INDOZONE.ID - Malam Satu Suro merupakan malam yang sakral dan penuh misteri bagi sebagian masyarakat Jawa, terutama bagi penganut kejawen.
Malam ini dianggap sebagai malam yang sangat angker, di mana para makhluk gaib diyakini memiliki kekuatan besar.
Banyak cerita mistis dan pengalaman menyeramkan yang beredar mengenai Malam Satu Suro, menjadikannya malam yang penuh aura mistis.
Namun, apa sebenarnya alasan Malam Satu Suro terkenal mistis dan mencekam?
Latar Belakang Malam Satu Suro
Sejarah dan Kepercayaan
Malam Satu Suro bertepatan dengan pergantian tahun dalam kalender Hijriyah, yang juga dikenal sebagai Tahun Baru Islam. Bagi masyarakat Jawa, khususnya penganut kejawen, malam ini memiliki makna spiritual yang mendalam.
Mereka meyakini bahwa Malam Satu Suro adalah waktu di mana dunia gaib berinteraksi lebih dekat dengan dunia manusia. Kepercayaan ini telah diwariskan secara turun temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jawa.
Pandangan Mistis dan Mitos
Dalam kepercayaan Jawa, Malam Satu Suro dianggap sebagai malam yang paling buruk dalam satu tahun. Banyak yang percaya bahwa malam ini membawa kesialan dan bencana bagi manusia.
Oleh karena itu, orang Jawa zaman dahulu menghindari mengadakan pesta atau hajatan pada malam ini, termasuk pernikahan, karena diyakini akan mendatangkan malapetaka.
Baca Juga: Melihat Petilasan Sang Peramal Jayabaya yang Kerap Dikunjungi Peziarah saat Malam 1 Suro
Selain itu, ada kepercayaan bahwa pada Malam Satu Suro, arwah leluhur akan kembali dan mengunjungi keluarga mereka di rumah.
Hal ini dianggap sebagai waktu yang penuh dengan aktivitas supranatural, di mana makhluk gaib berkeliaran lebih bebas dibandingkan malam lainnya.
Ritual dan Tradisi Malam Satu Suro
Ruwatan dan Tolak Bala
Untuk menghindari kesialan yang diyakini akan datang pada Malam Satu Suro, masyarakat kejawen melakukan berbagai ritual ruwatan.
Ruwatan adalah upacara yang bertujuan untuk membersihkan diri dari nasib buruk dan menghindari gangguan makhluk gaib.
Beberapa kriteria orang yang harus diruwat di antaranya adalah:
- Ontang-anting: Putra-putri tunggal.
- Kedono-kedini: Sepasang putra-putri.
- Sendang kapit pancuran: Satu putra diapit oleh dua orang putri.
Orang-orang yang memenuhi kriteria ini dipercaya rentan terhadap serangan Batara Kala, simbol kejahatan dalam mitologi Jawa. Melalui ruwatan, mereka diharapkan bisa terhindar dari bahaya tersebut.
Kisah Seram dan Tumbal Pesugihan
Cerita lain yang menambah kengerian Malam Satu Suro adalah keyakinan bahwa arwah orang-orang yang dikorbankan untuk tumbal pesugihan (ritual pengorbanan untuk mendapatkan kekayaan), akan dilepaskan pada malam ini.
Arwah-arwah ini diberi kebebasan sebagai bentuk balasan atas pengabdian mereka selama setahun penuh. Cerita-cerita ini menambah aura menyeramkan Malam Satu Suro dan membuat banyak orang waspada dan berhati-hati.
Pandangan Islam terhadap Malam Satu Suro
Bulan Muharram dalam Islam
Bulan Muharram, yang dikenal sebagai Bulan Suro oleh masyarakat Jawa, adalah salah satu dari empat bulan suci dalam Islam.
Dalam ajaran Islam, Muharram adalah bulan yang dimuliakan dan memiliki banyak keutamaan. Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal baik pada bulan ini.
Larangan Terhadap Kepercayaan Mistis
Islam tidak membenarkan keyakinan terhadap hal-hal mistis yang sering dikaitkan dengan Malam Satu Suro. Mengaitkan kesialan dengan waktu tertentu adalah perbuatan yang dianggap syirik dan termasuk dosa besar dalam Islam.
Baca Juga: Sambut Malam 1 Suro, Lautan Manusia Rebutan Buceng Purak, Apa Manfaatnya?
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa kesialan atau keberuntungan bukanlah hasil dari waktu atau tanggal tertentu, melainkan dari kehendak Allah SWT. Oleh karena itu, umat Muslim dilarang untuk mempercayai bahwa Malam Satu Suro membawa sial atau bencana.
Malam Satu Suro memang penuh dengan misteri dan cerita-cerita mistis yang telah menjadi bagian dari budaya Jawa.
Kepercayaan terhadap malam ini membawa berbagai ritual dan tradisi yang bertujuan untuk menghindari nasib buruk dan gangguan makhluk gaib.
Namun, dari perspektif Islam, mengaitkan kesialan dengan Malam Satu Suro adalah perbuatan yang tidak dibenarkan.
Meskipun demikian, kepercayaan dan tradisi ini tetap hidup dan menjadi bagian dari kekayaan budaya masyarakat Jawa, yang terus menarik perhatian dan rasa penasaran banyak orang.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Youtube @Larasati Channel