Kondisi Masyarakat Jepang pada Masa Edo di Bawah Shogun Tokugawa: Terbagi ke Beberapa Kelas Sosial
INDOZONE.ID - Masa Edo (1603–1868) merupakan periode penting dalam sejarah Jepang, yang ditandai dengan stabilitas politik oleh pemerintahan Keshogunan Tokugawa Ieyasu.
Selama hampir tiga abad, keshogunan ini mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat Jepang, termasuk struktur sosial, ekonomi, dan budaya.
Pada masa ini, dengan jumlah penduduk sekitar 29 juta orang, masyarakat Jepang terbagi menjadi empat kelas sosial utama, yaitu Samurai (Bushi), Petani (Noomin), Pekerja (Shokkoo), dan Pedagang (Shoonin), yang dikenal dengan singkatan Shi-Noo-Koo-Shoo.
Selain itu, terdapat pula kelas bangsawan (Kuge) yang tidak memiliki kekuasaan politik signifikan.
Sementara itu, kekuasaan dipegang oleh kaum Buke yang terdiri dari Shogun dan Daimyo.
Baca Juga: Peran Penting Daimyō di Zaman Edo Jepang: Dari Fudai Hingga Tozama
Kelas Sosial di Masa Edo
1. Samurai: Kelas ini berfungsi sebagai prajurit dan pejabat pemerintahan, berperan dalam menjaga keamanan serta menjalankan administrasi pemerintahan Bakufu (pemerintahan keshogunan).
Meskipun memiliki status tinggi, kondisi keuangan mereka mulai menurun seiring berjalannya waktu, terutama karena utang yang mereka miliki kepada pedagang.
2. Petani: Kelas petani merupakan tulang punggung ekonomi Jepang karena mereka menyuplai beras sebagai sumber utama pangan.
Meskipun mereka berada di urutan kedua dalam struktur sosial, petani sering menderita karena pajak yang tinggi yang harus mereka bayar kepada penguasa, membuat kehidupan mereka sulit.
3. Pekerja dan Pedagang: Kaum pekerja dan pedagang, meskipun berada di bawah petani dalam tatanan sosial, menikmati peningkatan status ekonomi. Kebijakan Sankin Kotai, yang mengharuskan para Daimyo tinggal setengah tahun di Edo dan setengah tahun di wilayah mereka. Itu mendorong pertumbuhan perdagangan.
Pedagang dan perajin memanfaatkan situasi ini, untuk mendapatkan keuntungan signifikan, dan membangun kekayaan yang memungkinkan mereka berinteraksi serta menikah dengan bangsawan maupun samurai.
Di luar empat kelas utama tersebut, terdapat pula kelas dianggap rendah, yakni kaum Eta (unclean people) dan Hinin (nonhumans), yang dinilai sebagai penjahat dan pengacau keamanan.
Dinamika Ekonomi dan Perubahan Sosial
Masa Edo juga menyaksikan perkembangan ekonomi pesat. Kebijakan Sankin Kotai yang memaksa para daimyo menghabiskan waktu di Edo, memperkuat perdagangan dan memperkaya kelas pedagang.
Munculnya sistem moneter yang menggantikan barter beras, membawa perubahan signifikan dalam hubungan ekonomi.
Pertumbuhan ini tidak hanya mendorong kemajuan ekonomi, tetapi juga mengubah struktur sosial. Perubahan tersebut memungkinkan kelas pedagang dan pekerja, memiliki lebih banyak pengaruh, menciptakan dinamika baru di masyarakat.
Baca Juga: Legenda Kelam Ubasute di Jepang: Tradisi Buang Orang Tua di Hutan!
Dampak perubahan ini sangat signifikan, berperan sebagai faktor kunci yang mengarah pada Restorasi Meiji pada 1868. Itu menandai lahirnya Jepang sebagai negara yang modern.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Suherman, E. (2004). Dinamika Masyarakat Jepang Dari Masa Ed