INDOZONE.ID - Aurora adalah sebutan untuk fenomena alam yang ditandai dengan munculnya pancaran cahaya berwarna-warni di langit kutub utara dan Selatan.
Aurora dapat terjadi karena adanya interaksi antara partikel dari matahari dan atmosfer bumi.
Fenomena Ini terjadi ketika angin matahari yang terdiri dari partikel bermuatan, bertabrakan dengan lapisan atmosfer bumi.
Fenomena tersebut terjadi pada bulan September – Oktober dan Maret – April di negara Islandia, Norwegia, Finlandia, Kanada, Amerika Selatan, dan lainnya.
Sesuai dengan letak geografisnya, aurora terbagi menjadi dua, yaitu aurora Borealis untuk wilayah kutub utara, dan aurora Australis untuk kutub selatan.
Selain penjelasan tentang aurora yang sangat informatif, ternyata asal-usul fenomena tersebut tidak kalah menarik, lho! Mari simak penjelasan di bawah ini.
Galileo Galilei Sang Pencetus Ungkapan Aurora
Pada tahun 1961, Galileo Galilei, seorang astronom, menyaksikan cahaya utara, lalu ia menciptakan sebuah istilah aurora Borealis (aurora berarti dewi fajar, sedangkan borealis untuk dewa angin utara Yunani).
Baca Juga: Penampakan Aurora di Luar Angkasa Diabadikan Astronot NASA, Super Cantik seperti Gak Nyata
Satu abad setelahnya, Edmun Halley, astronom inggris, mengira bahwa cahaya berasal dari material yang keluar dari retakan bumi.
Barulah pada tahun 1908, Kristian Birkeland dari Norwegia menyajikan teori yang akurat tentang proses terjadinya aurora.
Di balik Sejarah panjangnya, aurora menyimpan mitos unik yang berbeda-beda di setiap negara. Penasaran?
Mitos Aurora Borealis dari Berbagai Negara
1. Finlandia
Dalam bahasa Finlandia, istilah untuk Aurora adalah "revontulet" yang secara harfiah berarti api rubah.
Cerita legenda Finlandia menyatakan, bahwa aurora terjadi ketika ekor rubah menyentuh tanah, lalu api itu berkilauan dan bersinar.
Saat rubah melompat melalui malam, cahaya ini menyebar ke langit.
2. Suku Inuit (Amerika Utara)
Berbeda dengan Finlandia, suku inuit menyebut aurora sebagai aqsarnirq atau pemain bola. Masyarakat percaya bahwa di aurora, terdapat jiwa orang mati yang menari.
Terkadang, roh membawa obor untuk membimbing mereka yang masih hidup. Adapun pada kesempatan lain, mereka bermain sepak bola dengan tengkorak walrus, meluncur, dan menari di langit.
3. Suku Anishinaabe
Masyarakat adat Kanada dan Amerika Serikat percaya kedatangan aurora sebagai peringatan, bahwa mereka tidak sendirian.
Banyak hal-hal yang menanti setelah kehidupan di bumi.
4. Skandinavia
Orang Swedia percaya bahwa cahaya utara mencerminkan gerombolan ikan haring dan ketika melihatnya dianggap sebagai pertanda keberhasilan besar dalam memancing.
Di sisi lain, orang Denmark meyakini bahwa aurora adalah hasil dari kompetisi angsa musim dingin yang terbang ke utara.
Beberapa angsa bahkan membeku dalam perjalanan mereka. Namun ketika mereka berhasil melepaskan diri, cahaya aurora dianggap sebagai pantulan es yang terlepas dari sayap mereka.
Baca Juga: Potret Pertama Aurora Ditemukan dalam Teks China Kuno, Muncul Pertama Kali Abad ke-10 SM
Dengan demikian, dalam berbagai kebudayaan, keyakinan tentang Cahaya Utara memberikan warna dan keajaiban pada interpretasi setiap penampilannya.
Meskipun setiap negara memiliki mitos dan cerita yang berbeda, tetapi keindahan aurora tetap memukau dan menginspirasi imajinasi manusia di seluruh dunia, termasuk masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, bagi orang Indonesia yang ingin menyaksikan keindahan Aurora Borealis di kutub utara, terdapat beberapa cara yang dapat kamu lakukan, seperti di bawah ini:
Kamu dapat menggunakan jasa tur Aurora yang akan mempermudah perjalanan dengan aman dan nyaman.
Akan tetapi, apabila kamu ingin melakukan perjalanan sendiri, kamu disarankan untuk memilih periode yang sesuai, yakni sekitar bulan September - Oktober atau Maret - April.
Setelah itu, pilihlah lokasi wisata di negara-negara seperti Islandia, Norwegia, dan Finlandia.
Selanjutnya, sewa tempat penginapan yang dekat dengan cahaya aurora tersebut, agar kamu dapat menikmati fenomena alam secara mudah.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: National Geographic