Rabu, 23 APRIL 2025 • 17:00 WIB

Pertempuran Meester Cornelis: Gerbang Utama Kerajaan Inggris dalam Menduduki Hindia Belanda

Author

Ilustrasi perang Jawa.

INDOZONE.ID - Kekalahan Belanda atas Prancis pada perang yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte membuat Prancis mendapat kuasa penuh terhadap Pulau Jawa.

Pulau Jawa saat itu dipimpin oleh seorang gubernur jenderal bernama Herman Willem Daendels (1762-1818), Daendels ditugaskan Napoleon Bonaparte untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Kerajaan Inggris.

Salah satu bukti Daendels melaksanakan tugasnya selain membangun Jalan Raya Pos adalah membangun benteng pertahanan di Kota Batavia (Jakarta).

Sesuai namanya benteng ini terletak di Wilayah Meerster Cornelis (Jatinegara), benteng ini memiliki bentuk seperti Bintang Tujuh dengan panjang sekitar 1.600 meter dan lebar sekitar 550-730 meter.

Pertahanan benteng ini dilengkapi dengan 280 meriam yang dipasang di dinding dan benteng pertahanan, selain itu benteng ini juga mampu menampung lebih dari 17.000 prajurit.

Melihat Pulau Jawa dalam kendali Prancis, Lord Minto, Gubernur Jenderal Kerajaan Inggris, berencana untuk mengurangi intervensi Prancis terhadap Pulau Jawa yang saat itu dipimpin oleh pengganti Daendels, Jan Willem Jansenss.

Baca Juga: Ajian Jolo Sutro: Ilmu Pengasihan yang Nggak Cuma Bikin Jatuh Cinta, Tapi Juga Membersihkan Hati

Pada Pertengahan 1811, Lord Minto menjalankan rencananya dengan mengirimkan sebuah ekpedisi militer menuju Pulau Jawa. Ekspedisi ini dipimpin oleh seorang warga Amerika yang pernah membantu Inggris dalam Perang Kemerdekaan Amerika, Letnan Jenderal Sir Samuel Auchmuthy.

Sebanyak 12.000 tentara dan 100 kapal dalam tersebut tiba di Teluk Batavia pada Tanggal 4 Agustus 1811 dan segera melakukan penyerangan terhadap Batavia pada pukul sebelas malam.

Setelah meraih kemenangan terhadap Prancis di Batavia, pada tanggal 10 Agustus Pasukan Inggris bergerak menuju Benteng Meester Cornelis yang saat itu menjadi kamp Militer Prancis.

Alasan Inggris menyerang benteng tersebut, karena Meerster Cornelis terletak pada jalur penghubung antara Batavia dengan Buitenzorg (Bogor) yang memungkinkan Inggris untuk mengakses wilayah wilayah penting di seluruh Pulau Jawa

Jalannya Pertempuran

Pada tanggal 14 Agustus 1811, Inggris memulai serbuan meriam di sisi utara benteng Meester Cornelis, menandai awal dari pertempuran yang sengit. Selama beberapa hari berikutnya, terjadi baku tembak intens antara pasukan Prancis dan Inggris, dengan kedua belah pihak saling berusaha untuk mendapatkan keunggulan.

Baca Juga: Kisah Mistis Buaya Putih: Rahasia Kelam dari Desa Pinggir Hutan

Pada pagi buta tanggal 22 Agustus, Prancis melancarkan serangan cepat yang berhasil merebut tiga meriam milik Inggris. Namun, keuntungan tersebut tidak bertahan lama karena mereka segera didorong kembali oleh Resimen Serdadu ke-69 milik Inggris.

Pertempuran sempat mereda pada tanggal 23 Agustus, tetapi kembali memanas pada tanggal 24 Agustus ketika posisi pasukan Prancis semakin memburuk. Seorang pengkhianat di dalam barisan mereka membantu Jenderal Rollo Gillespie untuk merebut dua dari tiga benteng kunci pertahanan Meester Cornelis.

Meskipun Gillespie sedang sakit, ia tetap melanjutkan serangan dan berhasil merebut benteng terakhir, serta menangkap Jenderal Jauffret dari pihak Prancis. Namun, upaya Inggris untuk mengakses gudang amunisi benteng terhalang setelah dua mayor Belanda mengorbankan diri dengan meledakkan gudang tersebut.

Kehilangan tiga benteng kunci secara drastis menurunkan moral sebagian besar pasukan Prancis. Banyak tentara Belanda yang berada di pihak Prancis juga melakukan desersi dan menyatakan ketidaksetiaan mereka terhadap Prancis.

Pada tengah malam tanggal 25 Agustus, dalam penyerbuan yang dilakukan Inggris, bendera Inggris berhasil berkibar di benteng tersebut setelah pertempuran yang sangat sengit.

Keberhasilan ini tidak hanya menandai kemenangan strategis bagi Inggris, tetapi juga mengubah peta kekuasaan di Pulau Jawa yang sebelumnya berada di bawah kendali Prancis dan Belanda.

Dampak Pertempuran

Pertempuran tersebut menghasilkan korban yang cukup besar, Sejarah mencatat sebanyak empat puluh perwira Prancis tewas, enam puluh tiga terluka, dan 230 tertangkap, termasuk dua Jenderal Perancis.

Hampir 5000 pasukan tertangkap, termasuk dua perwira Jenderal, 34 petugas lapangan, 70 kapten dan 150 perwira bawahan. Sekitar 1000 pasukan prancis ditemukan tewas di dalam benteng.

Sedangkan Pihak Inggris mendapatkan kerugian korban luka, tewas, hilang sebanyak 736 serdadu Eropa dan 153 serdadu India. Kejatuhan Meester Cornelis membuat Janssen melarikan diri ke Bogor, akan tetapi terpaksa kembali melarikan diri menuju Jawa Tengah setelah Pasukan Inggris mendekat.

Pengejaran berakhir setelah Janssen menyerah di Tuntang pada 16 September 1811 yang dikenal dengan perjanjian Tuntang. Perjanjian ini menandakan peralihan kekuasaan dari Pemerintahan Prancis terhadap Pemerintahan Inggris.


Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: The Naval History Of Great Britain