Sabtu, 17 AGUSTUS 2024 • 10:48 WIB

Pertempuran Acosta Nu, Ketika Pasukan Aliansi Brazil & Argentina Membantai Pasukan Anak Paraguay

Author

Lukisan Batalha de Campo Grande

INDOZONE.ID - Di pertengahan tahun 1869, Pasukan Paraguay menarik diri dari pertempuran usai kota Asuncion dikuasai oleh pasukan aliansi.

Di sisi lain, Presiden Paraguay saat itu, Francisco Solano Lopez terus mendesak pasukannya yang sudah babak belur untuk terus bertempur. Hal ini sejalan dengan upaya pasukan aliansi Brazil dan Argentina yang terus berusaha menyerang Paraguay supaya mereka mau menyerah.

Di tanggal 15 Agustus 1869, pasukan aliansi mulai menguasai kota Caacupe, Paraguay sebagai upayanya untuk mencegat pasukan Paraguay. Namun sayang, mereka terlambat karena pasukan Paraguay sudah pindah ke kota Caraguatay.

Baca Juga: Kisah Frank Serpico, Sang Polisi Legendaris Amerika yang Mengungkap Kebobrokan NYPD

Pasukan aliansi pun tidak menyerah dan memilih untuk menyusul pasukannya Lopez. Tak hanya itu, pasukan aliansi juga menyiapkan tentaranya di kota Eusebio Ayala sebagai antisipasi jika pasukan Paraguay mencoba melarikan diri lagi.

Pada 16 Agustus 1869, pasukan Paraguay di bawah komando Bernardino Caballero hampir sampai di Eusebio Ayala. Dalam perjalanannya, Bernardino membawa 4.300 orang prajurit dan 12 buah meriam.

Sesampainya mereka di kawasan Acosta Ñu, mereka dicegat oleh pasukan aliansi yang sudah menunggu kehadiran mereka sejak hari sebelumnya. Pertarungan pun tak dapat dihindarkan.

Baca Juga: Kisah Buford Pusser, Sang Sheriff Legendaris yang Jago Menangkap Penjahat Sekaligus Otak Pembunuh

Pertempuran ini terjadi mulai pukul 08:30 waktu setempat dan berlangsung selama 8 jam. Dan hasilnya, pasukan Paraguay kalah telak dari pasukan aliansi. Dalam upaya pelariannya pun, pasukan Paraguay dihadang oleh pasukan aliansi, membuat mereka terjebak di medan pertempuran.

Hal mengejutkan pun terjadi usai pertempuran ini, dimana pada kenyataannya, pasukan Paraguay memakai jasa anak-anak sebagai tentaranya. Mereka diprediksi berusia 9-15 tahun.

Pada awalnya, pasukan aliansi mengira kalau lawan mereka adalah prajurit biasa yang sudah berusia dewasa. Tapi setelah mereka memeriksa mayat korbannya, ternyata lawannya adalah sekelompok anak yang menggunakan kumis dan janggut palsu.

Lukisan Prajurit Anak-Anak Paraguay

Dari pertempuran tersebut, sebanyak 2.000 anak meninggal dan 1.500 anak lainnya ada yang ditangkap dan mengalami luka-luka. Di antara pasukan Paraguay yang tertangkap dan terluka, ada juga yang sudah berusia lanjut.

Pertempuran ini menjadi alasan utama diadakannya Hari Anak Nasional di Paraguay. Acara tahunan ini dirayakan setiap tanggal 16 Agustus sejak tahun 1948 sampai sekarang.*** 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: