INDOZONE.ID - Pesugihan merupakan salah satu praktik mistis yang dipercaya mampu mendatangkan kekayaan secara instan.
Di Indonesia, berbagai jenis pesugihan telah menjadi legenda, dan salah satunya yang jarang terdengar namun tak kalah seram adalah Pesugihan Sate Gagak.
Kisah ini diungkapkan oleh seorang tokoh yang kita sebut sebagai Mbah Somo (nama samaran), seorang pria berusia 86 tahun yang masih sehat dan ingatannya tajam.
Baca Juga: Misteri Alas Ketonggo: Hutan Angker di Ngawi yang Dipercaya Sebagai Tempat Pesugihan
Mbah Somo menceritakan pengalamannya di tahun 1988, saat ia mencoba ritual pesugihan ini di Alas Purwo, sebuah hutan keramat di Pulau Jawa.
Ritual ini melibatkan praktik berjualan sate dari daging burung gagak.
Namun, gagak yang digunakan tidak bisa dibeli di pasar, melainkan harus ditangkap sendiri dari alam liar.
Mbah Somo membutuhkan waktu sekitar tiga hingga empat hari untuk menangkap dua burung gagak, yang kemudian ia sembelih, kuliti, dan dijadikan sate seperti pada umumnya.
Baca Juga: Mengungkap Kisah Mistis Pesugihan Penjual Hewan Kurban Idul Adha
Ritual Menjual Sate Gagak
Setelah menangkap gagak, sate tersebut dibakar menggunakan arang dan dijual.
Namun, ini bukanlah sate biasa, karena yang datang membeli bukanlah manusia melainkan makhluk halus.
Di hari pertama berjualan, Mbah Somo mengaku didatangi oleh sosok astral menyeramkan, seperti kuda berkepala manusia, yang dalam keyakinan Islam mungkin dianggap sebagai jin.
Baca Juga: Misteri Tempat Pesugihan Kandang Bubrah Paling Terkenal di Wonogiri
Selain itu, pelaku pesugihan harus menyediakan tempat pesugihan khusus sebagai tempat menyimpan uang hasil penjualan sate gagak.
Menurut Mbah Somo, hasil dari penjualan tidak selalu berupa uang, melainkan bisa berupa emas atau pusaka yang didapatkan dari makhluk halus tersebut.
Hal ini berbeda dengan banyak konten yang sering beredar di internet, yang mengklaim pesugihan ini hanya menghasilkan uang.
Baca Juga: Misteri Tempat Pesugihan Gunung Srandil di Cilacap Jawa Tengah
Proses dan Persyaratan Ritual Pesugihan Sate Gagak
Ritual pesugihan ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Tempat berjualannya harus ditentukan oleh dukun atau orang pintar yang mengarahkan pelaku.
Selain itu, ada syarat lain, yaitu menyiapkan uang pancingan sebesar Rp10.000 (atau nominal yang diingat oleh Mbah Somo), yang berfungsi sebagai "undangan" bagi makhluk halus untuk datang dan membeli sate.
Baca Juga: Misteri Alas Purwo Banyuwangi, Mengungkap Kisah-Kisah Legendaris di Hutan Tertua Pulau Jawa
Namun, tidak semua orang sanggup menjalani pesugihan ini hingga tuntas. Mbah Somo hanya mampu berjualan sampai hari ketiga.
Ia memutuskan untuk berhenti karena tidak tahan lagi melihat sosok-sosok astral yang semakin menyeramkan.
Beberapa di antaranya begitu di luar nalar manusia, membuatnya takut dan tidak sanggup melanjutkan.
Baca Juga: Kisah Horor Mbah Masirin, Nekat Daki Gunung Lawu Sendirian di Bulan Suro
Pesugihan sate gagak hanyalah salah satu dari sekian banyak ritual yang diyakini bisa mendatangkan kekayaan secara cepat.
Namun, pesugihan selalu diiringi dengan konsekuensi yang berat, baik dari sisi mental maupun spiritual.
Bagi Mbah Somo, pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga bahwa segala hal yang didapatkan secara instan, terutama dengan melibatkan dunia gaib, selalu memiliki harga yang harus dibayar.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube @Bimo Hakito