Kamis, 20 MARET 2025 • 14:05 WIB

Ilmuwan Ungkap Fakta Mengejutkan setelah Kematian, Benarkah Jiwa Meninggalkan Tubuh?

Author

Ilmuwan Temukan Bukti Jiwa Keluar Dari Tubuh Saat Kita Meninggal.

INDOZONE.ID - Pernah kepikiran nggak sih apa yang sebenarnya terjadi saat kita meninggal? Apakah segalanya langsung gelap begitu saja?

Sebuah penelitian terbaru mencoba mengungkap misteri ini dan menemukan bukti mengejutkan yang membuat kita berpikir ulang tentang kehidupan menjelang kematian.

Dr. Stuart Hameroff, seorang ahli anestesi dan profesor di Universitas Arizona, mengungkapkan penelitiannya mengenai masalah ini.

Baca Juga: Teori Konspirasi Adolf Hitler, Pemimpin Nazi Jerman yang Masuk Islam dan Meninggal di Sumbawa

Para ilmuwan memasang sensor kecil di otak tujuh pasien yang sakit parah dan hanya memiliki beberapa menit tersisa untuk hidup mereka.

Dengan perangkat canggih itu, mereka merekam tekanan darah dan detak jantung para pasien hingga akhirnya turun ke nol, menandakan kematian klinis.

Cukup mengejutkan ketika elektroensefalogram (EEG) menunjukkan adanya lonjakan aktivitas listrik yang terjadi setelah kematian.

"Mereka melihat semuanya hilang dan kemudian muncul aktivitas ini saat tidak ada tekanan darah, tidak ada detak jantung. Jadi itu bisa jadi pengalaman mendekati kematian, atau mungkin juga jiwa yang meninggalkan tubuh," jelas Stuart seperti dilansir Unilad, Kamis (20/3/2025).

Ilmuwan berpendapat, aktivitas tersebut mungkin menandakan kesadaran yang meninggalkan tubuh. Para ahli juga menyebut, lonjakan energi itu sebagai "hal terakhir yang hilang" dalam proses kematian.

"Intinya adalah hal ini menunjukkan bahwa kesadaran sebenarnya, mungkin, merupakan proses berenergi sangat rendah," tambahnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa fenomena ini cukup dapat direproduksi, meskipun tidak terjadi pada semua pasien, tetapi sekitar 50 persen dari mereka menunjukkan pola serupa saat diukur.

Ilustrasi sakit menjelang kematian.

Baca Juga: Mistos atau Fakta: Orang Jawa Berada di Mana-mana, Yuk Sama-sama Kita Pahami!

Para peneliti juga memiliki penjelasan lain, di mana mereka berpendapat bahwa lonjakan aktivitas ini mungkin terjadi ketika otak kekurangan oksigen saat proses kematian berlangsung.

Namun, ada teori yang lebih menarik. Dalam serial dokumenter Through the Wormhole di The Science Channel, Stuart menjelaskan jika jantung berhenti berdetak, darah berhenti mengalir, dan mikrotubulus kehilangan keadaan kuantumnya.

Informasi kuantum dalam mikrotubulus tidak hancur, tidak dapat dihancurkan, dan hanya didistribusikan serta disebarkan ke seluruh alam semesta.

Jika seorang pasien dihidupkan kembali setelah mengalami kematian klinis, informasi kuantum dalam otaknya bisa kembali ke sel-sel saraf, sehingga pasien mungkin mengingat pengalaman mendekati kematian.

Namun, jika pasien tidak dapat diselamatkan, informasi kuantum tersebut mungkin tetap ada di luar tubuh untuk waktu yang tidak terbatas, bisa diartikan sebagai keberadaan jiwa setelah kematian.

"Dalam praktik perawatan kritis kami, kami menghabiskan banyak waktu dengan keluarga yang berduka. Dalam interaksi ini, kami menemukan bahwa gagasan bahwa 'sesuatu' terjadi pada saat kematian dapat memberikan ketenangan bagi keluarga." ujar para ahli mengenai kesimpulan dari penelitian ini.

Jadi, apakah ini bukti bahwa jiwa benar-benar meninggalkan tubuh saat kita meninggal? Atau ini hanya fenomena otak yang belum sepenuhnya kita pahami?

Penulis: Eliani Kusnedi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Unilad.com