abu.

Seremnya lagi, keesokan paginya, anak Pak Joko mimisan dan ngomong dalam tidur, “Ibu berkebaya putih minta aku…”

Baca Juga: Kisah Mistis Gunung Raung: Misteri Kerajaan Macan Putih, Pasar Setan, dan Pondok Berhantu

Ilustrasi Pasar Terkutuk.

Siapa Bu Sri Sebenarnya?



  1. Joko coba selidiki identitas Bu Sri. Tapi hasilnya nihil. Di RT nggak ada data, di kelurahan juga nggak ada laporan pindahan dari Blitar.

Bahkan rumah kontrakan yang katanya ditinggali Bu Sri ternyata kosong bertahun-tahun. Ini fix, Bu Sri bukan manusia biasa.

Desas-desus makin gila. Ada yang lihat Bu Sri ritual tengah malam sama ayam cemani, ayam hitam yang darahnya biasa dipakai buat pesugihan.

Mbak Tia yang jual gorengan pun jadi saksi mata. Ia lihat darah ayam netes ke mangkok tanah liat sambil suara tangisan anak kecil terdengar dari balik meja.

Lubang Kematian dan Anak-anak yang Menghilang

Bu Marni, Pak Joko, dan Pak Amin nekat nyelidiki lapak Bu Sri tengah malam. Mereka nemuin lubang kecil ditutup kain kafan, dikelilingi boneka reot bertuliskan huruf Jawa kuno.

Dari dalam lubang, ada suara anak kecil minta tolong. “Ibu, tolong… gelap…”

Tiba-tiba Bu Sri muncul, berdiri di lorong pasar, mengenakan kebaya putih. Wajahnya bersinar, tapi matanya tetap hitam.

“Pasar ini dulu kuburan. Kalian hanya numpang untung. Sekarang giliran mereka yang minta bagian,” katanya santai.

Dari lubang, asap hitam keluar. Bayangan anak-anak kecil merangkak naik, kulit pucat, mata kosong.

Mereka berjalan ke arah Bu Sri yang membuka tangan lebar. Pasar itu kini milik mereka.

Akhirnya, Siapa yang Bertahan dan Siapa yang Ditelan?

Bu Marni, Pak Joko, dan Pak Amin kabur dari pasar dengan napas tersengal.

Mereka sadar satu hal yaitu mereka udah lihat terlalu banyak. Hari-hari setelah itu, pasar tetap buka seperti biasa.

Tapi semuanya berubah. Pedagang nggak banyak bicara. Pembeli cuma ke satu lapak. Lapak Bu Sri.

Dengan senyum tipisnya, Bu Sri terus menyusun dagangan yang selalu laris. Tapi sekarang semua tahu, ada harga yang dibayar untuk rezeki yang terlalu mudah.

Nah bukan cuma pedagang yang harus hati-hati. Bisa aja, kamu yang jadi tumbal berikutnya.

Baca Juga: Kisah Teror Santet Segoro Pitu: Keluarga Hancur karena Persaingan Dagang di Pasar!

Ilustrasi Pasar Terkutuk.

Cerita ini jadi pengingat, gengs. Nggak semua tempat yang ramai itu aman.

Kadang di balik tawa-tawa dan dagangan murah, ada sesuatu yang nggak kelihatan tapi minta jatah. Kamu mungkin mikir ini cuma kisah mistis.

Tapi siapa tahu, kalau kamu lagi lewat pasar, terus nyium bau bunga kantil mending cepet-cepet pergi. Soalnya, mereka bisa saja masih lapar.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: YouTube