Dahulu Ramai, Kini Sunyi dan Menakutkan! 7 Kota Mati di Indonesia yang Ditinggalkan Warganya

Di Indonesia, fenomena kota mati menjadi bagian dari cerita misteri yang menyisakan tanda tanya.

INDOZONE.ID - Di Indonesia, fenomena kota mati menjadi bagian dari cerita misteri yang menyisakan tanda tanya. Di Indonesia juga terdapat beberapa kota mati yang ditinggalkan oleh warganya.

Padahal dahulu kota-kota yang kini bak kuburan, sunyi dan tak ada kehidupan melainkan kota yang sangat ramai. Berbagai alasan mengapa kota-kota tersebut kini ditinggalkan oleh warganya.

Baca Juga: Melacak Jejak Sejarah Barongsai: Simbolisme dan Makna dalam Perayaan Imlek

Berikut 7 Kota mati di Indonesia yang sudah ditinggalkan warganya:

1. Marina City di Batam, Kepulauan Riau

Di Indonesia, fenomena kota mati menjadi bagian dari cerita misteri yang menyisakan tanda tanya.

Marina City adalah sebuah kompleks perkotaan yang dulunya menjadi pusat kegiatan ekspatriat dari Malaysia dan Singapura di sekitar pelabuhan besar.

Lokasinya yang strategis, membuat Marina City menjadi pusat perjudian di Indonesia, terutama pada malam hari. Bahkan Marina City sempat dijuluki Las Vegas-nya Indonesia.

Namun, situasinya berubah drastis ketika pemerintah Indonesia di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk melarang praktik perjudian. Marina City perlahan ditinggalkan, larangan ini menyebabkan penurunan aktivitas di Marina City secara signifikan.

Pengunjung yang biasanya ramai berangsur-angsur sepi, dan bisnis-bisnis yang bergantung pada industri perjudian mulai merosot. Bangunan-bangunan yang dulunya ramai kini menjadi kosong dan memprihatinkan.

Baca Juga: Imlek Identik dengan Hujan: Mitos atau Fakta?

2. Blok Tarikolot di Majalengka, Jawa Barat

Di Indonesia, fenomena kota mati menjadi bagian dari cerita misteri yang menyisakan tanda tanya.

Blok Tarikolot terletak di Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Pada tahun 2006, Blok Tarikolot mengalami bencana longsor yang mengakibatkan ratusan rumah rusak.

Pemerintah setempat merelokasi 253 Kepala Keluarga ke Blok Buahlega oleh, karena Blok Tarikolot ditetapkan sebagai zona merah bencana oleh Badan Geologi.