Minggu, 16 MARET 2025 • 20:20 WIB

Kisah Mistis Desa Barito: Terjebak dalam Pusaran Perang Santet di Kalimantan

Author

Ilustrasi Perang Santet.

INDOZONE.ID - Di balik keindahan alam Kalimantan yang penuh dengan hutan lebat dan sungai berkelok, tersembunyi kisah mistis perang santet yang masih hidup dalam tradisi masyarakat pedalaman. 

Pak Seno, seorang guru muda dari kota, tak pernah menyangka bahwa tugasnya di Desa Barito akan membawanya ke dunia penuh misteri, ilmu gaib, dan dendam berdarah yang telah berlangsung turun-temurun.  

Baca Juga: Misteri Desa Tumbal, Konon Ada Suku Misterius Penyeimbang Hutan di Kalimantan

Perjalanan ke Desa Misterius

Dilansir dari YouTube @CERITA HOROR, kisah ini berawal saat Pak Seno menatap pemandangan di depannya dengan perasaan campur aduk. Desa Barito lebih terpencil dari yang ia bayangkan. 

Perjalanan panjang menggunakan perahu kecil menyusuri Sungai Keruh yang diapit hutan lebat, kini membawanya ke desa yang dikelilingi kabut tebal. 

Udara lembap menusuk kulitnya, dan suasana desa terasa sunyi, terlalu sunyi.  

Rumah kayu tua tempatnya tinggal tampak reyot. Atapnya bocor di beberapa tempat, dan dindingnya berderit setiap kali angin bertiup. 

Saat memasuki rumah itu, Pak Seno langsung merasa ada yang aneh. 

Udara di dalam ruangan terasa lebih berat, seolah ada sesuatu yang tak kasat mata mengawasinya.  

Malam pertama di desa misteri itu terasa panjang. Gonggongan anjing melengking, diselingi lolongan aneh dari arah hutan. 

Pak Seno berusaha meyakinkan diri bahwa itu hanya suara binatang malam. 

Tapi, di dalam hatinya, ia merasa bahwa desa ini menyimpan rahasia besar yang kemungkinan sebuah kisah mistis tak terungkap.  

Baca Juga: Kisah Mistis Teror Desa Terkutuk: Ada Wanita Berlidah Panjang yang Meneror Warga

Desa yang Penuh Rahasia

Hari-hari awalnya di Desa Barito berjalan dengan ritme yang lambat. 

Ia mencoba beradaptasi dengan kehidupan desa yang jauh berbeda dari hiruk-pikuk kota. 

Murid-muridnya antusias meski fasilitas sekolah sangat terbatas. 

Namun, di balik kehangatan mereka, ada sesuatu yang ganjil yaitu warga desa tampak selalu waspada, seakan takut pada sesuatu.

Pak Seno sering merasa seperti diawasi. Malam-malamnya tak pernah benar-benar tenang. 

Suara ketukan samar di jendela, suara langkah di depan pintu, dan bayangan yang melintas cepat membuat bulu kuduknya berdiri.  

Suatu malam, ia mendengar suara aneh di luar rumahnya. 

Saat membuka pintu, ia melihat jejak kaki tak dikenal di depan rumahnya. 

Jejak itu terlihat samar, seperti milik seseorang yang berjalan tanpa alas kaki. 

Ketika bertanya kepada warga, mereka hanya menggeleng dan buru-buru pergi tanpa menjawab. Ada sesuatu yang mereka sembunyikan.  

Baca Juga: Misteri Desa Mati di Kaki Gunung Sinabung, Kini Terbengkalai Setelah Ditinggalkan Akibat Erupsi

Santet dan Dendam Lama  

Pak Seno mulai mendengar bisikan tentang perang santet yang terjadi di desa itu. 

Dua kelompok dukun sakti saling beradu ilmu hitam sejak puluhan tahun lalu. 

Perselisihan ini memakan korban dari generasi ke generasi.  

Warga percaya bahwa orang-orang yang sakit mendadak, meninggal tanpa sebab, atau mengalami kejadian aneh adalah korban perang santet yang masih berlangsung. Tak ada yang berani berbicara terbuka.  

Salah satu muridnya, Lilis, adalah anak seorang dukun sakti. 

Gadis itu sering mengingatkan Pak Seno untuk tidak keluar rumah setelah matahari terbenam.

"Ada hal-hal yang tak bisa dijelaskan dengan logika Pak," bisik Lilis.  

Pak Seno awalnya menganggapnya hanya mitos. Tapi suatu malam, ia mengalami kejadian mengerikan.

Baca Juga: Santet Suku Dayak dan Penggunaan Mandau Mengungkap Kekuatan Mistis di Kalimantan

Ilustrasi Desa Horor.

Malam Mencekam: Serangan Tak Kasat Mata

Pak Seno terbangun karena tubuhnya terasa berat dan sulit bergerak.

Matanya menatap ke langit-langit, tetapi ia tak bisa menggerakkan tubuhnya. 

Suara bisikan terdengar di telinganya, semakin lama semakin keras.  

Ketika ia akhirnya bisa bangun, keringat dingin membasahi tubuhnya. 

Di sudut kamar, ia melihat sesosok bayangan hitam berdiri diam.

Keesokan harinya, tubuhnya terasa lemas. Sakit misterius mulai menyerangnya.

Lilis yang melihat kondisi Pak Seno langsung membawanya ke ayahnya, Pak Long, seorang dukun sakti yang menolak terlibat dalam perang santet.  

Pak Long hanya menatapnya tajam dan berkata, "Ini bukan sakit biasa. Seseorang ingin kau pergi dari desa ini."  

Malam itu, Pak Long melakukan ritual untuk mengusir ilmu hitam yang menyerang Pak Seno. 

Bau dupa memenuhi ruangan, suara mantra terdengar jelas, dan udara semakin dingin.  

Tiba-tiba, rumah bergetar hebat. 

Dari luar, terdengar suara tawa mengerikan bercampur dengan jeritan panjang.  

"Itu kuyang," bisik Pak Long.  

Makhluk jadi-jadian itu mencoba masuk, tetapi ritual perlindungan yang dilakukan Pak Long cukup kuat untuk menahannya. 

Setelah pertarungan panjang, suara itu akhirnya menghilang.  

Namun, Pak Long memperingatkan, "Ini belum selesai."  

Baca Juga: 5 Santet Suku Dayak yang Paling Mematikan: Ada yang Bikin Tubuh Korban Lumpuh!

Pertarungan Terakhir

Dukun yang mengirim santet itu tak tinggal diam. Mereka menggunakan Parang Maya, pusaka yang dipercaya bisa menyerang tanpa disentuh tangan manusia.  

Saat malam tiba, parang itu melayang di udara, menyerang rumah Pak Seno. 

Setiap kali parang menghantam perlindungan, terdengar suara dentuman keras.

Pak Seno semakin lemah. Lilis menangis, sementara Pak Long mencoba melawan dengan mantra-mantra terakhirnya.  

Dalam pertarungan itu, Pak Long akhirnya berhasil menangkal ilmu hitam yang menyerang mereka. 

Parang Maya jatuh ke tanah, dan si pengirim santet mengalami kekalahan besar.  

Namun, sebelum pergi, ia berbisik, "Dendam ini belum selesai."  

Baca Juga: 17 Ciri-Ciri Orang yang Terkena Santet dan Cara Mengatasinya

Akhir yang Tak Benar-benar Berakhir

Pak Seno selamat, tapi ia tahu bahwa desa ini menyimpan rahasia yang lebih besar dari yang bisa ia pahami.  

Perang santet itu tak benar-benar berakhir, hanya tertidur sementara, menunggu saat yang tepat untuk bangkit kembali.

Sejak kejadian itu, Pak Seno memutuskan tetap mengajar di Desa Barito. 

Bukan hanya karena murid-muridnya, tetapi karena ia tahu bahwa beberapa pertempuran tak bisa ditinggalkan begitu saja. 

Di bawah langit Kalimantan yang cerah, Pak Seno berjalan menuju sekolah. 

Namun, di sudut desa, seseorang sedang merapal mantra baru. Dendam lama masih mengintai.

Baca Juga: 6 Ciri Orang Calon Tumbal Pesugihan Beserta Cara Menangkalnya

Ilustrasi Perang Santet.

Kisah Pak Seno di Desa Barito mengungkap sisi lain kehidupan masyarakat pedalaman Kalimantan yang masih erat dengan kepercayaan akan ilmu gaib dan perang santet. 

Di balik keheningan dan keindahan desa, tersembunyi konflik lama yang terus membara, diwariskan dari generasi ke generasi.  

Pak Seno yang awalnya hanya ingin mengajar, tanpa sadar terseret dalam pusaran konflik yang tak kasat mata. 

Pengalaman mistis yang ia alami menjadi bukti bahwa ada hal-hal yang tak bisa dijelaskan hanya dengan logika.

Meskipun berhasil selamat berkat bantuan Pak Long, perang santet di Desa Barito belum benar-benar berakhir.

Para pelaku mungkin telah kalah untuk sementara, tetapi dendam lama selalu mencari celah untuk bangkit kembali.  

Kisah perang santet ini menjadi pengingat bahwa di beberapa tempat, ilmu hitam masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. 

Nah terkadang, pertempuran yang paling mengerikan bukanlah yang terlihat, tetapi yang bersembunyi dalam bayangan. Sama seperti halnya perang santet di Kalimantan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: YouTube